UBB Press/eddy jajang
LADA UNGGUL -- Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc (kiri) sedang menjelaskan sisi-sisi keunggulan yang dimiliki varietas lada unggul UBB kepada peneliti National University of Singapore (NUS) di kebun lada Kampus Terpadu UBB, Balunijuk, belum lama ini.
MERAWANG, UBB -- Permintaan bibit dari enam varietas lada unggul yang dibudidayakan Universitas Bangka Belitung (UBB) mulai berdatangan. Pesanan itu di antaranya datang Bupati Bangka H Tarmizi Saat. Ia memesan 600 batang bibit unggul; langsung dari penginisiasinya: Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc.
“Saya pesan masing-masing seratus batang untuk tiap variestas lada unggul itu. Berapa harga per batangnya prof? O ... ya termasuk juga saya pesan pupuk organik cairnya; saya pesan lima liter!,” ujar Tarmizi Saat ketika tampil sebagai pembicara dalam kuliah umum pada Hari Penanaman Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional 2017 di depan hutan Konservasi Universitas Bangka Belitung (UBB), Balunijuk, Kamis (21/12/2017).
Pada sesi tanya-jawab acara yang dihadiri ratusan mahasiswa UBB, Stikes dan Pertiba itu, Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc (Wakil Rektor II UBB) mengiformasikan bahwa UBB sebagai lembaga pendidikan tinggi di daerah ini ikut dan proaktif mengatasi sejumlah persoalan yang melingkupi perladaan di Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
“Kami antara lain sudah membudidayakan enam varietas unggul lada. Kemudian kami pun sudah meracik dan membuat sendiri pupuk cair probiotik. Bahannya semua dari sini (Bangka Belitung) juga,” ujar Agus Hartoko.
Tiga dari enam varietas unggul lada UBB itu bernama Taijab, Merapin Daun Kecil dan Saijap. Produksinya per batang di atas empat kilogram -- jauh di atas varietas lokal yang sudah lama ada dan banyak ditanam petani.
“Kami sudah menguji DNA varietas lada unggul itu di laboratorium universitas terkenal di Jawa. Termasuk tingkat kepedesan atau piperin-nya pun sudah diuji. Hasilnya memuaskan,” terang Agus Hartoko.
Di kebun UBB, sudah ditanam 5.000 batang varietas lada unggul. Kini sudah berbunga lebat dan diperkirakan akan panen raya pada bulan April 2018.
“Di kebun UBB yang berlokasi di kampus terpadu ini, kami menanam nanas unggul dan pisang bertandan tiga,” ujar Agus Hartoko.
Tertarik dengan inovasi UBB itu Bupati Bangka Tarmizi Saat memesan 600 bibit varietas unggul lada dan lima liter pupuk organik cair berbentuk probiotik.
“Saya akan tanam; coba sendiri,” kata Tarmizi yang menyarankan petani menggunakan pupuk organik karena kini banyak ditemukan pupuk non organik yang palsu.
Agus Hartoko menerangkan UBB baru memproduksi 100 liter pupuk organik cair. Tetapi satu liter pupuk cair itu saja setelah diencerkan dengan air dapat digunakan oleh banyak pohon lada.
“Satu liter pupuk organik cair itu harganya Rp 50.000. Tapi kalau diencerkan, satu liter pupuk bisa menjadi sepuluh hingga dua puluh liter,” kata Agus Hartoko.
Dalam kesempatan itu Agus Hartoko juga menjelaskan UBB kini giat melakukan penelitian ke kawasan Tuing, Pulau Begadung dan sejumlah tempat di Pulau Bangka dan Belitung.
“Tuing akan kita calonkan sebagai geopark (taman bumi) di Pulau Bangka,” ujar Agus.
Alasannya, di samping banyak geosite (berupa batu granit) dan metamorf (batu muncul dari permukaan laut), yang sekaligus menjadi geowisata, Tuing pun dihuni berbagai suku dan budaya yang unik (geodiversity).
Menanggapi hal itu, Bupati Tarmizi Saat menegaskan ia sepakat dengan pencalonan Tuing sebagai kawasan geopark di Pulau Bangka.
“Kawasan Tuing itu luar biasa indahnya!,” tukas Tarmizi.
Agus juga mengusulkan agar Pemda Bangka membuat jalan lingkar di seputar Kampus Terpadu UBB di Balunijuk. Tujuannya agar akses jalan warga dan mahasiswa bisa punya alternaif lain. Selain jalan yang sudah dibangun.
Menanggapi usulan ini, Tarmizi mengemukakan karena kawasan ini berada di antara kabupaten dan kota Pangkalpinang maka diperlukan juga peran pihak provinsi.
“Untuk itu maketnya perlu dibuat bersama,” tukas Tarmizi (Eddy Jajang Jaya Atmaja)