Humas/haris dwi
LANTIK – Rektor UBB Dr Ir Muh Yusuf MSi melantik 85 pejabat di lingkungan UBB. Pelantikan dan pengembilan sumpah yang dihadiri Warek II Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc ini berlangsung di Ruang Rpat Besar UBB, Kampus Terpadu Balunijuik, Merawang, Rabu (03/01/2018) pagi.
MERAWANG, UBB -- Universitas Bangka Belitung (UBB) pada tahun 2018 ini akan melakukan perubahan-perubahan yang signifikan. Selain amanah dari rencana strategi (Renstra) UBB yang telah ditetapkan, perubahan signifikan itu dilakukan antara lain untuk menyejajarkan UBB dengan universitas lainnya yang telah lama berdiri.
“Walau usia UBB ini baru 11 tahun lebih, atau boleh dikata relatif muda sebagai universitas, tapi jadikanlah itu cambuk bagi kita untuk menyejajarkan UBB dengan universitas yang sudah lama berdiri!,” tukas Rektor UBB Dr Ir Muh Yusuf MSi ketika melantik dan mengambil sumpah 85 pejabat di lingkungan UBB di Ruang Rapat Besar Rektorat UBB, Kampus Terpadu Balunijuk, Rabu (03/01/2018) pagi.
Dalam acara yang dihadiri Wakil Rektor II UBB Prof Dr Ir Agus Hartoko MSc, rektor mengambil sumpah dan melantik Wakil Rektor I, III, dekan, wakil dekan dan ketua jurusan dari lima fakultas, kepala biro, kepala unit pelaksana teknis (UPT), kepala Laboratorium (Lab) dan sekretaris, kepala bagian dan kasub bagian di lingkungan UBB.
Untuk menyejajarkan UBB dengan universitas yang sudah senior, menurut Muh Yusuf, tidak bisa tidak maka semua elemen yang ada di UBB harus berkerja keras. Melakukan perubahan-perubahan secara cepat dan signifikan, serta menyusun program kerja dan ukuran pencapaiannya serta kerap mengevaluasi hasil kerja.
“Saya minta setiap dekan dan ketua jurusan membuat program kerja yang jelas, berserta capaian-capaiannya selama empat tahun ke depan. Program kerja itu tidak boleh dibuat sendiri, tapi harus melibatkan semua ‘level’ yang ada di fakultas,” tegas Muh Yusuf.
Diingatkan rektor, program kerja yang akan disusun di setiap fakultas itu selain mengakomodasi seluruh elemen yang ada di fakultas, juga harus terkait-erat dengan rencana strategi (renstra) yang sudah disusun dan ditetapkan pada lima fakultas di lingkungan UBB.
“Untuk menjadikan UBB sebagai universitas besar, tidak mungkin digarap sendiri-sendiri. Semua ‘level’ dan elemen yang ada, harus saling dukung dan menguatkan satu sama lainnya. Ke depan, kita bisa mewujudkan UBB lebih baik, lebih bagus, dan menjadikan UBB sebagai ‘research university’ pada tahun 2035,” ujar Muh Yusuf.
UBB berdiri pada tahun 2006. Kala itu berstatus swasta. Empat kemudian (2010), UBB beralih menjadi universitas negeri. Bersama universitas negeri lainnya, UBB terkategori sebagai PTNB (Perguruan Tinggi Negeri Baru).
Menurut Muh Yusuf, Gubernur Bangka Belitung Dr Erzaldi Rosman Djohan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap UBB, termasuk mendukung segenap upaya untuk membesarkan UBB sejajar dengan universitas yang sudah lebih lama beroperasi.
“Pemda memberi dukungan penuh, bahkan segala sesuatunya akan dibantu oleh Pak Gubernur! Saya bersama Direktur Polman diminta gubernur untuk bertemu Beliau pada minggu kedua bulan Januari ini,” ujar Muh Yusuf.
Diakui rektor saat UBB ini berada pada peringkat 246 dari seluruh universitas yang ada di Indonesia. Namun di penghujung tahun 2017, UBB telah menorehkan prestasi membanggakan, yakni berada di peringkat ke 30 di Indonesia dan 510 dunia untuk Universitas Indonesia (UI) GreenMetric di bidang komitmen dan aksi universitas untuk menuju lingkungan hijau yang berkelanjutan.
“Kebanggaan ini bukan hanya untuk UBB dan alumninya saja. Melainkan juga untuk masyarakat dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penghargaan ini merupakan salah satu jalan untuk menjadikan UBB sebagai universitas yang dikenal dan diakui di peringkat internasional. Tahun depan, peringkat UBB untuk UI GreenMetric akan lebih baik lagi karena didukung semua elemen,” tukas Muh Yusuf.
UI GreenMetric yang dimulai sejak tahun 2010, merupakan salah satu penilaian untuk merangking universitas tingkat dunia (World University Ranking). UI GreenMetric ini sejajar dengan penilaian universitas tingkat dunia lainnya, seperti THES, WeboMetric dan ARWU.
Penilaian UI GreenMetric mencakup enam kategori. Yaitu Settting and infrastructure (SI, tataruang dan infrastuktur kampus), Energy and Climate Change (EC, Perubahan Iklim dan Energi), Waste (WS, limbah), Water (WR, air), Transportation (TR, transportasi) dan Education (ED, pendidikan).
Di Indonesia, UI GreenMetric diikuti 57 universitas baik berstatus negeri maupun swasta yang terkemuka. Di antaranya UI, ITB, IPB, ITS, Undip, Universitas Airlangga, Universitas Semarang (Unesa), Unpad, Unsri, Unand, Universitas Syahkuala, Universitas Bengkulu, Universitas Gunadharma, Universitas Pancasila, Universitas Telkom, Untar dan Universitas Kristen Petra.
UBB berada di rangking ke 30, atau di atas Unsri (rangking 34), Universitas Jember (rangking 31), Universitas Negeri Surabaya (rangking 32), Universitas Pancasila (rangking 33) dan Universitas Negeri
Rektor mengharapkan pada tahun depan UBB dapat meraih peringkat yang lebih baik diketimbang tahun 2017, karena semua elemen penilaian akan ditingkatkan nilainya dengan dukungan seluruh sivitas akademika UBB.
Rangking satu UI GreenMetric di tingkat nasional, diraih Universitas Indonesia (UI). Disusul IPB (ranking 2), ITS (rangking 3), Unesa (rangking empat), Universitas Sebelas Maret (rangking 5) dan Universitas Diponegoro (rangking 6).
Untuk UI GreenMetric peringkat dunia, rangking pertama diraih Wageningen University and Research, Belanda. Disusul University of Nottingham, Ingris, peringkat kedua, dan University of California Davis, Amerika Serikat. Sementara UI berada di peringkat 23 dunia (Eddy Jajang Jaya Atmaja)