Ari Rizki/UBB Pers
- Dari Kapal Keruk Beralih ke Teknologi RIG Pengeboran
FOTO BERSAMA -- General Manager PT Timah Ahmad Syamhadi, Kepala Unit Produksi Darat Bangka Achmad Haspani, Kepala Devisi Pembelajaran dan Pengembangan SDM Rahmat Taufik, Dekan FT UBB Wahri Sunanda serta enam ketua jurusan di FT dan dosen berfoto bersama di teras Gedung Geriya Timah, PT Timah Tbk, Rabu (21/02/2018).
PANGKALPINANG, UBB -- PT Timah Tbk terancam kembali menggelontorkan dana segar untuk pesangon karyawannya, menyusul cadangan timah yang ada di wilayah produksi BUMN ini hanya tinggal dua tahun lagi.
Akan tetapi keputusan manajemen terkategori ‘tak populer’ itu batal dilakukan, setelah beberapa penelitian internal menemukan cadangan timah kecil yang tersebar di sejumlah wilayah penambangan PT Timah Tbk.
Demikian dikemukakan General Manager (GM) Wilayah Operasi Bangka Belitung Ahmad Syamhadi ketika menerima tim tracing kurikulum Fakultas Teknik (FT) Universitas Bangka Belitung (UBB), yang dipimpin Dekan FT UBB Wahri Sunanda, di Griya Timah, Rabu (21/02/2018).
“Sebelum ini memang cadangan timah kita tinggal dua tahun lagi. Kita pun sudah siap-siap untuk mengeluarkan dana pesangon. Nah, dalam kondisi serba kritis itu kita berupaya keras melakukan terobosan. Penelitian pun salah satunya dilakukan. Alhamdulillah, kita menemukan banyak cadangan kecil yang tersebar di sejumlah lokasi,” tukas Ahmad Syamhadi.
Kondisi ini, menurut dia, mendesak manajemen PT Timah bahwa untuk segera mentransformasi diri. Dalam hal menambang bijih timah yang ‘tak terbarukan’ ini, sebagai salah satu contoh, PT Timah Tbk harus meninggalkan cara-cara lama; menggantikannya dengan teknologi baru serba canggih.
“Selama ini ‘kan untuk mendapatkan bijih timah, kita harus membuka tanah penutup atau overburden. Tapi melalui terobosan teknologi hal itu tidak dilakukan lagi. Bijih timah yang ada di bagian dalam tanah itu kita sedot. Teknologi semacam itu ada di Rusia dan Australia,” terang Ahmad Syamhadi ketika menerima tim FT UBB didampingi Kepala Unit Produksi Darat Bangka Achmad Haspani dan Kepala Devisi Pembelajaran dan Pengembangan SDM Rahmat Taufik.
Menurut Ahmad Syambadi, dengan ditemukannya sejumlah cadangan kecil yang tersebar wilayah penambangan timah itu, otomatis membuat usia cadangan timah milik PT Timah Tbk meloncat dari usia dua tahun hingga tujuh atau 10 tahun lagi.
Teknologi penambangan dengan cara menghisap deposit mineral dari dalam tanah itu hemat Ahmad Syamhadi, dapat juga diterapkan di wilayah penambangan lepas pantai (off shore).
Ke depan PT Timah Tbk telah bertekad untuk menggunakan teknologi rig pengeboran untuk mengeksplorasi deposit bijih timah yang ada di wilayah penambangan lepas pantai.
Pilihan teknologi ini diambil kata Ahmad Syambadi sebagai wujud proses penambangan yang bebas dari perusakkan lingkungan. Sebab sejauh ini lanjutnya tertancap imej bahwa penambangan itu harus melalui proses ‘mengaduk-aduk’ alam.
“Dalam kaitan pilihan PT Timah Tbk untuk menggunakan teknologi rig pengeboran itu, seperti yang kini jamak dipakai untuk menambang minyak di lepas pantai, kita sudah ‘click’ (setuju) untuk merekrut pakar di bidang rig pengeboran world class (kelas dunia),” tegas Ahmad Syambadi.
Sebagaimana diketahui rig pengeboran adalah suatu instalasi peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah.
Secara teknis, rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore), tergantung kebutuhan pemakaiannya.
Dikatakan, pilihan rig pengeboran itu tidak saja atas dasar upaya menghindari dari proses perusakan dan pencemaran saja. Melainkan juga melihat kondisi kapal keruk dan alat pendukung proses penambangan bijih timah PT Timah Tbk kini sebagian besar sudah berusia tua.
“Kita (PT Timah Tbk, red) sudah harus berubah. Pada zaman now sekarang memang harus senantiasa inovatif, dan mentransformasi diri. Kita, PT Timah Tbk, sudah mencanangkan lima tahun ke depan tampil sebagai the world class minning company (perusahaan tambang kelas dunia),” tegas Ahmad.
Sarjana pertambangan yang mengaku sudah malang melintang bergelut di dunia pertambangan di bawah perusahaan asing ini mengaku target manajamen PT Timah Tbk itu cukup agresif dan ambisius.
“Ada memang pertaruhannya. Tapi yang terbesar justeru datang dari critical point (poin kritis) ketersediaan sumberdaya manusia yang world class (kelas dunia) juga. Nah, dengan kehadiran tim dari UBB ini saya nilai sebagai titik temunya,” ujar Ahmad Syambadi.
Menurut Ahmad, selain unggul dari aspek lingkungan, ekonomi dan profesionalitas, PT Timah Tbk memilih penambangan dengan sistem rig pengeboran itu juga menjawab tantangan klasik selama ini yang dialami operasionalisasi kapal keruk.
“Tiap tahun, ketika masuk bulan Desember, Januari dan Pebruari, kapal keruk tidak dapat beroperasi karena di bulan tersebut ombak cukup besar. Dengan sistem rig pengeboran maka insyaallah hal itu tidak akan dialami lagi. Sebab instalasi rig pengeboran itu berada di atas laut, selain bisa dipindahkan, juga ia (instalasi rig -red) tahan terhadap hembasan badai,” ujar Ahmad.
Dijelaskannya, dalam operasional penambangan lazim dikenal tak ada hari libur. Yang berlaku libur kerja para karyawan masing-masing digilirkan. Konsekuensi logisnya manajemen atau perusahaan pertambangan mengeluarkan dana untuk itu.
Akuisisi Freeport
Dalam pertemuan yang dihadiri enam ketua jurusan (kajur) FT UBB kemarin itu, Ahmad mengemukakan rencana besar Pemerintah RI di bidang pertambangan dengan membentuk holding (perusahaan induk, gabungan beberapa perusahaan pertambangan plat merah).
Holding itu bertujuan untuk melahirkan banyak perusahaan kelas dunia, efisensi dan akuisisi Freeport di Papua. Aneka Tambang menurut Ahmad punya Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) selama ini membeli pasokan batubara dari pihak swasta, nanti akan langsung membeli batubara dari PT BA, yang adalah juga anggota holding.
“Tentu perusahaan akan lebih efisiensi. Tujuan lain dari holding itu adalah mengakuisisi Freeport,” ujar Ahmad. Dalam acara tracing kurikulum FT UBB, enam kajur dan asisten kajur di FT secara bergiliran menyampaikan program kerja dan prestasi yang telah diraih selama ini.
Sesuai peraturan yang berlaku di lingkup kerja Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dalam menyusun kurikulum tiap jurusan harus memasukkan muatan lokal. Di antaranya mengenai seputar pertimahan.
“Sharing (berbagi) keilmuan dalam bentuk kuliah umum, menjadi dosen luar biasa, KP (kerja praktik), membimbing tugas akhir dan lain-lain sangat perlu bagi kami di FT UBB. Selama ini semua itu sudah berjalan. Kami juga mengusulkan -- kalau dapat -- lahan bekas tambang bisa kami kelola menjadi laboratorium lapangan,” ujar Janiar Pitulima, Kajur Teknik Pertambangan UBB.
Janiar juga memaparkan sejarah berdirinya jurusan teknik pertambangan, lama studi mahasiswa menyelesaikan kuliah, dan alumni Teknik Pertambangan UBB.
“Sedikitnya 10 orang alumni dari Teknik Pertambangan sudah bergabung dan menjadi karyawan tetap PT Timah Tbk. Yang membanggakan lagi alumni kami yaitu Achmad Haspani kini menjadi salah satu pimpinan di perusahaan ini,” tukas Janiar seraya menoleh ke arah Ahmad Haspani, Kepala Unit Produksi Darat Bangka, yang berada di dalam ruangan pertemuan tersebut.
Sebelumnya Dekan FT UBB Wahri Sunanda memaparkan tentang sejarah, jumlah jurusan, alumni, prestasi yang diperoleh dan fokus penelitian di FT UBB.
“Banyak prestasi yang telah kami raih, di antaranya juara robot, mobil listrik tingkat nasional, dan sebagainya. Kami juga berkomitmen membangun sumberdaya manusia yang unggul baik dalam hal mental, moral maupun intelektual,” tukas Wahri.
GM Wilayah Operasi Bangka Belitung Ahmad Syamhadi mengaku mental, moral dan intelektual adalah juga bagian utama dari sumberdaya manusia PT Timah Tbk.
“Tiga hal itu penting dan harus ada dalam diri sumberdaya manusia yang ada di PT Timah Tbk. Spirit, kerja keras dan pantang menyerah adalah bagian dari profesionalisme kita,” terang Ahmad.
Lingkup atau fokus penelitian di FT menurut Wahri mencakup bidang energi, maritim, lingkungan hidup dan sosial humaniora, diharapkan dapat melahirkan produk, model dan skema mengatasi sejumlah peluang yang ada di wilayah ini.
Setelah Kajur Teknik Pertambangan memaparkan jurusannya, giliran berikutnya disampaikan Kajur Teknik Mesin Rudiawan, Kajur Teknik Sipil Yayuk Aprianti, Kajur Teknik Elektro Irwan Dinata, Sekretaris Jurusan Kimia Veri Pabiani dan Sekjur Fisika Widodo.
Veri Pabiani mengemukakan meski jurusan yang ia pimpin baru berusia dua tahun namun telah melahirkan 10 karya ilmiah, satu di antaranya telah diterbitkan pada jurnal internasional (Eddy Jajang J Atmaja, Ari Rizki)