UBB Press / Eddy jajang, Ari Rizki
PAMER DURIAN – Mahasiswa KKN UBB Kota Kapur memamerkan buah durian mereka santap. Saking banyak Sang Raja Buah itu, ‘pesta’ durian mereka gelar pada siang dan malam hari di Posko KKN.
KOTA KAPUR, UBB -- Kota Kapur memang luar biasa. Desa yang berada di Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka ini dikaruniai banyak aset.
Bukan hanya di sini bersemayam sejumlah prasasti tinggalan Kerajaan Sriwijaya abad 6 hingga 7 saja, sehingga Kota Kapur yang menjadi perhatian dunia.
Tapi desa yang terletak 30 Km arah Barat dari Kota Pangkalpinang ini pun tak kalah menggiurkan. Pasalnya, di sini tumbuh subur ribuan pohon durian dan duku.
Nah, bak ungkapan ‘Pucuk Dicinta Ulam Tiba’. Bertepatan dengan KKN UBB Angkatan ke 13 ini, bersamaan pula dengan musim panen durian.
Maka rejeki pertama 30 mahasiswa KKN UBB di Kota Kapur adalah suguhan duren gratis.
Karuan saja pada hari pertama datang dan menginjakkan kaki di Kota Kapur, mahasiswa sontak menggelar ‘pesta’ melahap Sang Raja Buah (durian).
Pesta durian pertama mereka gelar di balai-balai. Letaknya di samping warung warga, yang jaraknya sepelangkahan kaki dari posko mahasiswa KKN di Jalan Laut.
Di sekitar posko dan warung ada puluhan pohon duren dan duku. Tak heran bila buah durian matang banyak berjatuhan. Durian inilah yang menjadi menu pertama.
“Silakan makan Pak! Durian ini punya pemilik warung. Beliau memberikannya kepada kita,” ujar Leta, mahasiswa KKN UBB mempersilakan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Eddy Jajang dan Rudi Kurniawan ikutserta mencicipi duren yang ‘melambak’ (bertumbuk) di sisi warung.
Tak lama mahasiswi KKN UBB ikut ‘nimbrung’ (bergabung). Usai berkemas dan memasukkan barang milik mereka ke Posko KKN wanita di Jalan Prasasti Kota Kapur, mereka satu persatu datang ke lokasi ‘pesta’ durian.
Jarak antara Posko Pria dan Posko Wanita tidak begitu jauh. Letak Posko Wanita di jalan utama, sementara Posko Pria di belakang jalan yang hanya dipisahkan satu jalan tanah.
Hanya dengan melewati puluhan pohon durian dan duku -- yang juga sepekan lagi akan panen -- mahasiswi UBB sudah tiba di lokasi pesta durian. Sudah pasti setiba mereka durian dikupas.
“Hmmm... sedap!,” celetuk salah seorang mahasiswa. “Seger ok (enak ya) kita KKN di Kota Kapur. Ada durian. Sekarang sedang panen. Sepekan kemudian panen duku. Muantaaap!,” celoteh mahasiswa lainnya.
Kota Kapur kaya dengan beragam jenis durian. Ada yang mereka namakan duren tembaga, duren sekojek dan sebagainya. Semuanya berbuah daging gurih, lezat dan mengeluarkan aroma sedap.
Siang itu, pukul 12.30 wib hari Kamis (12/07/2018). Mahasiswa KKN UBB tiba di Desa Kota Kapur. Mereka menumpang dua bus dari Kampus Terpadu UBB, Balunijuk, menuju ke Kantor Pemkab Bangka di Sungailiat.
Setelah mengikuti acara serahterima mahasiswa KKN UBB di halaman Kantor Bupati Bangka, Sungailiat, mereka dibawa dengan bus yang sama ke Kota Kapur.
‘Kesaktian’ Kota Kapur sudah mulai terasa ketika bus melewati jalan beraspal mulus menuju Desa Penagan. Di sepanjang jalan menuju Kota Kapur mulai tercium aroma ‘kuat’ buah durian. Rupanya ‘hujan’ berkah durian juga dinimati oleh desa-desa sepanjang jalan Kecamatan Mendo Barat.
Saking besarnya panen durian tahun ini, di sepanjang jalan jamak kita saksikan pengendara sepeda motor membawa puluhan durian yang disimpan di dalam ‘ragak’ (keranjang).
Mereka adalah pengepul (pengumpul) durian dari desa di sekitar Kecamatan Mendo Barat. Suwandi, seorang supir rental, menjelaskan umumnya durian dari Kota Kapur dan sekitarnya mereka bawa dan jual kembali di sejumlah lokasi di Kota Pangkalpinang.
Setiba di Kota Kapur, DPL KKN UBB Eddy Jajang J Atmaja dan Rudi Kurniawan melaporkan ke Kades Kota Kapur bahwa ada 38 mahasiwa UBB KKN di desa ini.
Namun lantaran kades sedang bertugas ke Sungailiat, DPL dan mahasiswa KKN UBB diterima Kepala Dusun (Kadus) Erry Cahyadi di Balai Desa Kota Kapur.
Pesta durian tak berhenti di Jalan Laut. Pesta makan Sang Raja Buah -- demikian julukan untuk buah durian -- kembali dilakukan di rumah Rendi, mahasiswa KKN UBB, yang berasal dari Desa Kota Kapur.
“Kali ini peserta pesta durian bukan mahasiswa lagi. Melainkan dua DPL KKN UBB,” ujar Ari Riski, staf UBB Press yang ikutserta menikmati ‘dugem’ (dunia gemerlap) durian.
Ghiri Basuki, yang juga DPL KKN UBB, tak ikut merasakan lezatnya durian Kota Kapur. Pasalnya, dosen Jurusan Teknik Elektro UBB itu sedang berada di Surabaya; mengikuti pemaparan tentang teknologi informasi.
“Malam ini (Kamis malam-red) telah ku siapkan durian untuk mahasiswa KKN kita Pak!,” jelas Rendi, sekaligus mengisyaratkan kepada dua DPL KKN UBB untuk melahap durian sepuasnya. Tanpa kuatir jatah mahasiswa terkurangi.
Apa yang diucapkan Rendi bukan basa-basi. Atau pemanis bibir. Ia kembali ke dapur dan membawa puluhan durian menggunakan beberapa keranjang. Padahal di teras rumah sudah ada satu kotak berisi puluhan durian.
“Terus terang Pak, durian ini bagi kami masih buah pertama. Yang lebih lezat lagi itu akan jatuh dari pohon saat akhir musim durian,” terang Rendi sambil membawa keranjang plastik berisi durian.
Tak sekadar itu. Rendi berjalan ke sejumlah pohon duku di sekitar rumah. Menggunakan galah buah ukuran panjang yang dilengkapi alat pemetik, ia mengambil buah duku. Kemudian meminta sang DPL KKN mencoba duku Kota Kapur.
“Rasanya memang kurang manis. Maklum belum masak. Minggu depan duku di Kota Kapur panen semua. Rasanya tak kalah manisnya,” tutur Rendi, mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi UBB.
Stok durian Kota Kapur memang luar biasa banyak. Malam pertama KKN di desa ini (12/07/2018), pesta durian berlanjut di Posko Wanita. Sembari membahas program kerja esok hari (Jumat, 13/07/2018), mahasiswa KKN melahap durian.
Ghiri Basuki, DPL KKN Kota Kapur, yang sedang dinas luar kota (DL) ke Surabaya terheran-heran begitu menyaksikan pesta durian kembali terjadi Kamis malam. Lewat pesat singkat di WhatsApps ia bertanya: mengapa durian tak habis-habis?
Stok pesta durian memang tak habis-habis. Selain Sang Raja Buah memang sudah dipersiapkan Rendi -- yang juga peserta KKN --, di sekitar posko memang ‘lubuknya’ durian. Tiap waktu durian jatuh ke tanah dengan bunyi ‘gedebak-gedebuk’.
“Malam ini kami ‘hunting’ durian Pak!,” terang De Velocity, panggilan akrab seorang peserta KKN UBB Kota Kapur lewat pesan WhatsApps.
Mahasiswa KKN UBB Kota Kapur membagi kebahagian itu ke rekan dan anggota keluarganya masing-masing lewat media sosial (medsos). Dalam foto yang mereka tebar di medsos terlihat buah durian hasil ‘hunting’ mereka kumpulkan dan lahap bersama.
“Tapi kami tak lupa dengan tugas kami sebagai mahasiswa KKN UBB Pak!,” kata mereka menjawab pesan singkat DPL lewat WhatsApps. Oke. Selamat pesta durian! (Eddy Jajang J Atmaja/Ari Riski)