UBB Press / Eddy jajang, Ari Rizki
TOMBAK-- Tim Sosial Budaya (Sosbud) KKN UBB di Desa Kota Kapur, Kecamatan Mendo Barat, Bangka, berfoto bersama pewaris tombak kuno di desa tersebut. Tim juga mencatat sejumlah jenis beladiri, alat musik, upacara adat, teknik pengolahan makanan dari poho sagu dan gerabah kuno.
KOTA KAPUR, UBB -- Mahasiswa KKN UBB di Desa Kota Kapur saat ini gencar menginventarisir berbagai bentuk dan ragam budaya, baik berupa benda maupun tak benda, yang hidup subur di tengah masyarakat desa lokasi ditemukannya prasasti ‘persumpahan’ Kerajaan Sriwijaya ini.
Pencatatan dan pengumpulan data budaya dilakukan mahasiswa KKN setiap hari, selama rentang 40 hari KKN berlangsung di Kota Kapur. Kegiatan ‘merekam’ dan memotret keberbagaian budaya ini bagian dari program Kelompok Sosial Budaya (Sosbud) KKN UBB. ,
“Pencatatan dan pengumpulan data budaya itu menjadi tanggungjawab Kelompok Sosbud. Tetapi agar cepat rampung, mereka di back-up (dibantu) penuh oleh empat kelompok mahasiswa KKN lainnya,” ujar Rio Saputra, Ketua KKN UBB Angkatan 13 Desa Kota Kapur, Kamis (19/7/2018) pagi.
Dikemukakannya, 37 peserta KKN UBB Kota Kapur -- dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) Ghiri Basuki, Eddy Jajang J Atmaja dan Rudi Kurniawan --, dibagi dalam lima kelompok.
“Yaitu Kelompok Ekonomi, Kelompok Pertanian Perikanan dan Kelautan, Kelompok Pemetaan dan Pertambangan, Kelompok Informasi Pariwisata, dan Kelompok Sosial Budaya, ” ujar Rio Saputra, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UBB.
Kelompok Sosbud yang beranggotakan Zahratul Huda (Jurusan Sosiologi), Nurhasidah (Agribisnis), Aristian Jordi (Sosiologi), dan Novia Putri (Teknik Elektro), lanjut Rio ‘bekerja’ dari pagi hingga petang. Bahkan tak jarang mereka menemui narasumber (pegiat) sosial-budaya pada malam hari.
“Maklum saja, ada sebagian narasumber ke luar desa, atau masih di kebun hingga petang. Malam hari mereka baru ada di rumah,” tukas Rio.
Sementara itu, Zahratul Huda (Ketua Kelompok Sosbud) yang ditemui di tempat terpisah mengemukakan ia dan anggotanya telah menemui sejumlah tetua adat, pelaku seni dan budaya, dan beberapa warga pemegang warisan lama berupa senjata masa lalu.
“Dari mereka itu, kami menggali informasi, merekam serta memotret ragam budaya, baik benda maupun tak benda, yang ada di Desa Kota Kapur,” ujar Zahratul seraya menunjukkan foto mereka bersama pewaris tombak unik -- satu dari sejumlah peninggalan masa lampau -- yang hingga kini dirawat dengan baik oleh empunya pusaka itu.
Hingga Rabu (19/07/2018) malam, Tim Sosbud telah mengumpulkan sejumlah informasi, di antaranya mengenai alat music, upacara adat, beladiri dan senjata kuna berupa tebung, keris dan tombak.
“Kami juga mencatat temuan gerabah tua ukuran besar. Melihat bentuk dan bahan gerabah, seperti tembikar, diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Sejauh ini belum diperoleh keterangan benda itu berasal dari periode atau zaman apa,” ujar Zahratul (Eddy Jajang J Atmaja, Ari Riski)