UBB Press / Eddy jajang, Ari Rizki
INOVASI -- Penelitian dan inovasi merupakan bagian dari strategi besar menjadikan UBB sebagai universitas riset bergengsi dan ‘world class university’ (universitas kelas dunia) pada 2035. Hal itu antara lain ditandai oleh kian gencarnya UBB menggelar penelitian dan kompetisi ilmiah, baik dari kalangan dosen maupun mahasiswanya.
BALUNIJUK, UBB -- Universitas Bangka Belitung (UBB) kembali menorehkan tinta emas, menyusul naiknya peringkat PTN ini di kawasan Asia Tenggara. Jika tahun lalu UBB menempati peringkat 810, tahun 2018 ini naik ‘kelas’ dan berada di peringkat 498, dari 3.415 perguruan tinggi di Asia Tenggara.
Kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UBB Ghiri Basuki didampingi Kepala UBB Press Eddy Jajang, Senin (06/08/2018) petang, mengemukakan data menggembirakan itu diperoleh dari situs resmi Webometrics -- situs resmi tentang pemeringkatan perguruan tinggi di seluruh dunia.
“Tingginya kenaikan peringkat ini, sekitar 300 - an tingkat, bermakna UBB telah mulai memiliki banyak penelitian, baik yang dilakukan dosen maupun mahasiswa, serta situs resmi UBB www.ubb.ac.id sendiri banyak diakses akademisi dan non akademisi dari luar UBB,” ujar Ghiri.
Dikemukakan, prestasi yang diperoleh UBB itu tidak terlepas dari peran dan dukungan semua komponen sivitas akademika. Mulai dari kalangan mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan dan dukungan penuh dari pimpinan UBB.
“Peringkat ini harus kita pertahankan, bahkan harus meningkat terus agar UBB menjadi salah satu universitas riset berskala internasional. Itu semua termaktub dalam visi UBB, yaitu menjadi universitas riset yang diakui di tingkat internasional pada tahun 2035 ,” terang Ghiri.
Webometrics merupakan lembaga pemeringkat independen yang berkantor pusat di Spanyol. Lembaga ini menilai berdasarkan aktivitas perguruan tinggi yang ada di internet. Indikator penilaian ada dua komponen utama, yaitu ‘visibility’ (50 persen) dan ‘activity’ (50 persen).
Komponen visibility meliputi inidikator impact, sedangkan activity meliputi indikator presence (1/3), dan openness (1/3). Impact adalah jumlah eksternal link yang unik (jumlah backlink) yang diterima oleh domain web universitas (inlinks) yang tertangkap oleh mesin pencari (Google).
Presence adalah jumlah halaman website (html) dan halaman dinamik yang tertangkap oleh mesin pencari (Google), Openness adalah jumlah file dokumen (Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps, .eps), Microsoft Word (.doc,.docx) and Microsoft Powerpoint (.ppt, .pptx) yang online/open di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari (Google Scholar) satu periode.
Excellence adalah jumlah artikel-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking (tahun 2003-2010) dan di Google Scholar (tahun 2007-2011).
“Di peringkat nasional UBB berada di peringkat 216 dengan nilai setiap item naik. Penilaian ini dilakukan dengan peserta 2.200 perguruan tinggi di seluruh Indonesia,” ulas Ghiri.
Di peringkat Asia, lanjut Ghiri UBB berada di peringkat 3.626 dari 22.000-an perguruan tinggi se Asia. Sedangkan di tingkat dunia, UBB masuk 10.000 besar di angka 9.983, dari 35.000-an perguruan tinggi se dunia yang dinilai oleh webometrics.
Di Indonesia, UI merupakan peringkat 1 disusul UGM (peringkat 2) dan ITB (peringkat 3). Untuk Asia Tenggara, NUS (peringkat 1), NTU (peringkat 2), Universiti Malaya (peringkat 3). Di Asia, peringkat 1 diraih Tsinghua University (China) dan University of Hongkong (peringkat 2) dan NUS, Singapore (peringkat 3).
Sementara di tingkat dunia, satu hingga enam posisi peringkat ‘diborong’ semua oleh universitas Amerika. Berturut-turut Harfard University, Stanford University, MIT, University of California Berkeleley, University of Michigan dan University of Washinton (Eddy Jajang J Atmaja, Aris Riski).