UBB Press / Eddy jajang, Ari Rizki
CINDERAMATA -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tatan Heroika S memberikan cinderamata kepada Warek I UBB Ismed Inonu di Ruang Pertemuan UBB, Balunijuk, Merawang, Selasa (07/08/2018) pagi.
Pimpinan BI Mengajar Perbankan di UBB
BALUNIJUK,UBB -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar program Bank Indonesia Mengajar yang bertajuk “Mengenal Lebih Dekat Peran Bank Sentral dalam Perekonomian Nasional” di Universitas Bangka Belitung (UBB), Selasa (07/08/2018 ) pagi hingga siang.
Kegiatan ini diikuti seratus mahasiswa yang berasal dari empat perguruan tinggi yang ada di Kepulauan Babel, yaitu UBB, IAIN, STMIK Atma Luhur, dan Pertiba. Masing-masing perguruan tinggi mengirim 25 mahasiswa.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Babel, Tantan Heroika S menjelaskan, BI mengajar digelar dalam rangka memperingati Ulang Tahun BI ke 65, memperingati HUT RI ke 73 dan menyambut Asian Games 2018.
“BI Mengajar merupakan partisipasi BI dalam memberikan pengetahuan di bidang kajian edukasi dan perekonomian kepada mahasiwa, ” ujar Tantan.
Sementara itu Warek I UBB Ismed Inonu dalam sambutannya mengemukakan mahasiswa berada di garis depan sebagai penyampai informasi kepada masyarakat. Sebab sejauh ini lanjutnya masih banyak warga yang belum mengetahui tentang Bank Sentral Indonesia.
“Dengan adanya program ini, mahasiswa dari empat perguruan tinggi di Babel dapat membantu mensosialisasi peran dan fungsi BI di tengah masyarakat,” ujar Ismed.
Materi BI Mengajar mencakup pengajaran tentang fungsi dan tugas pokok BI, stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, sistem pembayaran, pengaturan uang rupiah dan gerbang pembayaran nasional.
BI mengajar diisi dengan diskusi sekaligus tanya jawab serta pemberian hadiah untuk para peserta.
Pada bagian lain penjelasannya, Tatan, mengemukakan berdasarkan Kurs Bank Indonesia (BI), saat ini rupiah di angka 14.457 per dolar AS (07/08/2018).
Tatan juga menuturkan penurunan nilai mata uang secara kontinyu atau inflasi, dan sejumlah upaya yang telah dilakukan untuk mengendalikan inflasi.
Dikemukakannya, dampak terbesar atas terjadinya inflasi itu dirasakan masyarakat menengah kebawah .
“Indonesia saat ini cenderung mengekspor barang-barang hasil alam (bahan mentah) dan mengimpor barang-barang yang sudah jadi dari bahan yang diekspor sebelumnya,” ujar Tatan.
Setelah pemaparan, program BI Mengajar dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dari Tatan kepada Warek I UBB Ismed Inonu (Ari Riski).