Pimpinan BI Mengajar Perbankan di UBB

Penulis: Editor | Ditulis pada 07 Agustus 2018 17:35 WIB | Diupdate pada 07 Agustus 2018 18:40 WIB


CINDERAMATA -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tatan Heroika S memberikan cinderamata   kepada Warek I UBB Ismed Inonu di Ruang  Pertemuan UBB, Balunijuk, Merawang, Selasa (07/08/2018) pagi.

Pimpinan BI Mengajar Perbankan  di UBB 

BALUNIJUK,UBB --  Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar program Bank Indonesia Mengajar yang  bertajuk “Mengenal Lebih Dekat Peran Bank Sentral dalam Perekonomian Nasional” di Universitas Bangka Belitung (UBB), Selasa (07/08/2018 ) pagi hingga siang.

Kegiatan ini diikuti seratus mahasiswa  yang  berasal dari empat  perguruan tinggi  yang ada di Kepulauan Babel,   yaitu UBB, IAIN, STMIK Atma Luhur, dan Pertiba.  Masing-masing perguruan tinggi mengirim 25 mahasiswa.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Babel, Tantan Heroika S menjelaskan, BI mengajar digelar dalam rangka memperingati Ulang Tahun  BI ke 65, memperingati HUT RI ke 73 dan menyambut Asian Games 2018.

“BI Mengajar merupakan partisipasi BI dalam memberikan pengetahuan di  bidang kajian edukasi dan perekonomian kepada mahasiwa, ” ujar  Tantan.

Sementara itu  Warek I UBB Ismed Inonu dalam sambutannya mengemukakan  mahasiswa berada  di  garis depan sebagai penyampai informasi kepada masyarakat.  Sebab sejauh ini lanjutnya masih banyak warga yang  belum mengetahui tentang Bank Sentral Indonesia.

“Dengan adanya program ini,  mahasiswa dari empat perguruan tinggi di Babel   dapat  membantu mensosialisasi  peran dan fungsi BI di tengah masyarakat,” ujar Ismed.

Materi BI Mengajar mencakup pengajaran tentang fungsi dan tugas pokok BI, stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, sistem pembayaran, pengaturan uang rupiah dan gerbang pembayaran nasional.

BI mengajar diisi dengan diskusi sekaligus tanya jawab serta pemberian hadiah untuk para peserta.

Pada bagian lain penjelasannya, Tatan, mengemukakan berdasarkan Kurs Bank Indonesia (BI), saat ini rupiah di angka 14.457 per dolar AS (07/08/2018).

Tatan juga menuturkan penurunan nilai mata uang secara kontinyu atau inflasi, dan sejumlah upaya yang telah dilakukan  untuk mengendalikan inflasi.

Dikemukakannya, dampak terbesar atas terjadinya inflasi  itu  dirasakan  masyarakat menengah kebawah .

“Indonesia saat ini cenderung mengekspor barang-barang hasil alam (bahan mentah) dan mengimpor barang-barang yang sudah jadi dari bahan yang diekspor sebelumnya,” ujar Tatan.

Setelah pemaparan,   program BI Mengajar  dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dari  Tatan  kepada  Warek I UBB Ismed Inonu (Ari Riski).


Topik

Dr._Ir._Ismed_Inonu,_M.Sc. Wakil_Rektor_I_UBB Kampus_Terpadu_UBB
. ayar