UBB Press / Ari Rizki
PAKAN TERNAK – Mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 13 di Desa Panca Tunggal, Bangka Sekatan mensosialisasikan pembuatan pakan ternak menggunakan mesin pemotong rumput.
BALUNIJUK,UBB --- KKN UBB Angkatan ke 13 di Desa Panca Tunggal, Bangka Selatan, menggelar sosialisasi dan praktek pembuatan pakan ternak dengan tema ‘Sosialisasi Terpadu Pembuatan Pupuk Urin Sapi, Pupuk Kompos serta Jerami Padi sebagai Pakan Alternatif bagi Ternak Sapi’ di Aula Kantor Desa Panca Tunggal , Jumat (03/08/2018) pagi.
Hadir dalam acara itu Direktur Bumdes, BPD, Kades Desa Panca Tunggal, karang taruna, Ibu-ibu PKK dan puluhan warga yang sebagian besar merupakan peternak sapi dan warga yang mempunyai lahan pertanian (kelompok tani) di Desa Panca Tunggal.
Pemateri sosialisasi dan praktek pembuatan pakan ternak ini diisi oleh pemateri dari Badan Penyuluhan Pertanian dan Peternakan. Yaitu Edo Yuwanda dan Helly Saputra.
“Desa Panca Tunggal merupakan salah satu desa berpotensi dalam pertenakan dan pertanian yang ada di Kecamatan Pulau Besar Kabupaten Bangka Selatan. Sentra pertanian desa ini sedang mengalami penurunan dikarenakan oleh berbagai faktor,” ujar Edo.
Berbeda dengan sentra peternakannya, lanjut Edo. Sentra peternakan sapi menjadi andalan warga Desa Panca Tunggal, karena perawatan yang mudah, dan apabila dijual mempunyai harga yang tinggi.
“Banyaknya sapi tentulah menyebabkan banyaknya kotoran sapi, berupa feses dan urin yang belum dimanfaatkan. Untuk kotoran sapi berupa feses, biasanya warga di sini menggunakannya sebagai pupuk untuk tanaman sawit mereka,” tukas Edo.
Sementara kotoran sapi berupa urin, warga setempat tidak memanfaatkannya sama sekali. Biasanya urin sapi hanya ditampung oleh Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Sapi, kemudian diolah menjadi pupuk urin dan dijual di pasar.
Dikemukakan Edo, permasalahan yang ada di Desa Panca Tunggal ini sebenarnya ada dua. Yaitu kurangnya pemanfaatan kotoran sapi secara maksimal, dan sulitnya mencari pakan ternak untuk ternak sapi mereka.
Ketua KKN Desa Panca Tunggal Ahmad Subhan Hafiz menyebutkan sosialisasi sekaligus demo pembuatan pupuk urin dan pakan alternative ini dilandasi oleh potensi desa yang mempunyai bahan baku yang banyak, namun tidak dimanfaatkan secara maksimal.
“Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat dapat agar memilih pakan alternatif sebagai pakan tambahan ternaknya. Selain itu dapat mengurangi biaya perawatan dan makan sapi. Kemudian memanfaatkannya secara maksimal di masa yang akan datang karena desa Panca Tunggal akan menjadi desa sentra ternak di Provinsi Bangka Belitung,” ujar Ahmad.
Desa Panca Tunggal memiliki sumber pangan sendiri yaitu padi. Pakan alternatif tersebut memiliki kandungan gizi, yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan ternak sapi.
Selain itu, urin sapi yang belum dimanfaatkan dengan baik dapat dijadikan bahan pupuk cair yang mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat jika melalui proses pembuatan dan pemasaran produk yang maksimal.
Dengan diadakan sosialisasi terpadu ini, mahasiswa KKN XIII UBB mengharapkan agar warga memilih pakan alternative sebagai pakan tambahan ternaknya agar dapat mengurangi biaya perawatan.
“Ini semua akan meningkatkan keuntungan dan mempunyai inovasi terbaru dalam pemanfaaatan kotoran sapi. Selama ini kotoran sapi langsung dimanfaatkan tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu,” ujar Ahmad (Ari Riski)