UBB Press / Eddy jajang
TAK GENTAR -- Meski ombak laut cukup besar, mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 13 di Kota Kapur menggunakan dua perahu, tak gentar mencapai Pulau Medang, Hantu dan Kecil yang terletak di perairan Selat Bangka. Tampak dalam gambar, mereka mengabadikan semua panorama alam yang ada sepanjang perjalanan menuju tiga pulau tersebut.
KOTA KAPUR, UBB -- Kerja! Kerja! Kerja! Gabungan antara napas dengan energi mengabdi untuk masyarakat, benar-benar ‘murup’ (hidup) di dalam diri mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 13 di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka.
Tak peduli dengan dinginnya hujan, atau sengatan mentari yang dapat mencabik-cabik kulit di tengah hari, mereka bahu-membahu merampungkan semua program kerja menjelang berakhirnya KKN UBB: 20 Agustus 2018.
Pagi, siang dan malam, bahkan hingga dini hari Posko KKN UBB selalu ramai. Ada saja dan banyak yang dikerjakan. Mulai dari mendesain dan mengisi materi website, melatih siswa-siswi sekolah dasar menari tradisi, membuat kamus Bahasa Kota Kapur, atau bahkan hingga membuat media hidroponik.
Posko KKN UBB bagaikan terminal besar kereta api cepat massal (mass rapid transport, MRT). Silih berganti orang datang; bersamaan itu pula sekelompok mahasiswa pergi dan pulang dari lapangan.
Mereka membawa ‘beribu’ cerita, sekaligus ‘oleh-oleh’ keringat dan peluh ‘lecek’ di sekujur t-shirt dan baju KKN. Bak suasana kedai kopi -- kerennya semacam cafe begitu -- mereka pun berbagi cerita dan pengalaman yang diperoleh hari itu kepada sesama rekan.
Tak kurang menariknya adalah berlaksa cerita dan pengalaman yang diperoleh tim pemetaan Kota Kapur.
Berbekal alat GPS (Global Positioning System), mereka harus ‘menjinakkan’ ganasnya lapangan. Masuk-keluar hutan, semak dan rawa, hingga menyelusuri sungai dan naik perahu untuk tiba di Pulau Medang, Hantu dan Kecil.
“Kami harus bekerja di bawah tekanan waktu. Sebab bila air pasang naik terjadi, pulau itu hilang ‘ditelan’ air. Berarti kesempatan mendapatkan titik kordinat hilang,” ujar M Rizki Aulia, salah seorang anggota tim pemetaan KKN UBB Kota Kapur, Minggu (12/08/2018) pagi.
Tantangan mendapatkan titik kordinat dengan alat bantu GSP, tidak berhenti sampai di situ. Tatkala hendak pulang ke dermaga Kota Kapur, dua perahu memuat mahasiswa KKN dihantam ombak dan gelombang lumayan besar.
“Kami sempat cemas. Maklum air laut sudah masuk ke dalam perahu. Kami semua berdoa agar selamat tiba di dermaga,” cerita M Rizki, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan pada Fakultas Teknik UBB.
Rasa cemas itu wajar saja. Sebab 23 mahasiswa -- dari total 35 mahasiswa KKN UBB di Kota Kapur – tergolong nekad menumpang dua perahu untuk menuju Pulau Hantu, Medang dan Kecil yang berada di perairan Selat Bangka.
“Waktu itu tak seorangpun dari kami memakai ‘life jacket’ (jaket keselamatan). Memang ada usaha ke situ, meminjam ‘life jacket’, tapi sayang tak membuahkan hasil,” terang Eryan Ritonga, anggota tim pembangunan website Kota Kapur yang pekan lalu ikut tim pemetaan ke perairan Selat Bangka (Eddy Jajang J Atmaja, Ghiri Basuki)