Semangat Mengabdi Mahasiswa KKN UBB Selalu ‘Murup’

Penulis: Editor | Ditulis pada 12 Agustus 2018 22:11 WIB | Diupdate pada 12 Agustus 2018 22:11 WIB


TAK GENTAR --   Meski ombak  laut cukup besar, mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 13 di Kota Kapur  menggunakan dua perahu,  tak gentar  mencapai Pulau Medang, Hantu dan Kecil yang terletak  di perairan Selat Bangka.  Tampak dalam gambar,  mereka mengabadikan  semua panorama alam yang ada sepanjang  perjalanan menuju tiga pulau tersebut.

KOTA KAPUR, UBB --  Kerja! Kerja! Kerja!  Gabungan antara napas dengan energi mengabdi untuk masyarakat,   benar-benar ‘murup’ (hidup) di dalam  diri mahasiswa KKN UBB Angkatan ke 13 di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka.

Tak peduli dengan dinginnya  hujan, atau  sengatan mentari yang dapat  mencabik-cabik kulit  di tengah hari,  mereka bahu-membahu  merampungkan  semua program kerja menjelang berakhirnya KKN UBB: 20 Agustus 2018.

Pagi, siang dan malam, bahkan hingga dini hari   Posko KKN UBB  selalu ramai.  Ada saja dan banyak  yang dikerjakan. Mulai dari  mendesain dan mengisi materi website, melatih siswa-siswi sekolah dasar menari tradisi,  membuat kamus Bahasa Kota Kapur, atau bahkan  hingga membuat media hidroponik.

Posko KKN UBB bagaikan terminal besar  kereta api cepat massal (mass rapid transport, MRT).   Silih berganti orang datang; bersamaan itu pula sekelompok mahasiswa pergi dan pulang dari lapangan.

Mereka membawa  ‘beribu’ cerita,  sekaligus ‘oleh-oleh’ keringat dan peluh ‘lecek’ di sekujur t-shirt dan baju KKN.   Bak suasana kedai kopi --  kerennya semacam cafe  begitu --  mereka pun berbagi cerita dan pengalaman yang diperoleh hari itu kepada sesama rekan.

Tak kurang menariknya adalah berlaksa cerita dan pengalaman  yang diperoleh tim pemetaan Kota Kapur.

Berbekal alat  GPS (Global Positioning System),  mereka harus ‘menjinakkan’ ganasnya lapangan.  Masuk-keluar hutan, semak  dan rawa, hingga   menyelusuri sungai  dan  naik perahu untuk  tiba di Pulau Medang, Hantu dan Kecil.

“Kami harus  bekerja di bawah tekanan waktu.  Sebab bila air pasang naik terjadi, pulau itu hilang ‘ditelan’ air. Berarti kesempatan mendapatkan titik kordinat hilang,” ujar M Rizki Aulia, salah seorang anggota tim pemetaan KKN UBB Kota Kapur, Minggu (12/08/2018) pagi.

Tantangan mendapatkan titik kordinat  dengan alat bantu GSP, tidak berhenti sampai di situ.  Tatkala hendak pulang ke dermaga Kota Kapur,  dua perahu memuat mahasiswa KKN dihantam ombak dan gelombang lumayan besar.

“Kami sempat cemas.  Maklum air laut sudah masuk ke dalam perahu.  Kami semua berdoa agar selamat tiba di dermaga,” cerita M Rizki, mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan pada Fakultas Teknik UBB. 

Rasa cemas itu wajar saja. Sebab 23 mahasiswa  --  dari  total 35 mahasiswa  KKN UBB di Kota Kapur – tergolong nekad menumpang dua perahu  untuk  menuju Pulau Hantu, Medang dan Kecil yang berada di perairan Selat Bangka.

“Waktu itu tak seorangpun dari kami memakai ‘life jacket’ (jaket keselamatan).  Memang ada usaha ke situ, meminjam ‘life jacket’,  tapi sayang  tak membuahkan hasil,” terang Eryan Ritonga,  anggota tim pembangunan website Kota Kapur yang pekan lalu ikut tim pemetaan ke perairan Selat Bangka (Eddy Jajang J Atmaja,  Ghiri Basuki)  


Topik

KKN_UBB
. ayar