Sejahterakan Masyarakat Babel, Pemrov Segera Pasang Teknologi Informasi Canggih

Penulis: Editor | Ditulis pada 24 Oktober 2018 22:19 WIB | Diupdate pada 24 Oktober 2018 22:19 WIB


PUKUL GONG -- Gubenur Bangka Belitung Dr Erzaldi Rosman Djohan MM (tengah) memukul gong menandai  SMEABB bertema ‘‘Ekonomi Digital dalam Meningkatkan Daya Saing Daerah’ resmi dibuka, Rabu (24/10/2018) pagi.   SMEABB diikuti 70 akademisi dan peneliti dari 22 perguruan tinggi ini ‘diserikan’ Tari  Sambut Pinang 11.

PANGKALPINANG, UBB --   Pemerintah Provinsi (pemprov)  Kepulauan Bangka Belitung (Babel)  kembali membuat terobosan baru.   Guna memudahkan seluruh aspek kegiatan dan kehidupan yang ada di  550 pulau di provinsi ini,  pemprov  segera akan menggunakan sistem informasi dan digitalisasi  canggih, Farlink, di semua sektor.

“Saya melihat inilah solusi untuk memajukan seluruh aspek kehidupan di Kepulauan Bangka Belitung ini.   Melalui Farlink, suatu teknologi informasi dan digitalisasi canggih,   masyarakat kita   dapat langsung mengetahui harga jual dan beli produk secara real time (waktu nyata),” ujar Gubernur Babel Dr H Erzaldi Rosman Djohan MM,  Rabu (24/10/2018) pagi.

Gubernur mengemukakan hal itu ketika membuka resmi Seminar Nasional Manajemen, Ekonomi, Akuntansi Bangka Belitung (SMEABB) 1 Tahun 2018 dengan tema ‘Ekonomi Digital dalam Meningkatkan Daya Saing Daerah’ di Hotel Swiss-Belhotel, Pangkalpinang. 

Pembukaan SMEABB 1 ditandai pemukulan gong oleh Gubenur Erzaldi  didampingi Suwandi Ak MM (Direktur Grup Pengelola Transformasi Lembaga Penjamin Simpanan), Warek I UBB Dr Ismet Inonu MSi,  Dekan FE UBB Dr Reniati MSi,  Wadek I FE Karmawan MSi, Wadek II FE Suhaidar MSi,  dan  Ketua Pelaksana SMEABB 1 Dr Devi Valeriani MSi.

Menurut Erzaldi, penggunakan teknologi informasi  dan digitalisasi di era Revolusi Industri  4.0 saat ini sudah merupakan keniscayaan. Maju-tidaknya suatu daerah,  negara, bangsa, masyarakat  atau  lembaga, dapat ditelisik dari  unggul- tidaknya  kualitas teknologi informasi dan digitalisasi  yang digunakan.    

Terlebih lagi lanjut Erzaldi  dengan  fakta  kondisi geografi  Kepulauan Bangka Belitung yang   dikelilingi laut dan  memiliki 550 pulau.   Memerlukan dana sekitar Rp 2,7 triliun bila ‘ditautkan’ dengan teknologi fisik optik.

“Angka Rp 2,7 triliun itu  setara dengan satu tahun  APBD kita.  (Kalau itu digunakan-red)  PNS kita tentu tidak dapat gaji.  Tapi,  dengan  menggunakan teknologi informasi dan digitalisasi Farlink,  kita  hanya perlu biaya   Rp 50 miliar.  Semua bisa diinternoneksikan; rumah sakit dengan puskesmas, dinas pendidikan dengan sekolah dan lain-lain,” terang Erzaldi.

Dikemukakannya,  kecanggihan Farlink sudah dibuktikan di luar negeri. Bahkan perusahaan IT (informasi dan teknologi) luar negeri yang sudah lama beroperasi mengakui keunggulan Farlink.

“Farlink merupakan temuan mantan PNS di Indonesia.  Ia kemudian ‘pindah’  kerja ke luar negeri.   Bekerja di  perusahaan IT Rusia,  Cina, kemudian ke perusahaan IT Rusia lagi. Kecanggihan dan keunggulan Farlink diakui, baik oleh  perusahaan IT luar maupun  dalam negeri,” tukas Erzaldi.

Dengan menggunakan IT Farklink hemat Erzaldi semua persoalan ‘klasik’ selama ini  di Bangka Belitung  dapat terselesaikan.  Ia mencontohkan ikan yang melimpah di pulau-pulau terpencil dihargai murah oleh ‘konglomerasi’, tidak  akan lagi terjadi.

Begitu pula produk lain seperti timah, lada, beras dan sebagainya, tidak bisa lagi dibeli dengan harga murah oleh ‘konglomerasi’.   Sebab  internet  sudah masuk ke semua tempat --  baik desa maupun kepulauan -- , sehingga   siapa saja,  baik  petani  maupun  nelayan  sebagai produsen,  dapat mengetahui harga pasar yang berlaku secara ‘real time’.

“Bahkan para Emak-emak  menggunakan android miliknya  bisa berdagang.  Sebelum ini ‘kan biasa telepon canggih hanya untuk ‘selfie’ dan ‘share’ foto saja.  Nanti setelah semua jaringan IT Farlink masuk ke semua tempat, semua bisa dagang sendiri,” tegas Erzaldi ‘berapi-api’ (bersemangat). 

Farlink terkoneksi ke semua lembaga.   Koperasi dengan semua  UMKM, begitu pula antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baik yang berada di provinsi maupun antar kabupaten dan kota.

“Hanya dengan menekan tombol handpone androidnya, petani sudah mengetahui harga lada baik di tingkat daerah, nasional dan dunia.   Semua tersaji secara ‘real time’,” tukas Erzaldi yang sengaja menelpon Wakil Gubenur Abdul Fatah untuk datang ke ruang  SMEABB di Swiss-Belhotel.

“Teknologi informasi dan digitalisasi ini penting sekali.   Saya sengaja mengundang Bapak Wagub untuk ikut berdiskusi bersama peserta SMEABB,” terang Erzaldi.

Menurut Erzaldi Pemrov akan memasang  Farlink di 48 titik penyeberangan, 13 pelabuhan umum dan 61 pelabuhan khusus.   Hal yang sama juga dipasang pada 50 pulau berpenghuni dan 500 pulau tak berpenghuni. 

“Selanjutnya masing-masing satu (Farlink-red) akan  kami pasang di UBB,  STAIN dan  Polman.   Nantinya akan ada satu pusat data namanya Babel Satu.   Dengan tenologi informasi ini, ibu-ibu bisa mengetahui harga ikan dan keperluan rumahtangga lain.  Semuanya ‘real time’,” ujar Erzaldi.

Dijelaskannya, untuk melibatkan masyarakat Bangka Belitung berdagang di sektor ritel secara penuh, Pemprov Babel tidak memberi peluang usaha ataun izin perusahaan ritel  besar yang bergerak di sektor perdagangan dan bisnis nasional masuk ke daerah.

Usaha ritel itu di daerah menurut Erzaldi akan dilaksanakan oleh Badan Usaha (milik) Desa, Koperasi dan Berkah Mart.  Tanggal 20 November 2018 nanti lanjut gubernur  sudah akan beroperasi 68 Berkah Mart.

“Kita juga sudah membuat program 1001 digital preneur.   Mereka sedang berada di inkubasi nantinya beromset Rp 500 juta per tahun.  Setelah itu kita akan mendidik digital preneur lainnya,” ujar  Erzaldi.

City Tour

Sementara itu  Ketua Pelaksana SMEABB I Dr Devi Valeriani dan Dekan FE UBB Dr Reniati MSi mengemukakan SMEABB 1 berlangsung dua hari (24-25 Oktober), diikuti 80 akademisi dan peneliti dari 22 perguruan tinggi di Indonesia.

Sedikitnya 70 makalah penelitian disampaikan selama SMEABB berlangsung, dengan rincian 38 makalah bidang manajemen, 13 makalah bidang akuntansi dan 21 makalah bidang ekonomi pembangunan.

“Insyaallah tahun depan kita akan menggelar SMEABB kedua dan seterusnya.   UBB sebelum ini juga telah menggelar ICoMA,  konferensi internasional  tentang maritim dan kepulauan,” ujar Reniati.

Selain  sebagai media ilmiah melalui presentasi hasil penelitian, SMEABB juga  sambung Reniati  menjadi media promosi kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung.   Untuk itu maka seluruh peserta SMEABB dan co-auhor diajak mengikuti City Tour.

“City Tour  ini banyak peminatnya.  Malah satu peserta berserta isteri usai SMEABB  akan  berlibur ke Belitung.  Panitia SMEABB menfasilitasinya,” kata Reniati.

Ketika tampil berbicara pada pembukaan SMEABB, Reniati sengaja menyebut satu persatu dari 22 perguruan tinggi  yang ikut SMEABB. 

“Ada dua universitas yang terbanyak mengirim penelitinya ikut SMEABB.  Yaitu UII Jogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Palembang.   Sementara peserta terjauh berasal dari Univeritas Tanjungpura, Pontianak,” tukasnya.

Usai memberi membuka SMEABB,   Warek I Dr Ismet Inonu MSi mewakili Rektor UBB Dr Ir Muh Yusuf MSi memberi cinderamata kepada Gubernur Babel Dr H Erzaldi Rosman Djohan MM.  (Eddy Jajang J Atmaja/Ari Riski).


Topik

Dr._Reniati,_S.E.,_M.Si Fakultas_Ekonomi_UBB Wakil_Rektor_I_UBB
. ayar