Humas UBB / Agus
MERAWANG, UBB – Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi (FPPB) Universitas Bangka Belitung (UBB), mengadakan workshop dan sosialisasi Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) versi 4.0 terkait aturan baru BAN-PT 2019, dalam capaian dan persiapan Program Studi (Prodi) Biologi menuju akreditasi “A”, bertempat di Gedung Semangat lt.2 FPPB, Kampus Terpadu UBB, Kamis (4/7) pagi .
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, serta persiapan instrumen akreditasi prodi biologi, FPPB UBB mengundang salah satu narasumber Dr. Abdurahman Adisaputra, M.Hum., yang kompeten dan relevan dengan materi yang akan disampaikan, serta sebagai mentor untuk tim Pengelola Prodi dalam penyusunan instrumen Prodi Biologi dalam waktu dekat ini.
Adanya perubahan Instrumen Akreditasi Prodi menjadi versi 4.0, mengharuskan Perguruan Tinggi membuat Laporan Kinerja Program Studi (LKPD) dan Laporan Evaluasi Diri (LED) sesuai dengan 9 kriteria, yang mana 7 standar/kriteria yang semula diberlakukan pada LED menjadi 9 kriteria.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor I UBB, Dr. Nizwan Zukhri, SE., MM., dihadiri oleh para Dekan FPPB, Wakil Dekan FPPB, para Wakil Dekan disetiap Fakultas, Kepala BPKKU, para Kepala Lembaga dan Kepala UPT, serta seluruh Ketua Jurusan yang ada di lingkungan UBB.
Sebagai tuan rumah, Dekan FPPB Dr. Tri Lestari, SP., MSi., berterimakasih kepada narasumber yang telah berkenan hadir memenuhi undangan sekaligus membantu untuk menelaah borang yang telah disusun oleh tim pengelola prodi biologi sesuai dengan IAPS 4.0, yang mana pada bulan Januari 2020 ini akan habis masa berlakunya.
“Kemarin ada yang ngirim di grub “Hantu APS 4.0” yang berbasis outcame dengan 9 kriteria, jadi kita tim biologi ini terkena itu, karena mereka (prodi biologi) ternyata akreditasinya habis Januari 2020, dan dapat info ternyata harus 6 bulan sebelum sdh jalan/diajukan, jadi agak shock juga temen-temen ya, padahal mereka rencananya September, rupanya Juli harus sudah jalan/diajukan,” terangnya.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor I menjelaskan bahwa dengan sistem terbaru ini setiap Prodi harus siap menyesuaikan dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh BAN-PT, dan kegiatan sosialisasi ini dapat dimanfaatkan sebaik-baik mungkin oleh setiap prodi terhadap materi yang akan disampaikan oleh narasumber.
“Dengan sistem yang terbaru, dengan pendekatan outcome dan ini yang pertama, tapi bersyukur disini karna ada inisiator yang luar biasa,” tutur Nizwan.
Dr. Abdurahman Adisaputra, M.Hum., dalam paparan materinya menyampaikan terdapat perbedaan dalam instrumen akreditasi Prodi 4.0 tidak lagi menggunakan standar, akan tetapi menggunakan kriteria dan kedudukan.
Menurutnya, dalam Instrumen baru ini tidak ada yang aneh dan tidak ada yang harus ditakuti, hanya saja pada prinsip penilaian serta bobotnya saja yang berbeda antara instrumen lama dengan yang baru. Perbedaan yang lain juga pada pengusul/pengaju akreditasinya, yang mana pengusul akreditasi adalah Ketua Prodi, sekarang pengaju akreditasi adalah Pengelola Prodi sesuai statuta di PTN masing-masing.
“Tidak ada yang aneh, tidak ada sesuatu apapun, hanya saja prinsip penilaian (prinsip assessment) saja yang berbeda antara instrumen lama dengan instrumen baru, kemudian apalagi !. bobotnya, kalau dulu itu bobot proses hampir 60%, nah sekarang bobot proses hanya 38%, jadi kebalikannya dia. Jadi proses itu tidak begitu dinilai, tetapi output outcome yang dinilai dan paling banyak bobotnya,” paparnya.
Secara mendetil, Abdurahman memaparkan setia materi yang disampaikan, selain memaparkan materi, Ia juga membuka ruang diskusi dengan peserta yang ikut dalam sosialisasi ini. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan informasi terbaru terkait dengan Instrumen Akreditasi Prodi versi 4.0 dengan 9 kriteria yang diistilahkan ‘Hantu’ bagi sebagian kalangan insan Perguruan Tinggi. (Ags/Humas)