Olah Sampah Pasar Pagi, Mahasiswa KKN UBB Produksi 800 Botol POC

Penulis: Editor | Ditulis pada 16 Juli 2020 17:08 WIB | Diupdate pada 16 Juli 2020 17:08 WIB


SUSUN POC --  Dua dari 15 mahasiswa KKN UBB Batin Tikal tengah menyusun pupuk organik cair (POC) dalam kemasan botol di Laboratorium Prodi Agribisnis, Rabu (15/07/2020). 

  • Siap Dibagikan ke Masyarakat

PANGKALPINANG, KKN UBB --  Sedikitnya 400  botol pupuk organik cair (POC) hasil fermentasi sampah Pasar Pagi Pangkalpinang berhasil dipanen oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Bangka Belitung (UBB) Angkatan XV 2020 untuk  Kelurahan Batin Tikal, Pangkalpinang,  Rabu (15/07/2020).

Brema Sinuhaji, Ketua Devisi Lingkungan  KKN Batin Tikal, mengemukakan POC yang dipanen itu  merupakan hasil fermentasi sampah organik berupa  kulit buah nanas, jeruk, sayur-mayur, bonggol pisang, rebung, dan  tomat.

“POC itu kita panen setelah  sebelumnya difermentasi menggunakan  bioaktivator selama 21 hari  di Laboratorium Agribisnis, Kampus Terpadu UBB, Balun Ijuk,” ujar Brema, mahasiswa Prodi Agribisnis didampingi  Ani Tias Kusumaningrum, mahasiswa Prodi Biologi.

Dikemukakan,  400 botol POC yang dipanen terdiri dari 184 botol  POC kulit nanas, POC  jeruk 29 botol,  POC tomat 50 botol,  POC campuran sayur-mayur 53 botol, POC  bonggol pisang dan rebung 84 botol. 

“POC yang dikemas dalam botol itu  nantinya akan  kita bagikan kepada warga Kelurahan Batin Tikal,   terutama Ibu-ibu PKK yang tergabung dalam Kelompok  Toga.  Mereka merupakan  pecinta tanaman dan pelaku urban farming (pertanian di perkotaan-red),” tukas Brema.

KKN UBB Batin Tikal  sendiri beranggotakan  15 mahasiswa dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) Eddy Jajang J Atmaja,  selama satu bulan lebih --  terhitung sejak 15 Juli hingga 19 Agustus --  melaksanakan kuliah kerja nyata di Kelurahan Batin Tikal Kecamatan Tamansari Pangkalpinang.

Selain  membuat dan kemudian membagikan POC kepada warga setempat, mereka juga mempraktikkan  cara membuat POC kepada Ibu-ibu PKK.  Termasuk juga cara penggunaan  POC,  baik untuk tanaman hias dan hortikultura.

Di tempat terpisah, Hamidah Siffa Garishah (Ketua Devisi Kemasyarakatan KKN Batin Tikal) mengemukakan bahan membuat  POC dapat berasal dari sampah organik rumah tangga.  Seperti potongan sayur-mayur, kulih buah-buahan, kulit bawang, sisa nasi dan sebagainya.

“Selama ini,  ibu-ibu rumahtangga belum banyak tahu, apalagi  memanfaatkan sisa dapur berupa bahan organik sebagai POC.  Yang terjadi justeru bahan-bahan itu dibuang ke tong sampah. Padahal sampah organik selain menyuburkan tanah, juga menghasilkan banyak  uang,”  jelas Hamidah, mahasiswa dari Prodi Agrotek UBB.

Menurut Hamidah,  penggunaan POC pada tanah secara terus-menerus telah terbukti    dapat meningkatkan kesuburan tanah dan petumbuhan tanaman.  Pemberian POC juga dapat mengubah sifat kimia tanah karena mengandung unsur hara makro, mikro dan zat pengatur tumbuh.  

Muhammad Ade Pratama, mahasiswa Prodi Sosiologi UBB, menambahkan dalam dua hari terakhir ini ada penambahan bahan  fermentasi POC.  Yaitu sabut kelapa, kulit buah jagung dan buah naga.

“Ketiga bahan organik POC itu sudah kami fermentasi di Laboratorium Agribisnis.  Panennya tiga minggu ke depan,” ujar Ade Pratama.

Sementara itu Kamis (16/07/2020) pagi,  Hamidah Siffa ‘terjun’ ke Pasar Pagi Pangkalpinang dan membawa sampah organik berupa kulit nangka, kulit ubi, jambu jamaika dan pepaya (katis) ke Laboratorium Agribisnis.

“Sampah organik saya peroleh dari pedagang Pasar Pagi Pangkalpinang,” ujar Hamidah.

Kamis siang, semua bahan organik itu dibersihkan dan dicincang untuk kemudian difermentasi dalam media ember  menggunakan bioaktivator.

KEMASAN BOTOL --    Mahasiswa KKN UBB Batin Tikal memilih botol plastik yang sudah dibersihkan untuk kemudianh  diisi POC hasil  dari fermentasi bahan organik sampah Pasar Pagi Pangkalpinang.

Diperkirakan dalam tempo hari ke depan, mahasiswa KKN UBB Batin Tikal akan memanen sebanyak 400 botol POC lagi.  Sehingga jumlah keseluruhan panenan POC sebanyak 800 botol.

Ketua Kelompok KKN UBB Batin Tikal Eriko  mengemukakan botol plastik POC mereka peroleh  itu berasal dari tempat pembuangan sampah Kampus UBB.

“Botol-botol plastik itu kami bersihkan terlebih dahulu, kemudian kami isi dengan cairan POC,” tukas Eriko (Eddy Jajang J Atmaja)  


Topik

KKN_UBB
. ayar