Program Studi Sastra Inggris Universitas Bangka Belitung Gelar Workshop Kurikulum Merdeka Belajar - Kampus Merdeka

Penulis: Editor | Ditulis pada 19 November 2020 14:24 WIB | Diupdate pada 19 November 2020 14:24 WIB


Pangkalpinang, Bangka Belitung – Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bangka Belitung (UBB) menyelenggarakan Workshop Kurikulum Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM), Rabu, 18 November 2020 bertempat di Puri 56 Hotel & Resto, Pangkalpinang.

Program Studi Sastra Inggris menghadirkan dua narasumber pada workshop tersebut, diantaranya Prof. Dr. Eva Tuckyta Sari Sujatna, M.Hum., (Guru Besar Ilmu Linguistik Universitas Padjadjaran), dan Anne Nurbaity, Ph.D., (Dosen Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran/Ketua Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) Jawa Barat). Mengingat situasi Pandemi Covid-19, pemaparan narasumber dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings. Namun para peserta workshop yang hadir, yang terdiri dari perwakilan tiap program studi, LPPM, LP3M, UPT Bahasa, dan Biro Rektorat di lingkungan Universitas Bangka Belitung hadir secara langsung (tatap muka) dengan tetap menjaga protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan menggunakan masker.

Acara diawali dengan pembukaan oleh pewara, Dian Fitri K., M.A., (Dosen Jurusan, pemutaran lagu Indonesia Raya serta Mars Universitas Bangka Belitung dan pembacaan doa. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sambutan pertama yang dibawakan oleh Dekan FISIP UBB, Sujadmi, M.A. Beliau menekankan bahwa implementasi kurikulum MBKM akan mulai diberlakukan semester depan di seluruh program studi yang ada di UBB sehingga workshop ini sangat diharapkan mampu menyediakan masukan yang signifikan dan bermanfaat dari para nasumber terhadap kurikulum MBKM Program Studi Sastra Inggris.

Sambutan kedua dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UBB, Dr. Nizwan Zukhri, S.E., M.M. Beliau menyampaikan bahwa pemerintah memberikan waktu selama dua tahun bagi institusi pendidikan tinggi untuk mengimplementasikan MBKM sejak program ini diluncurkan pertama kali pada bulan Februari 2020. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa UBB merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi penerima Hibah Implementasi Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk 4 (empat) program studi, sehingga seluruh program studi yang ada di UBB berkewajiban untuk menyusun kurikulum MBKM. Diharapkan Program Studi Sastra Inggris mampu menghasilkan kurikulum MBKM yang tetap selaras baik dengan visi-misi universitas maupun dengan visi-misi fakultas.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi inti yang dipimpin oleh moderator, Sandy Ferianda, M.Hum. Moderator mempersilakan Ketua Tim Penyusunan Kurikulum MBKM Program Studi Sastra Inggris, Nurvita Wijayanti, M.Hum., untuk memaparkan salindia mengenai poin-poin penting rancangan kurikulum MBKM yang sejauh ini telah disusun. Dalam penjelasannya, Kurikulum MBKM Program Studi Sastra Inggris direncanakan akan menelurkan profil lulusan yang dapat dikerucutkan ke dalam 4 (empat) kelompok besar, yakni communicator, peneliti, tenaga pengajar dan community leader. Jika dirinci, lulusan Program Studi Sastra Inggris berkesempatan berkarir di banyak bidang/profesi, seperti interpreter, translator/penerjemah, peneliti, reporter, jurnalis, tenaga pengajar, entrepreneur, content writer/creator, penyunting bahasa, influencer, diplomat, pemandu wisata, dan lain-lain. Selain itu, Ketua Tim Penyusun Kurikulum MBKM juga memaparkan rencana sebaran mata kuliah dalam kurikulum MBKM Program Studi Sastra Inggris untuk ditanggapi oleh para narasumber.

Acara kemudian berfokus kepada pemaparan narasumber pertama, Prof. Dr. Eva Tuckyta Sari Sujatna, M.Hum. Profesor menjelaskan secara lugas mengenai Implementasi Kampus Merdeka yang sudah dilaksanakan di Program Studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran sejak Semester Gasal Tahun Akademik 2020/2021. Pertama, kegiatan penataan ulang kurikulum yang meliputi: 1) lokakarya kurikulum dan ko-kurikulum, panduan, SOP, dosen wali, dan lain-lain. Kedua, Daftar Kelas Tetap (DKT) untuk pengguna dan alumni, serta 3) implementasi bertahap kurikulum Kampus Merdeka. Kedua, kegiatan pengembangan blended learning yang menekankan penentuan mata kuliah yang dilibatkan. Ketiga, kegiatan pembukaan akses antarinstitusi, yang terdiri atas institusi program studi, fakultas dan universitas. Lebih jauh, beliau juga menyampaikan beberapa contoh kegiatan merdeka belajar yang sudah diaplikasikan dalam bentuk penelitian bersama antara dosen dan mahasiswa.

Di sisi lain, narasumber kedua, Anne Nurbaity, Ph.D., memberikan informasi Kebijakan Unpad dalam Implementasi Kampus Merdeka. Secara singkat, Ibu Anne menjelaskan secara signifikan contoh pembelajaran Kampus Merdeka Unpad. Selain itu, beliau juga menampilkan mekanisme dan rancangan kegiatan yang sudah dilakukan untuk menjaring mitra stakeholder dalam realisasi kegiatan merdeka belajar di Unpad, sebagai contoh gambaran bagi Program Studi Sastra Inggris Universitas Bangka Belitung. Untuk mengimplementasikan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, penyusunan kurikulum yang berpusat pada capaian pembelajaran dan capaian lulusan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) Profil lulusan yang beragam berdasarkan pilihan peminatan dalam penulisan skripsi umumnya dapat bekerja di beragam tempat dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda pula; dan 2) Panduan metode pembelajaran tatap muka dan blended learning. Skema “Merdeka Belajar-Kampus Merdeka” memungkinkan adanya keleluasaan lebih dalam menggunakan jejaring digital yang lebih luas selain yang sudah digunakan sebelumnya, seperti Google Classroom, Zoom Meeting, Google Meet, dan lain-lain. Di akhir penjelasannya, beliau menegaskan sejumlah poin penting, di antaranya: 1) Perlu kebijakan universitas yang mendukung pelaksanaan MBKM, 2) Program studi merupakan “ujung tombak” implementasi MBKM, 3) Kesiapan kurikulum perlu didukung materi ko- dan ekstrakurikuler untuk mendukung profil lulusan mahasiswa, 4) Perlu pembaharuan metode pembelajaran, 5) Perlu kesiapan tim akademik yang lebih baik, 6) Perlu ditingkatkan kerja sama dengan berbagai pihak dalam implementasi MBKM, terutama dalam proses “curriculum matching” dan penentuan pembimbing kedua belah pihak, dan 7) mulai dilaksanakan evaluasi dan perbaikan harus terus berjalan.

Akhirnya, masih banyak yang perlu dibenahi oleh Program Studi Sastra Inggris demi menyempurnakan Kurikulum MBKM yang akan mulai diberlakukan tahun depan. Masukan-masukan serta sharing experience dari para narasumber turut mendukung rancangan kurikulum MBKM yang telah disusun agar ditelaah kembali lebih dalam. Harapannya, kurikulum ini akan menciptakan suasana baru ke arah yang lebih maju dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, mengikuti perkembangan zaman yang semakin cepat pula. (Humas)


Topik

FISIP_UBB Sastra_Inggris_UBB
. ayar