FGD dengan Dosen UBB, Ini yang Disampaikan Nelayan Desa Rebo

Penulis: Editor | Ditulis pada 02 Juli 2021 17:48 WIB | Diupdate pada 02 Juli 2021 17:48 WIB


Dalam rangka menggali informasi terkini secara langsung terkait isu perikanan tangkap di Desa Rebo (Kabupaten Bangka), Tim Riset Universitas Bangka Belitung (UBB) yang diketuai oleh Kurniawan, S.Pi., M.Si (Dosen Prodi Manajemen Sumber daya Perairan), mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama para nelayan, Pemerintahan Desa Rebo, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan pihak PT Timah Tbk.

FGD dengan tema “Strategi Pengelolaan Perikanan Bagan Tancap di Desa Rebo” ini berlangsung di Perpustakan Desa Rebo, pada hari Rabu, tanggal 30 Juni 2021.

Selaku ketua tim riset, Kurniawan, S.Pi., M.Si. mengaharapkan agar melalui FGD ini bisa didapati isu atau persoalan yang kerap terjadi terkait dengan perikanan bagan tancap di Desa Rebo.

Dengan riset yang timnya lakukan saat ini, isu atau persoalan yang disampaikan para peserta dalam FGD bisa dianalisis secara ilmiah, sehingga harapannya nanti bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan solusi terhadap nelayan terkait persoalan-persoalan tersebut.

“Salah satu output dari riset kami ini, harapannya bisa memberikan masukan, baik kepada Pemerintah terkait, maupun kepada para nelayan secara langsung mengenai pengelolaan perikanan bagan tancap di Desa Rebo,” ujar Kurniawan.

“Kami memilih Desa Rebo sebagai lokus riset dengan tema ini, sebab kami menyadari, selain memiliki potensi di sektor pertambangan timah dan wisata bahari, Desa Rebo juga memiliki potensi yang besar dan menjanjikan di sektor perikanan tangkap, khususnya di bidang bagan tancap”, tambahnya.

Apa yang disampaikan oleh Kurniawan ini pun, diamini oleh beberapa peserta FGD, di antaranya oleh pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Siswanto, S.E (Kasubag Umum dan Kepegawaian) dan Kepala Desa Rebo, Fendi, S.H. Mereka sepakat jika Desa Rebo memiliki potensi besar di bidang perikanan.

“Saya sering mendengar, banyak warga luar Desa Rebo yang memilih mancing  di laut Desa Rebo. Inikan menjadi penanda bahwa laut Desa Rebo memang banyak dihuni oleh biota. Saya berharap Pak Kurniawan dan kawan-kawan, bisa melahirkan teknologi baru untuk membantu memaksimalkan hasil tangkapan bagan tancap para nelayan. Terutama dalam hal lampu bagan, jaring dan waring yang harusnya digunakan nelayan” ungkap Siswanto, S.E.

Sementara itu, merespon apa yang disampaikan Kurniawan sebagaimana yang dipaparkan sebelumnya, Fendi, S.H. selaku Kepala Desa Rebo mendorong agar para nelayan yang hadir di FGD tersebut mau dan berani menyampaikan kondisi rill yang mereka jumpai selama ini ketika menjadi nelayan bagan tancap.

Nelayan Desa Rebo: Masalah Kami Adalah Aktivitas Pertambangan Laut dan Lumba-lumba

Asiua (50 tahun), ketua kelompok nelayan Desa Rebo mengungkapkan jika pengeboran timah di laut yang jaraknya antara 4 Mill sampai dengan 12 Mill sangat berpengaruh terhadap penurunan hasil tangkapan biota laut di bagan mereka.

“Saya menjadi nelayan sudah sekitar 30 tahun, sehingga saya ingat betul, dulu sebelum tahun 1995, kami yang menjadi nelayan ini sangat berjaya. Hasil tangkapan kami luar biasa karena belum ada aktivitas pertambangan di laut Desa Rebo,” ungkap Asiau.

“Tapi sejak tahun 1995 ke atas, bahkan hingga sekarang, pertambangan di laut khususnya aktivitas pengeboran, sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan kami. Itu isu atau persoalan utama yang bisa kami sampaikan sebagai nelayan kepada Pak Kurniawan,” tambahnya.

Selain itu, Asiau juga mengungkapkan jika Lumba-lumba kerap menjadi pengacau di bagan mereka. Menurutnya, mamalia ini bisa menghabiskan puluhan kilo ikan di jaring bagan tancap mereka dalam sehari. Lumba-lumba ini menjadi hama bagi para nelayan bagan tancap.

Dalam konteks riset yang sedang dilakukan, Kurniawan, S.Pi., M.Si dan anggota tim, yakni Sheren Safadenisa dan Resti Rizki Agustiyani (Mahasiswi Prosdi Manajemen Sumber Daya Peraiaran) berkomitmen untuk mengakomodir dan menindaklanjuti isu dan/atau persoalan yang disampaikan ketua kelompok nelayan Desa Rebo tersebut. (hz/humas)


Topik

Kampus_Terpadu_UBB
. ayar