+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
27 Agustus 2008 | 02:45:05 WIB


Menikmati Wisata Pantai di pulau Bangka dan Pulau Belitung


Ditulis Oleh : Admin

BERKUNJUNG ke Kepulauan Bangka Belitung, sama dengan memanjakan diri dengan wisata bahari. Bukan saja para pelancong dapat menikmati hamparan laut yang membiru, tetapi juga mengecap nikmatnya aneka hidangan laut yang tersedia di hampir setiap sisi kota ataupun pantai.

Kepulauan Bangka Belitung adalah wilayah provinsi baru pecahan Sumatra Selatan. Kini, masyarakat Bangka Belitung menamai negeri mereka ini dengan kata yang cukup populer, “Babel”. Kota Pangkal Pinang sebagai ibu kota Babel, disahkan pada 9 Februari 2002.

Meskipun pelayanan jasa wisata belum terlalu ramai, jadwal penerbangan ke kepulauan dengan 7 kabupaten/kota ini, cukup padat dan mencapai 8 kali penerbangan tiap hari.Pada hari-hari libur tertentu, terutama hari raya warga keturunan Tionghoa, kepulauan dengan luas 81.724,74 km2 dan berpenduduk 1.000.177 jiwa ini, sangat ramai dikunjungi. Apalagi dari jumlah penduduk Kepulauan Babel, 30% lebih merupakan warga keturunan Tionghoa.Seperti pada hari-hari peringatan upacara Cengben, sebagian besar warga Tionghoa asal Babel akan kembali ke tanah kelahiran mereka.

Mereka bukan saja warga Tionghoa Babel yang sudah mengembara ke berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga peziarah dari Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Cina. Sebagai negeri kepulauan, Babel memiliki pantai yang sangat luas. Beberapa pantai yang sudah beberapa kali dikunjungi oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, Para Menteri, dan pejabat pusat maupun daerah, artist-artist ibukota bahkan maanca negara seperti Mike Tramp vocalis White Lion, antara lain Pantai Padi, Pantai Rebu, Pantai Parang Tenggiri (Pantai Hakok), Pantai San Lochu (Pantai Tikus), dan Pantai Tanjung Pesona, semuanya termasuk pantai berair bersih dengan udara cukup hangat.

Di pesisir pantai ini, berdiri sejumlah cottage dan penginapan, lengkap dengan restoran, tempat pemancingan, dan wisata air seperti speed boat ataupun perahu-perahu nelayan yang dapat disewa. Sedangkan beberapa meter ke arah darat dari pantai, masih tersisa bekas-bekas galian timah masyarakat. Sebab, Babel dikenal sebagai provinsi penghasil timah terbesar di Indonesia.Menurut Ir. Bahar Buasan, Kepala Cabang Sriwijaya Air yang membawa rombongan, sebelum era 80-an, semua pantai di Babel lebih bersih dari sekarang.

Akan tetapi, ketika kapal keruk timah era Orde Baru dioperasikan, hampir semua pantai di Babel terkena tumpahan timah sehingga kondisinya tidak sejernih sebelumnya. Yang lebih parah, ketika era reformasi, tambang-tambang timah itu dikuasai warga. Akibatnya, banyak bekas galian timah yang ditinggalkan begitu saja oleh masyarakat.Tak cuma itu, hampir di sebagian besar pinggiran pantai terutama di tempat-tempat yang cukup tinggi, para pelancong juga dapat menemukan sejumlah kelenteng tempat upacara. Arsitekturnya pun bermacam-macam, ada yang berornamen Cina, ada pula yang sudah beradaptasi dengan ornamen setempat. Kehadiran kelenteng di atas bukit ini sangat kontras dan menarik perhatian pengunjung. Selain penghasil timah, Babel juga dikenal sebagai penghasil ikan terbesar, seperti di Pantai Rebo', untungnya Pemerintah Daerah khususnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat tanggap dengan hal ini dan selalu melakukan penertiban untuk melindungi aset daerah yang sangat berharga ini.

Sebelum kapal keruk timah beroperasi, pantai ini, menurut Bahar, menghasilkan ikan berton-ton setiap hari. Airnya pun lebih biru dan jernih. Sisa-sisa kekayaan itu masih dapat kita temui bila menyambanginya lebih dekat. Begitu juga di Pantai Pasir Padi, sejumlah mobil kerap berderet menurunkan para pelancong yang ingin menikmati laut dan bersantap sedap di restoran pinggir pantai.Di tempat-tempat makan seperti ini, para pelancong dapat menikmati hidangan kakap merah, kepiting saus pedas, ikan bumbu kuning, udang bakar, ataupun sup kerang ditambah kangkung cah yang segar.Cuma sayang, karena pelayanan jasa wisata yang belum berkembang, belum banyak cendera mata yang ditawarkan di tempat-tempat ini, beberapa yang ada diantaranya yang sangat khas dari pulau Bangka dan Pulau Belitung adalah kerajinan dari timah dengan desain dan motif yang beragam, kain cual khas Bangka (bahkan Ibu Ani Yudhoyono pun sangat menyukai dan memesan khusus kain Cual khas Bangka Belitung ini). Selain dapat menyimpan kenangan indah pantai di Babel dalam bentuk foto-foto dengan latar belakang pemandangan pantai yang menawan.

Para pelancongpun masih dapat membawa buah tangan berupa makanan olahan khas Babel. Jenisnya sangat beragam dan tersedia di hampir semua toko di kawasan Sungailiat dan Pangkalpinang, seperti aneka kerupuk tenggiri, kerupuk cumi, kerupuk udang, kerupuk teri, dan kerupuk kepiting. Makanan lainnya ada teritip, tembiluk, lempah darat, otak-otak, serta yang paling terkenal dan sudah melanglang ke berbagai daerah adalah Terasi Bangka dan Martabak Bangka (Kue Van De Cock). Kue yang asalnya bernama "van de cook" ini, dapat dibeli pada sore atau malam hari di setiap pojok kota.Bagi pelancong yang suka makanan legit, dapat membeli lempok, sejenis dodol terbuat dari campuran gula pasir dan buah-buahan tertentu (umumnya cempedak, nangka dan durian). Selain sangat manis dan cukup menggigit di lidah, lempok juga sangat wangi.

Olahan makanan lain adalah terasi (belacan). Berbagai terasi dikemas dan diperjualbelikan. Anda juga dapat mencoba membeli saus yang terbuat dari ikan rebon atau teri. Konon menurut penjual di kawasan Sungailiat, saus ikan ini rasanya segar bila dimakan dengan acar.Ada satu hal yang harus diperhatikan para pelancong muslim adalah saat memilih restoran atau tempat makan. Tidak semua restoran terutama warung-warung makan pinggir jalan mau mencantumkan “halal”. Padahal, hampir sebagian besar restoran menawarkan olahan daging babi yang ditulis dalam bahasa Tinghoa. Nah, bila Anda sudah jenuh dengan suasana wisata di Jawa, tidak ada salahnya memilih Babel untuk mengisi liburan akhir pekan. Perjalanan Jakarta-Babel hanya ditempuh dalam waktu 40 menit penerbangan. Tarif cottage dan penginapan pun cukup bervariasi.Yang pasti, bermalam di sepanjang pantai Babel, sangat mengesankan. Di sebelah utara Babel berbatasan dengan Laut Natuna, di sebelah timur dengan Selat Karimata, dan di sebelah selatan dengan Laut Jawa. Sebuah tempat yang cukup lengkap untuk merasakan deburan ombak dan bagian kekayaan laut Indonesia. (Eriyanti/"PR")***

Written By : Eriyanti di klipingut.wordpress.com

UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota