UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
22 Oktober 2008 | 13:02:44 WIB
Timah : Antara Kutukan dan Berkah
Ditulis Oleh : Admin
Dahulu, Timah seperti logam "terlarang" dimana tidak sembarangan orang dapat memproduksi atau memperjualbelikan. Monopoli sangat kental dalam praktek bisnis timah ini. Seiring dengan era repotnasi eh reformasi, bisnis ini kemudian dibuka. Timah telah memberikan warna kehidupan baru bagi pengusaha timah, yang mendadak kaya jika "lubang camuy" nya memperlihatkan pasir timah yang berwarna hitam. Anak-anak banyak kehilangan minat sekolah karena lebih mudah dan cepat menghasilkan uang jika ikut "nge-TI". Ya, TI atau tambang inkonvensional merupakan unit bisnis baru yang menggiurkan yang dilakukan oleh rakyat sekaligus berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan yang maha dahsyat karena proses reklamasi yang ugal-ugalan bahkan ogah-ogahan untuk dilakukan.
Disebut inkonvensional, karena teknik produksinya telah menggunakan mesin diesel terutama untuk menyemprot lapisan pasir sehingga yang tersisa pasir timah yang memiliki berat jenis yang lebih besar. Dahulu, proses konvensional penambangan timah menggunakan "dulang" seperti dalam proses penambangan emas tradisional. Dampaknya, lubang-lubang bertebaran, berbentuk besar membentuk "kolong" alias danau buatan yang menampung air. Hutan-hutan mulai gundul, dan suhu udara semakin panas di Pulau Bangka. Kerusakan lingkungan bukan lagi cerita, tetapi mulai mengancam. Berkah Timah telah mulai menunjukkan tanda-tanda menjadi sebuah Kutukan.
Tanda-tanda hancurnya lingkungan dapat dilihat dari atas udara begitu banyaknya "bolong" di atas tanah Bangka. Tapi, sekali lagi, Timah juga menjadi mata pencaharian yang sangat penting bagi masyarakat untuk melanjutkan hidupnya. Timah tampaknya seakan-akan memberikan berkah sekaligus kutukan. Ini pula yang membawa kita pada konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development). Dimana pembangunan saat ini tidak mengorbankan kepentingan pembangunan di masa depan. Karena Timah menjadi sumber peningkatan pendapatan masyarakat, maka yang harus diperbaiki adalah proses penambangan dan peningkatan nilai tambahnya (good mining process) serta harus dijamin adanya proses reklamasi yang mengembalikan fungsi lingkungan.
Mudah-mudahan kesulitan dan kenikmatan hari ini tidak membuat kita membabi buta untuk melupakan kehidupan hari esok yang juga harus lebih baik.
Written By : Syarif Syahrial
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka