+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
20 Maret 2009 | 17:39:01 WIB


Perekonomian Bangka Belitung : Bertani dan Berkebun Lagi atau Menambang?


Ditulis Oleh : Admin

Dari tahun 2000 sampai tahun 2005, pertanian berkontribusi terhadap PDRB Bangka Belitung yaitu dari 25,44 persen menjadi 24,20 persen atau menyumbang terhadap PDRB sebesar Rp 1.533.110 juta dan mengalami peningkatan pada tahun 2005 menjadi Rp 1.990.628 juta. Walaupun pada tahun 2006 menurun menjadi 18,46 persen, pertanian masih menjadi sektor unggulan ke dua di Bangka Belitung setelah industri pengolahan dan pertambangan.

Julukan negara agraris untuk Indonesia, dengan sentra pertanian yang dapat mencapai swasembada pangan dan lubung beras bagi daerah bahkan negara tetangga merupakan cerita tempo dulu sekitar tahun 1980-an. Dimana masyarakat tercukupi pangan sebagai kebutuhan mendasar yang harus terpenuhi.

Dapat kita lihat pada zaman sekarang petani yang menggarap sawah tetapi masih kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari apalagi untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai menempuh pendidikan tinggi. Jika kita lihat di media cetak maupun elektronik, sebuah daerah sebagai penghasil komoditi beras, tetapi masyarakatnya masih ada yang hanya makan sekali sehari bahkan harus berpuasa pada hari tersebut. Sungguh ironis sekali dengan dikenalnya bangsa ini sebagai tebaran permadani hijau dengan lingkup areal yang luas yang seharusnya dapat dikelola menjadi lahan pertanian yang pastinya dapat mencukupi lebih kurang 230-an juta penduduk Nusantara.

Jika kita melihat lebih dekat, untuk Bangka Belitung sebagai provinsi yang tergolong baru sektor pertambangan memberikan kontribusi terbesar bagi PAD daerahnya, dan sektor pertanian mempunyai kontribusi terhadap PDRB Bangka Belitung.

Dari tahun 2000 sampai tahun 2005, pertanian berkontribusi terhadap PDRB Bangka Belitung yaitu dari 25,44 persen menjadi 24,20 persen atau menyumbang terhadap PDRB sebesar Rp 1.533.110 juta dan mengalami peningkatan pada tahun 2005 menjadi Rp 1.990.628 juta. Walaupun pada tahun 2006 menurun menjadi 18,46 persen, pertanian masih menjadi sektor unggulan ke dua di Bangka Belitung setelah industri pengolahan dan pertambangan.


Komoditi Unggulan Bangka Belitung

Perkebunan karet, sawit dan lada merupakan komoditi unggulan yang prospektif dan dapat menjadi pemacu peningkatan PAD Bangka Belitung. Komoditi lain, yakni beras mulai digerakan sentra persawahan di Rias, Bangka Selatan. Ini langkah awal Babel dapat mandiri dalam hal kebutuhan beras.

Hanya sangat disayangkan, komoditi lada yang selama ini menjadi trade mark Provinsi Bangka Belitung (Babel) perlahan tapi pasti ditinggalkan oleh masyarakat yang banyak beralih profesi menjadi penambang timah inkonvensional. Kita tidak dapat menyalahkan masyarakat yang banyak beralih menjadi penambang karena keuntungan yang mereka peroleh lebih besar daripada berkebun lada. Walaupun pada kondisi sekarang penambangan mulai perlahan ditinggalkan masyarakat seiring merosotnya harga timah dunia.

Di sinilah seharusnya pemerintah jeli melihat situasi dan kondisi seperti ini. Pemerintah bersama masyarakat mencari solusi yang dapat memberikan keuntungan yang besar bagi petani. Sehingga tidak ada istilah petani hanya sebagai alat dan cara bagi pemerintah dalam menyalurkan bantuan-bantuan atau hanya sekedar sebagai program kerja belaka. Seperti pemberitaan media lokal, pada beberapa minggu terakhir, dimana petani kesulitan mendapatkan pupuk merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuni bagi seorang petani.

Disamping itu, harga pupuk yang semakin meningkat seiring dengan musim panen juga dipandang sebuah masalah klasik yang seharusnya dapat diantisipasi oleh pemerintah daerah. Penyelewengan terhadap pupuk oleh pihak-pihak tertentu harus dihentikan sampai tuntas jangan sampai merugikan petani-petani penggarap.
Tidak hanya persoalan pupuk yang membelit petani di Bangka Belitung, permasalahan ketersediaan bibit unggul, sampai SDM penyuluh pertanian yang masih kurang kemampuannya.

Menurut hemat penulis, persoalan SDM penyuluh bukanlah kurang kemampuan penyuluhan di lapangan, tetapi mereka kurang terperhatikan oleh pemerintah sendiri dalam hal kesejahteraannya. Seharusnya ujung tombak pertanian (penyuluh lapangan dinas pertanian) harus menjadi perhatian utama selain petani sebagai tulang punggung yang menjadikan bangsa ini dikenal menjadi Agraris Country pada era tahun 80-an tersebut.


Terbukanya Kesempatan Kerja

Sektor pertanian memberikan kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat. Mulai dari pengolahan sawah, pengolahan hasil pertanian dan pembuatan tehnologi tepat guna. Selain itu, peluang-peluang usaha yang lain seperti berdagang kebutuhan-kebutuhan bagi daerah transmigrasi yang lokasinya cukup jauh dari daerah perkotaan tentunya menjadi kesempatan yang menjanjikan bagi masyarakat. Pertumbuhan kesempatan kerja yang lain yang sifatnya lebih memberikan peluang bagi masyarakat dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

Dalam arti berusaha sendiri untuk mendukung sektor pertanian (berwirausaha tani) ini lebih baik, dengan tujuan akhir menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Sebuah solusi yang mestinya bukan untuk dilupakan, dan kedepan Bangka Belitung bisa menjadikan pertanian sektor unggulan yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan PAD di daerah ini.(*)




Foto Darus Altin (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung)

Written By : Darus Altin (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung)
Judul Asli : Bertani Lagi atau Menambang?
Telah Dipublikasikan di Harian Bangka Pos (edisi: 20/Dec/2008)




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota