Dalam buku itu, Tapscott menyadarkan dunia bahwa di masa depan, peran " />
Dalam buku itu, Tapscott menyadarkan dunia bahwa di masa depan, peran " />
Dalam buku itu, Tapscott menyadarkan dunia bahwa di masa depan, peran " />
Dalam buku itu, Tapscott menyadarkan dunia bahwa di masa depan, peran " />
Dalam buku itu, Tapscott menyadarkan dunia bahwa di masa depan, peran " />
+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
31 Maret 2009 | 17:03:58 WIB


Wikinomics : Era Kolaborasi Ekonomi Lintas Industri Via Teknologi Internet


Ditulis Oleh : Admin

Desember 2006 lalu, Dan Tapscott dan Anthony D. Williams meluncurkan sebuah buku yang menghebohkan dunia. Ia jadi bahan pembicaraan di ratusan seminar dan diulas berbagai media massa dunia. Buku itu berjudul "Wikinomics: How Mass Collaboration Changes Everything".

Dalam buku itu, Tapscott menyadarkan dunia bahwa di masa depan, peran institusi bisnis maupun sosial akan semakin berkurang dan mendapat tantangan besar dari para individu yang menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Tapscott memberi contoh, bagaimana sebuah institusi bisnis bisa diselamatkan oleh sejumlah individu. Perusahaan tambang GoldCorp yang berbasis di Kanada, misalnya, kehilangan akal untuk menafsirkan peta potensi tambang emas yang mereka miliki sejak 1948. Litbang GoldCorp yang terdiri dari para geolog ulung, menyerah kalah ketika diminta menghitung potensi emas, maupun mencari metoda eksploitasinya.

Perusahaan ini nyaris bangkrut hingga pada suatu hari sang CEO mengundang rapat internal penting yang mengubah masa depan perusahaan secara drastis. Rob McEwen, sang CEO, terinspirasi oleh Linus Thorvald (pencipta sistem terbuka Linux), mengumumkan kepada seluruh ahli geologinya untuk menggali semua informasi ladang mereka sejak 1948 dan menyebarkannya secara bebas melalui Internet. Tujuannya: mendapatkan masukan dari ahli geologi dunia mengenai identifikasi ladang-ladang produktif dengan kompensasi imbalan menarik.

Ini sebuah fenomena dahsyat, karena umumnya perusahaan pertambangan mempertahankan data ladangnya secara rahasia. Tapi, McEwen beda. Ia malah membuka kesempatan kepada siapa pun di luar GoldCorp di seluruh dunia untuk menafsirkan peta itu.

Tidak terlalu lama, ribuan orang melalui internet memberikan masukan-masukan. Ada geolog, militer, ahli intelijen, sampai anak kecil yang memberikan ide melalui internet. Akhirnya GoldCorp selamat dari kebangkrutan. Kini, setiap satu dollar yang ditanam GoldCorp pada 1990, pada 2006 sudah menghasilkan 3000 dolar. Saham perusahaan ini pun naik.

Ya, McEwen sukses dengan menerapkan apa disebut sebagai strategi kolaborasi. Tidak hanya GoldCorp, perusahaan-perusahaan lain pun kini banyak yang mengandalkan individu maupun institusi di luar perusahaan untuk melakukan proses produksinya. Sebut saja Nestle, Protect and Gamble, Nike, Telkomsel, dan lain-lain.

Itu pula yang dilakukan Slim Devices Inc. yang menerapkan model open organization. Tak seperti perusahaan lain yang umumnya memiliki divisi riset & pengembangan (R & D) elite, berlimpah uang dan tertutup, perusahaan elektronik konsumer yang berbasis di Mountain View, California, ini justru menyerahkan R & D-nya kepada konsumen dan masyarakat luas, bahkan dari seluruh penjuru dunia. Mereka yang berada di luar perusahaanlah yang berimajinasi sekaligus mendesain produk. Baru setelah itu, awak Slim mengombinasikan seluruh ide yang masuk untuk diproduksi dan dilemparkan ke pasar.

Menggunakan SlimServer software yang bisa diunduh gratis, Sean mengundang para desainer dan pengembang alat elektronik berjiwa merdeka untuk saling berdiskusi membangun peranti audio. Tak hanya berdiskusi, mereka pun dipersilakan memodifikasi sampai produk benar-benar keren menurut mereka.

Ternyata produknya laris manis dan dengan model bisnis seperti ini, tahun 2006 lalu Slim sanggup meraup pendapatan US$ 10 juta. Tak heran, pujian pun menghampiri. Perusahaan ini disebut mengembangkan model bisnis open source laiknya Linux, Mozilla dan Wikipedia. Bahkan, besutan Sean Adam ini disebut-sebut sebagai prototipe perusahaan masa depan sekalipun mungkin tak serevolusioner Linux yang merepotkan Windows, Mozilla yang bikin deg-degan Internet Explorer, dan Wikipedia yang telah menghancurkan Encyclopedia Britanica.

Ke depan, model kolaborasi inilah yang akan semakin menguat, yang oleh Tapscott disebut sebagai Wikinomics, sebuah istilah bagi era partisipasi dan kolaborasi manusia dalam dunia ekonomi dan bisnis.

Sekarang banyak sekali perusahaan yang menggunakan source atau sumber-sumber dari berbagai belahan dunia lain untuk membangun komunikasi global. Mereka mengundang siapa pun untuk turut menyumbangkan pemikirannya. Untuk industri misalnya, Innocentive.com mengundang setiap pihak untuk memberikan inisiatif, dan pemecahan terhadap persoalan industri. Tentu dengan janji imbalan yang menggiurkan.

Di masa lampau, kata Don Tapscott dan Anthony D Williams, kolaborasi dilakukan dalam skala yang belum meluas. Hal ini terjadi dalam hubungan pertemanan, perkumpulan antaranggota keluarga, persaudaraan komunitas, dan solidaritas antarpekerja.

Secara perlahan, kolaborasi mulai menyentuh skala yang lebih melebar, sebab ada solidaritas atau ikatan kerja sama yang meluas dalam lingkup kontrak sosial untuk tolong-menolong, berbagi rezeki, dan risiko. Tapscott dan Williams mengatakan pula, perkembangan akses teknologi informasi memudahkan orang membangun kolaborasi, menciptakan nilai, dan berbagi kesempatan dalam dinamika yang membaru. Hal ini memberi ruang gerak yang lebih luas kepada setiap orang ikut serta menciptakan inovasi dan aset dalam aneka sektor ekonomi. Aneka kolaborasi secara terbuka pun mulai menciptakan aneka produk yang makin bermakna dan memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi. Kolaborasi secara massal dalam bidang ekonomi inilah yang dilihat sebagai dasar pijakan dari wikinomics.

Kini orang membagi pengetahuan, menghitung kekuatan, dan aneka sumber daya lain untuk menciptakan barang dan jasa, yang mana setiap orang dapat menggunakan atau memodifikasinya. Misalnya, mereka membuat berita-berita televisi, memperindah musik favorit mereka, mendesain software, menemukan resep untuk mencegah dan mengobati aneka penyakit, mengedit naskah, menginventarisasi kosmetik-kosmetik baru, dan bahkan membuat sepeda motor.

Contoh nyata adalah Wikipedia. Situs ensiklopedi ini memungkinkan siapa saja memberikan entry data ke dalam situsnya untuk menambah isi kamus online ini asalkan sesuai ketentuan. Orang-orang yang mengurus situs ini, dalam berbagai versi, adalah orang-orang yang mungkin bukan merupakan "orang dalam" pembuat situs ini tetapi mereka yang antusias dalam menambahkan content dari kamus di dunia maya ini.

Artinya, dapat dikatakan, di masa mendatang, individu-individu (khususnya yang punya kemampuan teknologi informasi dan komunikasi) akan lebih banyak diundang menyelesaikan persoalan-persoalan dunia.Mereka akan dilibatkan dalam empat sharing: process sharing, profit sharing, cost sharing, bahkan pain sharing.

Tentu saja individu yang berhak ikut dalam empat sharing ini adalah individu yang tidak hanya sekadar konsumen informasi, tetapi juga mereka yang perilakunya sudah menjadi produsen informasi, atau dalam bahasa Tapscott disebut dengan prosumen, yaitu produsen sekaligus konsumen informasi. Mereka adalah orang-orang yang akan menjadi tulang punggung sosial ekonomi berbasis TIK.

Yang dibutuhkan adalah komputer, koneksi jaringan, dan pijar-pijar inisiatif dan kreativitas untuk masuk dalam ekonomi. Kolaborasi baru ini bahkan tidak hanya melayani kepentingan komersial, tetapi juga membantu masyarakat melakukan aneka kegiatan untuk kepentingan publik, seperti mencegah penyakit, memperkirakan perubahan iklim global dalam menghadapi bencana alam, gempa bumi, tanah longsor, banjir, maupun upaya menemukan planet dan bintang baru.

Ada 4 prinsip dasar dalam gejala wikinomics yang mutlak harus ada, dan ini merupakan fenomena internet dewasa ini, yaitu keterbukaan (openness), kerja sama (peering), berbagi (sharing), dan bertindak global (acting globally). Bila satu dari empat hal ini tidak dipenuhi, hasil yang diharapkan tidak akan tercapai.

Lalu, bagaimana memanfaatkan semua perkembangan itu bagi diri kita? Alkisah ada Werner Mueller, ahli kimia yang bekerja di Hoechst Celanese. Ia mencintai kimia melalui penelitian. Karena keberhasilannya di bidang itu, dia mendapatkan promosi. Setiap mendapatkan promosi, dia sedih karena pekerjaanya menjadi bersifat manajerial dan jarang meneliti. Saat pensiun ia melakukan hal yang dia cintai: penelitian dan pertukangan.

Suatu hari sebuah perusahaan farmasi memerlukan rancangan produk baru untuk dipasarkan. Gagasan sangat diperlukan dan perusahaan itu mem-posting masalahnya di InnoCentive. Werner berpartisipasi dan dia berhasil sehingga berhak mendapatkan imbalan US$ 25,000. Dengan cara seperti ini dia bisa hidup berkecukupan.

Tentu saja, Anda tidak perlu harus menjadi ahli kimia untuk bisa turut berkolaborasi. Dalam posisi apapun anda sekarang, melalui internet ini, anda pasti bisa!




Written By : Nilna Iqbal - PustakaNilna.com




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota