+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
23 November 2009 | 21:21:18 WIB


LABORATORIUM PENGUKURAN KETAHANAN NASIONAL


Ditulis Oleh : Admin

Seperti apa kondisi ketahanan nasional kita saat ini ? Sekarang pertanyaan ini jarang kita dengar atau mungkin tidak ada lagi yang peduli. Terkecuali mereka-mereka yang berkepentingan, seperti Presiden, Menhankam, Polri, TNI dan Lemhannas itu sendiri. Padahal sekecil apa pun peran yang kita lakukan sebagai warga negara akan memberikan nilai positif bagi ketahanan nasional.

Kesadaran Ketahanan Nasional


Seorang siswa yang belajar dengan tekun dan mengembangkan potensinya merupakan bentuk upaya menjaga ketahanan nasional. Sebaliknya siswa yang tawuran dan membuat gang motor anarkis justru akan melemahkan ketahanan nasional. Begitu pula halnya dengan pejabat negara. Apabila kinerjanya bagus, selalu menjaga integritas dan akuntabilitas tentu berdampak positif bagi ketahanan nasional. Namun apabila pejabat tersebut terlibat korupsi berjamaah, maka akan menimbulkan efek negatif berupa kerugian negara, birokrasi yang korup, serta menurunnya kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum. Akumulasi dari dampak negatif tersebut akan mempengaruhi turunnya tingkat ketahanan nasional.

Mungkin yang saya contohkan di atas dianggap berlebihan. Hal ini dapat terjadi jika melihat ketahanan nasional dengan ruang lingkup nasional/negara, sehingga muncul asumsi yang bertugas menjaga ketahanan nasional cukup negara melalui Lemhannas, Polri dan TNI. Namun saya melihat ruang lingkupnya pada pentingnya peran setiap komponen penunjang ketahanan nasional, termasuklah peran setiap warga negara. Saya ingin membuka kesadaran bersama akan pentingnya peran kita masing-masing dalam menjaga ketahanan nasional.

LABKURTANNAS


Pada akhir Oktober kemarin saya berkesempatan mengikuti Workshop Pengembangan Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional (Labkurtannas) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS). Workshop ini diikuti oleh peserta dari 33 propinsi, dimana setiap propinsi diwakili oleh 3 institusi, yaitu Perguruan Tinggi, Bappeda dan BPS Propinsi.

Sebelum membahas Labkurtannas, penting kiranya untuk kita pahami bersama apa itu ketahanan nasional, sehingga upaya kita untuk menjaganya pun tidak sempit sebagaimana sempitnya pemahaman kita. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik datang dari dalam maupun luar untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.

Adapun ide dasar dari pengembangan Labkurtannas ini adalah sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk Early Warning System dan Policy Advice bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Fungsinya sebagai Early Warning System tentu sangatlah dibutuhkan. Selama ini negara kita memang belum memiliki sistem yang bekerja secara kontinyu dan akurat untuk kemudian memberikan sebuah peringatan bahwa ada sebuah kondisi yang berpotensi mengancam ketahanan nasional, baik itu dalam skala kecil maupun besar. Namun sebuah early warning sistem sangat menuntut adanya kecepatan dan akurasi data, dan inilah yang paling menjadi kelemahan kita. Data yang minim dan akurasinya yang lemah tidak hanya akan memperlambat jalannya sistem ini tetapi juga hasilnya akan tidak maksimal untuk membaca potensi ancaman/kerawanan yang terjadi di masyarakat. Alhasil kebijakan yang diambil pun tidak berjalan dengan baik atau tidak akan tepat sasaran.

Kendala tersebut telah terbukti pada saat ujicoba Labkurtannas pada 8 propinsi, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, DKI, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua. Kelemahan ini ditambah lagi dengan terlalu banyaknya indikator yang digunakan dalam pengukuran ketahanan nasional tersebut. Namun hal tersebut sebenarnya bisa dipahami mengingat banyaknya komponen yang menjadi penunjang ketahanan nasional. Lemhannas melalui program Labkurtannas yang didukung sistem ICT ini berusaha untuk mampu membaca kondisi nasional dari segala aspek sehingga terbaca potensi kerawanan/ancaman yang ada.
Ada 8 gatra yang akan diukur dalam Labkurtannas ini, yaitu gatra geografi, demokrasi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan. Hasilnya nanti disetiap daerah dapat dilihat tingkat ketahanan setiap gatranya. Begitupula pada tingkat nasional.

Gatra geografi ingin melihat dari batas dan luas wilayah, daratan atau kepulauan, kondisi cuaca, potensi bencana alam dan lain sebagainya. Sementara gatra demokrasi berusaha untuk mengetahui aktivitas demostrasi, kebebasan pers, dan lain-lain. Gatra sumber kekayaan alam akan memandang pada potensi SDA yang tersedia dan pemanfaatannya bagi masyarakat, masalah pengelolaan, reklamasi dan lain-lain. Pada gatra ideologi ingin membaca sejauhmana tingkat persatuan bangsa, kebanggaan terhadap lagu nasional, kebebasan yang bertanggung jawab, termasuk pula program cinta produk dalam negeri dan tingkat kesadaran membayar pajak.

Gatra politik misalnya dengan mengamati partisipasi masyarakat dalam pemilu dan sejauhmana peran parta politik. Sementara gatra ekonomi melihat dari banyak aspek seperti bagaimana pemenuhan BBM dan sembako, peran koperasi, BUMN dan BUMD sampai dengan pengelolaan keuangan negara saat ini. Pada gatra sosial budaya akan menganalisis berbagai potensi konflik sosial dan upaya meminimalisir berbagai penyakit masyarakat, seperti narkoba dan minuman keras. Terakhir gatra pertahanan dan keamanan tentunya melihat pada sisi bagaimana peta pertahanan baik dari sisi SDM maupun sarana prasarana pendukungnya.

Berdasarkan pengukuran 8 gatra tersebut diharapkan dapat diketahui kondisi ketahanan nasional. Begitupula hendaknya pada tingkatan daerah, termasuk Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan diketahuinya tingkat ketahanan nasional daerah pada masing-masing gatra dapat dengan segera diambil kebijakan yang tepat sasaran untuk mengatasinya. Disamping itu, adanya program ini hendaknya semakin membuka kesadaran bahwa ketahanan nasional bukan hanya tugas Lemhannas, Polri atau TNI tetapi tugas kita bersama.




Written By : Dwi Haryadi, S.H.,M.H.
Dosen FHIS UBB




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota