UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
13 Juli 2010 | 12:11:13 WIB
TUMBANGNYA INCUMBENT
Ditulis Oleh : Admin
Hasil ini tentunya kontras sekali dengan apa yang terjadi pada pemilihan umum kepala daerah di daerah lain pada tahun 2010 ini, dimana hasil pilkada diwarnai sejumlah kemenangan para incumbent (kepala daerah yang berkuasa). Pada Pilkada Gubernur dan Bupati di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2010, para incumbent unggul dalam perolehan suara yaitu Agusrin M Najamudin sebagai incumbent gubernur Bengkulu, serta incumbent Bupati yaitu Bupati Kepahyang, Bupati Seluma, Bupati Kaur, Rejang Lebong, dll. Bahkan di beberapa daerah para incumbent bisa memenangkan pertarungan dengan angka diatas 90 persen, seperti pasangan Joko Widodo FX Hadi Rudyatmo di Kota Solo Jawa Tengah. Kemenangan dengan angka yang fantastis diperoleh pasangan Herman Deru Kholid Mawardi pada pilkada Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumatera Selatan, dimana pasangan ini meraih 94,56 persen atau 373.177 suara dari total pemilih sebanyak 439.527 orang. Perolehan angka yang fantastis ini akhirnya mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI) tercatat sebagai angka yang paling tinggi sejak dilaksanakannya pilkada langsung di Indonesia di era reformasi ini.
Ada beberapa hal yang menyebabkan para incumbent bisa mendulang suara dengan angka yang signifikan, yang pertama selama menjabat sebagai kepala daerah baik itu sebagai Gubernur, Bupati ataupun Walikota adalah dengan membangun kepercayaan rakyat, jangan pernah menyakiti hati rakyat. Artinya program-program yang dijalankan hendaknya bersentuhan langsung dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, seperti bidang ekonomi kerakyatan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Yang kedua, dengan jabatannya sebagai gubernur, Bupati atau walikota menyebabkan tingkat popularitas harusnya lebih baik dibandingkan dengan calon-calon lainnya karena tingkat mobilitas untuk menemui rakyat lebih tinggi. Selama menjabat hendaknya peluang untuk melakukan hal tersebut harus benar-benar dimanfaatkan. Waktu lima tahun adalah waktu yang lebih dari cukup untuk mendapatkan simpati rakyat
Lalu, Fenomena apa yang terjadi di Babel, dimana para incumbent bisa kalah?
Secara garis besar dapat kita katakan bahwa para Incumbent khususnya di Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Bangka Selatan selama masa kepemimpinannya menjabat sebagai Bupati belum sepenuhnya menjalankan program-program yang dapat meraih simpati rakyat. Hati rakyat tidak dapat diraih hanya pada saat kampanye atau saat-saat menjelang pilkada. Kesempatan untuk meraih simpati rakyat justru lebih dimanfaatkan para wakil Bupati yaitu Ust Zuhri di Kabupaten Bangka Barat, dan Jamro di Kabupaten Bangka Selatan .
Jangan terlena oleh banyaknya Jumlah partai pengusung, karena hal ini bukanlah suatu jaminan untuk memenangkan pertarungan. Pada Pilkada kepala daerah, kompetensi pribadi yang dilihat dari kepemimpinan, watak, dan intelektual justru lebih menentukan. Kenyataan menunjukkan bahwa pada pilkada di Bangka Selatan, pasangan Justiar Noer Umar Mansur yang didukung oleh PAN, PPP, Hanura, Demokrat, PBB, Gerindra serta 14 partai lainnya tak berdaya menghadapi Jamro Nursyamsu yang hanya didukung oleh 2 partai yaitu PDIP dan PKS. Kondisi yang tidak terlalu berbeda juga terjadi pada pilkada Bangka Barat
Apakah trend ini juga akan berlanjut pada pilkada Kabupaten Bangka Tengah yang akan dilaksanakan pada akhir Juli 2010 ini, dimana sang Incumbent Abu Hanifah akan ditantang oleh wakilnya sendiri Erzaldi Rosman, kita tunggu saja ...
Artikel diterbitkan juga dalam opini Babel Pos
Senin, 12 juli 2010
Written By : Nizwan Zukhri
Dosen UBB
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka