+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
23 Agustus 2010 | 13:19:33 WIB


Pengukuran Roots Shoots Tanaman Ubak di lahan Terganggu dan Tidak Terganggu


Ditulis Oleh : Diah Haryani dan Meska Pamela

Berdasarkan hasil pengamatan tanaman Ubak yang di lakukan dapat terlihat dengan jelas bahwa ada perbedaan antara lahan tidak terganggu dan lahan yang terganggu (Tabel 1). Hal ini disebabkan karena adanya tekstur tanah yang berbeda antara lahan tidak terganggu dan lahan yang terganggu. Pada lahan yang terganggu tingkat kesuburan tanah rendah bila dibandingkan dengan lahan tidak terganggu, karena pada lahan yang terganggu mempunyai tekstur lempung berpasir sedangkan lahan tidak terganggu memiliki tingkat kesuburan tinggi, mempunyai tekstur hitam dan komponen pasir lebih rendah bila dibandingkan dengan komponen lahan terganggu. Dimana tekstur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun, selain itu juga tekstur tanah juga dapat menyediakan air dan unsur hara, intensitas cahaya, dan suhu yang dapat mengontrol tanaman tersebut subur atau tidaknya.

Tabel 1. Data tanaman Ubak/ Jambu Utan (roots shoot) dilahan terganggu dan tidak terganggu




Tabel 2. Data daun di lahan tidak terganggu dan di lahan terganggu




Pada pengukuran biomassa berat tanaman dilahan terganggu lebih rendah dibandingkan dengan lahan tidak terganggu. Hal ini diduga adanya sifat tanah yang mempengaruhi tanaman dan akar tanaman, sedangkan di lahan tidak terganggu tanaman sangat subur dan berat tanaman lebih tinggi dan akar lebih panjang bila dibandingkan lahan terganggu yang akar lebih pendek.
Dari sifat fisik yang terjadi dilahan terganggu adalah berubahnya tekstur tanah dan morfologi tanah. Tekstur tanah yang terganggu adalah tanah berpasir dengan kenaikan lebih dari 30 % pasir dibandingkan lahan tidak terganggu, dan menurunkan komponen liat dan debu sekurang-kurangnya 50 %. Kandungan bahan organik pada lahan terganggu hampir tidak tersisa, dan N mendekati nol. Perbaikan sistem perakaran dilakukan dengan penambahan bahan organik, menaikan pH tanah, dan meningkatkan agregasi tanah agar serapan hara menjadi lebih baik (Lestari et al. 2008).

Menurut Setiadi (1996), kondisi tanah yang kompak karena adanya pemadatan yang bisa menyebabkan buruknya sistem tata air (water infiltration and percolation) dan aerasi (peredaran udara) yang secara langsung dapat membawa dampak negatif terhadap fungsi dan perkembangan akar. Akar tidak dapat berkembang dengan sempurna dan fungsinya sebagai alat absorpsi unsur hara akan terganggu. Akibatnya tanaman tidak dapat berkembang dengan normal tetapi tetap kerdil dan tumbuh merana. Sedangkan sifat kimia tanah yang terkena adalah kadar C-organik, kapasitas tukar kation dan total basa. Konsentrasi Ca, Mg, K, dan Na lebih rendah dibandingkan dengan lahan tidak terganggu (Nurtjahya et al. 2007).

Inonu (2008) menambahkan, rendahnya kandungan unsur-unsur tersebut disebabkan karena unsur-unsur hara sebagian besar sudah tercuci pada proses pencucian pasir timah di sakhan dan terangkut oleh aliran permukaan. Selain itu, porositas tanah yang tinggi karena fraksi liat dan bahan organik menyebabkan unsur-unsur yang tersisa mudah mengalami pelindian (leaching).
Jika dilihat dari hasil rasio roots shoot lahan tidak terganggu dan lahan yang terganggu mempunyai perbedaan yang nyata, hal ini dapat dilihat bahwa rasio roots shoot lahan tidak terganggu lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan yang tergaggu.

Selain itu juga, diduga karena adanya pengaruh tanah yang terdapat di lahan yang terganggu lebih banyak mengandung asam sehingga akar dan batang sulit mengalami pertumbuhan dan perkembangannya, hal ini diduga adanya pengaruh intensitas cahaya, faktor nutrisi dan unsur hara yang terkandung didalam tanah. Sedangkan pada lahan tidak terganggu unsur hara masih tinggi sehingga akar dan batang tumbuh besar, hal ini diduga masih ternaungi dan unsur hara masih banyak yang tersedia didalam tanah.

Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 2. tentang tumbuhan Ubak mempunyai perbedaan morfologi daun yang tumbuh di lahan yang tidak terganggu dan lahan yang terganggu. Seperti yang terlihat pada Tabel 2, daun tumbuhan Ubak yang tumbuh di lahan yang tidak terganggu lebih lebar daripada di lahan yang terganggu. Selain itu juga, daun tumbuhan Ubak di lahan yang tidak terganggu warnanya hijau, sedangkan di lahan yang terganggu daun tumbuhan Ubak warnanya hijau tapi berlubang, ujung daun robek dan terbakar. Hal ini dianggap sebagai bentuk penyesuaian terhadap unsur hara yang rendah (Muchlis 1978 dalam Lestari et al. 2008). ***



oleh Diah Haryani dan Meska Pamela Sari
Mahasiswi Prodi Biologi FPPB UBB




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota