UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
25 Mei 2011 | 09:36:50 WIB
Membangun Agribisnis dalam Minapolitan
Ditulis Oleh : Endang Bidayani, SPi., MSi
Apakah minapolitan itu merupakan suatu usaha perikanan terkait wilayah?
Minapolitan memang memiliki konsep wilayah. Jadi, dalam suatu wilayah itulah semua sistem diintegrasikan sehingga berjalan secara efektif dan efisien. Keberhasilan pengembangan minapolitan sangat ditentukan ketika memilih pusat-pusat usaha perikanan lalu diciptakan sistem agribisnis di dalamnya sehingga bisnisnya akan berkembang.
Oleh karena minapolitan itu memiliki konsep wilayah, inisiatifnya berasal dari daerah. Minapolitan yang mencakup satu kabupaten diurus bupati, sedangkan yang mencakup beberapa kabupaten dikelola pada tingkat provinsi oleh gubernur. Yang mencakup beberapa provinsi dikelola pemerintah pusat. Jadi minapolitan dapat dijadikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan suatu daerah. Misalnya, pembangunan infrastruktur untuk perikanan, seperti jalan, jembatan, air, dan listrik dahiarkan untuk pembangunan perikanan. Sekalipun sudah ada perencanaan pembangunan daerah tidak akan bertentangan dengan pembangunan minapolitan, hanya pembangunannya menjadi lebih spesifik.
Berarti suatu minapolitan tetap menganut sistem dan usaha agribisnis?
Ya. Pengembangan minapolitan tetap mencakup pengembangan keempat subsistem dari sistem dan usaha agribisnis berbasis perikanan. Pertama, subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) perikanan, yakni kegiatan yang menghasilkan sarana produksi bagi usaha penangkapan dan budidaya ikan seperti usaha mesin dan peralatan tangkap dan budidaya. Kedua, subsistem usaha penangkapan dan budidaya (on-farm agribusiness), seperti usaha penangkapan ikan, budidaya udang, rumput laut, dan ikan laut, serta budidaya ikan air tawar. Ketiga, subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) perikanan, yakni industri yang mengolah hasil perikanan beserta perdagangannya. Dan keempat, subsistem jasa penunjang (supporting agribusiness) yakni kegiatan-kegiatan yang menyediakan jasa, seperti perkreditan, asuransi, transportasi, infrastruktur pelabuhan kapal ikan, pendidikan dan penyuluhan perikanan, penelitian dan pengembangan serta kebijakan pemerintah daerah. Keempat subsistem tersebut harus dikembangkan secara simultan dan harmonis.
Apa upaya agar minapolitan berhasil?
Perlu dikembangkan suatu perekonomian yang berkeadilan dalam minapolitan. Untuk mewujudkan perekonomian yang berkeadilan, maka para petani ikan, petambak, dan nelayan perlu difasilitasi untuk ikut mengusahakan subsistem hulu dan hilir perikanan. Mereka jangan hanya mengusahakan subsistem on-farm yakni penangkapan dan budidaya ikan yang nilai tambahnya relatif kecil tapi juga subsistem agribisnis hilir karena nilai tambah terbesar ada di susnsitem ini. Hal tersebut telah terbukti pada nelayan yang hampir di setiap daerah hanya mengusahakan subsistem on-farm kehidupan ekonominya memprihatinkan, bahkan banyak dililit utang seumur hidup. Sementara mereka yang mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir, kehidupan ekonominya jauh di atas tingkat ekonomi nelayan.
Untuk mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir tersebut, para nelayan perlu difasilitasi dalam mengembangkan koperasi agribisnis perikanan. Koperasi agribisnis inilah yang menjadi organisasi ekonomi para nelayan, petambak, dan petani ikan untuk mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir tersebut. Tentu saja, upaya ini tidak harus menyingkirkan pelaku subsistem agribisnis hulu dan hilir yang sudah ada selama ini. Hal yang diharapkan adalah pengolahan dan perdagangan hasil perikanan diusahakan bersama antara koperasi petani ikan, petambak, atau nelayan dengan perusahaan swasta.
Cara pengusahaan yang demikian dapat membangun kondisi saling menguntungkan antara petani ikan, petambak, dan nelayan dengan perusahaan swasta dalam agribisnis berbasis perikanan sedemikian rupa sehingga praktik-praktik perusahaan swasta memeras rakyat kecil yang potensial menciptakan konflik dapat diminimumkan.
Supaya petani ikan, petambak, dan nelayan melalui koperasinya dapat ikut mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir tersebut, perbankan khususnya bank pemerintah perlu menyediakan skim perkreditan untuk kebutuhan tersebut. Bank perlu menyediakan skim-skim perkreditan yang sesuai kebutuhan petani iklan, petambak, nelayan, dan koperasinya sehingga perekonomian rakyat ini dapat berkembang. Selain itu, petani ikan, petambak, dan nelayan perlu mendapat bantuan teknis dan manajemen usaha dari pemerintah.
Agar pengembangan minapolitan berhasil, pemerintah pun perlu memberikan perhatian dan bantuan kepada perusahaan swasta yang ikut dalam pembangunan minapolitan tersebut. Bantuan yang dibutuhkan perusahaan swasta dari pemerintah berupa kepastian hukum untuk berusaha, infrastruktur, akses pasar, dan akses permodalan secara mudah.
Untung Jaya
Oleh : Endang Bidayani, SPi., MSi
Staf Pengajar UBB
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka