+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
22 Agustus 2011 | 11:00:01 WIB


Dermawan Tiba


Ditulis Oleh : Iksander

Saat ini, masyarakat seolah berlomba menjadi dermawan. Ini gejala yang sangat baik. Apalagi momennya sangat pas sekali, saat bulan Ramadhan. Dalam ajaran Islam, bersedekah atau berderma di bulan Ramadhan, pahalanya berlipat ganda. Bersedekah itu bagian dari ibadah. Jadi klop sudah pernyataan atas.

Bagi anak terlantar atau yatim piatu, inilah momentum terbaik mereka. Kasih sayang dan perhatian tak perlu diminta. Ia akan datang menjamah dan membuai masa selama sebulan ini. Beberapa diantaranya sengaja dimobilisasi dalam even-even buka bersama atau safari Ramadhan.

Panti asuhan akan tiba-tiba ramai. Ada saja yang mengantar makanan, atau memberi santunan. Ada pula yang mengajak buka bersama. Pelakunya bisa perorangan atau institusi bahkan grup yang terbentuk dalam jejaring sosial semacam facebook.
Kita tiba-tiba menjadi malaikat. Dan ini semacam perulangan tiap tahun. Pejabat yang kemarin lewat, menjauh muka. Pada bulan ini, mereka bersemu merah, merona dan menjadi malaikat kecil. Membawa bahagia alang kepalang. Seolah tak ada lagi bulan kemudian untuk menjadi malaikat.

Bahwa setiap umat berhak untuk mendapatkan reward berupa pahala yang super besar itu, adalah wajar dan seharusnya. Tetapi selepas Ramadhan kita kembali lagi memanusiakan diri dengan sifat egois, kikir dan acuh. Ibaratnya, berlari tapi tak menjumpai finish. Seperti cinta namun tak kunjung melamar.

Penekanannya tidak seperti suam-suam kuku. Berderma ibarat proses berkelanjutan. Bukan karena sebuah momentum. Tentang momentum, terkadang tanpa sadar kita seolah berlaku emosional. Apa ini semacam karakter kita sebagai nation. Berkaitan dengan momen, kita menjadi ikutan pesonanya. Kita semacam tersihir. Terpengaruh sebuah entitas yang sementara dan parsial.

Bermain dengan momentum, ibarat Norman kemarin yang digilai masyarakat. Kata prinsip organisasi, He is the right man in the right place and the right time. Atau seperti Keong racun, liriknya hampir usang sebelum Sinta dan Jojo berlenggak lenggok di You Tube. Keong Racun menjadi pusaran telinga untuk sebuah masa.

Keduanya sekarang usai tak segemerlap kemarin. Ia tak menjadi menarik lagi, tak punya momen spesial. Tak ada fokus media. Masyarakat kita tak punya interest membicarakan Norman. Mereka lalu meredup perlahan.

Pesannya adalah berderma tidak berkaitan dengan momentum. Atau paling tidak, jangan menjadi ritual tahunan. Sebab bila alur ini dipakai, selepas Ramadhan, Panti Asuhan kembali kembang kempis mengajukan dana operasional atau bantuan. Anak-anak itu kembali sepi dibalik tembok usang.

Mereka seolah semacam instrumen, seolah pemberi tanda, bahwa ini adalah puasa. Bahwa ada lagi konsep selain tak makan dan tak minum, Derma nyaris berfungsi sebagai pelengkap tema Ramadhan.

Atau sekali lagi, apakah umat memerlukan momentum. Sebab aksi tanpa keterkaitan, serasa tak bernyawa dan tiada nilai. Apakah harus sering-sering Tsunami atau gempa, kita bahkan mau turun jalan menarik sedekah. Atau apa harus sering-sering Ramadhan, biar yang lemah merasa kuat. Yang sepi menjadi bahagia.

Ketika ini menjadi ritual tahunan, alih-alih memerdekakan jiwa yang sepi, namun agaknya tanpa sadar kita telah berlaku zhalim.

Kedua, Derma pun tak mesti punya banyak uang. Bahkan yang tak berkarya pun bisa punya uang. Saya yakin mereka, adik-adik setingkat SMA itu tak punya kerja tetap selain ongkos orang tua. Namun mereka bisa kasih derma. Tak mesti punya banyak uang. Sebab kita juga tak bisa bersepakat dalam konsep apa ukuran banyak itu.

Derma, ibaratnya berbagi. Mengiklaskan hati untuk memberi. Kepada mereka yang sering kita sebut dengan kata Saudara. Ini mengajarkan kita untuk membinasakan rasa kikir. Sebab sebagai manusia, alpa dengan batasan kepemilikan. Serakah berkawan akrab dengan kikir. Kedua sifat yang bikin Negara kita tak pernah selesai dengan korupsi.

Derma atau sedekah lah di Bulan Ramadhan, dan bulan-bulan selanjutnya, jangan berhenti. Kata ustad Yusuf Mansyur, jangan takut miskin, yakin Allah akan melipatgandakan nilai yang telah kita ridha dan ikhlas itu. Amiin.***




Penulis : Iksander
Staff Humas UBB - Editor Website UBB





UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota