+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
24 Juli 2008 | 01:24:16 WIB


Mewirausahakan Universitas Bangka Belitung, Bisakah? (Bagian II)


Ditulis Oleh : Idil Akbar, SIP - LPPM UBB

Bagaimana mengelola UBB sehingga menghasilkan.
Tantangan bagi UBB ke depan adalah bagaimana mengelola UBB, bukan hanya pada persoalan administratif semata, tetapi juga mampu menghasilkan sesuatu yang besar. Meski tidak semuanya benar, namun materi (uang) seringkali menjadi standar atas suatu nilai. Katakanlah materi menjadi salah satu standar kita pula, maka artinya bagaimana mengelola UBB agar mampu menghasilkan materi tersebut. Terlebih pada kondisi saat ini yang serba sulit dan berbiaya tinggi, tak pelak ketersediaan materi yang mencukupi sangat dibutuhkan untuk memenuhi segala keperluan UBB. Akan tetapi sebelumnya, kita mesti sepakat dulu bahwa UBB mesti pula menghasilkan (baca: berusaha mendapatkan) materi (uang) tersebut.

Jika penghematan dipandang sebagai upaya untuk meminimalisir pengeluaran sebagai strategi pertahanan atau mempertahankan penggunaan anggaran seefektif dan seefisien mungkin, maka mewirausahakan UBB lebih dari sekedar itu. Berdasarkan beberapa bacaan yang ada, hal penting lain dari mewirausahakan adalah kreatifitas dan inovasi, mewujudkan sesuatu yang – sekali lagi – jika diukur dengan materi, kreatifitas dan inovasi yang dilakukan dapat menghasilkan uang. Kreatifitas dan inovasi adalah sesuatu yang dibentuk, dibangun melalui pemikiran dan juga pengalaman sehingga menciptakan suatu kreasi yang marketable. Sebuah tantangan sekaligus pertanyaan yang mesti dijawab seluruh civitas UBB.

Apa yang semestinya dilakukan, merupakan pertanyaan yang biasanya selalu ditanyakan. Artinya, mungkin saja kita memiliki orientasi dan tujuan yang sama, mungkin pula memiliki strategi yang sama, tetapi kebanyakan dari kita tidak tahu bagaimana memulainya. Mungkin juga ada yang sudah memiliki beberapa pilihan untuk memulai, namun masih kepentok mesti mulai dari pilihan mana. Ini adalah hal yang lumrah terjadi. Saya sendiripun masih berpikir mesti bagaimana memulainya. Namun, sebagai civitas UBB saya memiliki keyakinan bahwa UBB mampu mewirausahakan dirinya. Sebab, bukankah UBB memiliki sumber daya yang sangat memadai, dengan potensi cendikiawan-cendikiawan yang besar dan pastinya capable. Dari situ artinya UBB memiliki modal awal yang cukup dengan memiliki sumber daya manusia yang mumpuni. Nah, sekarang tinggal action-nya.

Apa yang dibutuhkan UBB saat ini adalah memaksimalkan peran dan fungsinya sebagai leader university di Bangka Belitung. Komponen yang penting yakni sumber daya manusia telah dimiliki UBB, hanya tinggal "memanfaatkannya" secara optimal. UBB dengan begitu perlu mamatok standar tersendiri dan kemudian menjadi trend setter bagi perkembangan dan perubahan. Hal pertama dan terutama yang saya pikir perlu dilakukan adalah menarik perhatian sebanyak mungkin pasang mata untuk melihat UBB secara lebih terbuka dan kemudian pada saatnya menjatuhkan pilihan melanjutkan pendidikan tinggi bersama UBB. Sederhanya, orang-orang mengenal dan melirik UBB, dan tidak sekedar mengenal dan melirik saja, tetapi juga kepincut terhadap UBB. UBB dirasakan penting bagi mereka dan menjadi kebanggaan apabila menjadi bagian darinya.

Maka, untuk mencapai itu semua, UBB mesti memperkenalkan diri kepada orang ramai. Bahwa di jantung propinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat sebuah perguruan tinggi yang siap menyongsong negeri, berkomitmen membangun peradaban dan menjadi center of excelent. Soal memperkenalkan berarti kaitannya, sekali lagi, soal bagaimana mempromosikan UBB agar mampu dikenal tadi. Ini seperti pemilihan kepala daerah yang biar populer dan dikenal banyak orang, maka ber-promo-lah dirinya kemana-mana.

Baiklah, kita memang harus akui kalau promo membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan untuk sekedar promo produk saja, suatu perusahaan harus mengeluarkan hingga milyaran rupiah. Mereka bisa masuk ke dalam media manapun dan gerilya mengubah mindset orang-orang yang melihat, mendengarkan dan merasakannya. Karena itu kita mesti realistis bahwa UBB tidak memiliki dana yang cukup besar untuk mempromosikan diri seluas-luasnya kepada khalayak ramai. Tetapi dengan cara seperti yang telah saya utarakan dibagian pertama tulisan ini, mungkin saja dilakukan. Sebab hal tersebut tidak memerlukan biaya yang besar. Hanya – bisa dikatakan – membutuhkan jaringan (networking), nama besar, keterampilan terutama dalam hal diplomasi kegiatan dan keberanian mengambil kesempatan dan resiko. Di awal memang tidaklah mudah, namun sepertinya tidak ada salahnya dicoba.

University Development
Mari kita berangan-angan dan meloncatkan pikiran kita 10-15 tahun kedepan, akan seperti apakah UBB nantinya. Dalam keyakinan saya, UBB akan disesaki dengan aroma khas kampus yang penuh dengan orang sedang berdiskusi, berorganisasi dan berkegiatan plus kompetisi dalam mencapai IPK tertinggi. Bayangan akan UBB yang maju merupakan sebuah mimpi yang mesti dicapai. Untuk itu, perlu perencanaan yang benar-benar terencana dan komprehensif, bahkan mungkin pada hal-hal detail. Mulai dari perencanaan infrastuktur hingga pada perancangan sistem. Tapi baiklah, saya tidak akan masuk dalam pembicaraan itu. Saya akan kembali bicara soal mewirausahakan UBB dan upaya mencapai university development.

Dalam pencapaian university development tidak bisa dipisahkan dengan kemampuan universitas untuk mengembangkan kapasitas, baik secara personal maupun secara institusional. Secara personal, pengembangan kapasitas berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas sumber daya manusianya, terutama staf pengajar dan civitas akademika. Orang-orangnya perlu untuk terus di upgrade dan ditingkatkan kemampuannya. Sementara, secara institusional, university development sangat berkaitan dengan sistem dan manajemen kelembagaan. Sebuah sistem dan manajenem kelembagaan yang dijalankan dengan orientasi yang terarah dan tentunya marketable. Ada nilai jual yang ditunjukkan oleh institusi, hingga mampu menarik individu-individu untuk menimba ilmunya disini.

Saya tadi membaca tulisan salah satu rekan dosen yang memberikan informasi penting tentang bagaimana kedudukan UBB saat ini yang mulai sarat dengan prestasi, baik secara personal dan kelembagaan. UBB memiliki dosen yang internationally mulai dikenal. UBB juga memiliki prodi yang unik dan mungkin baru satu-satunya, dan lain sebagainya. Kurangnya promo menjadi kendala utama mengapa prestasi tersebut kurang begitu dikenal khalayak ramai. Namun kita mesti tetap berpikir positif bahwa suatu saat nanti akan menjadi prestasi yang dikenal orang.

Dalam pemikiran saya, dengan mewirausahakan UBB berarti menjadikan UBB lebih dikenal luas. Karena UBB laku dipasaran dan banyak dicari orang. Dengan mewirausahakan UBB berarti UBB memiliki kemandirian dalam berproses. Sebab ada hasil yang ditawarkan dan memiliki manfaat yang besar bagi kemajuan dan perubahan di dalam masyarakat. Mewirausahakan UBB akan memberikan keuntungan bagi lembaga dan sumber daya di dalamnya. Hanya dibutuhkan perencanaan yang cukup dan pengelolaan manajerial yang benar, selain keyakinan bahwa kita pasti mampu melakukannya.


UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota