+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
28 Juli 2008 | 05:10:59 WIB


Multitasker Itu Dilahirkan, Bukan Dibuat


Ditulis Oleh : Admin

Jika Anda mampu terlibat dalam percakapan dengan beberapa orang sekaligus secara simultan dalam waktu bersamaan, sebaiknya Anda merasa lega. Kalau Anda dapat memahami dengan mudah beberapa pembicaraan sekaligus, Anda juga patut bersyukur. Itu artinya Anda adalah seorang multitasker. Dan beruntunglah Anda sebab selain mampu memahami pembicaraan, Anda juga dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus dalam tempo bersamaan.

Ternyata kemampuan multitasking ini tidak dapat dilatih. Sebab sebuah studi teranyar mengatakan bahwa seorang multitasker itu dilahirkan, bukan dibuat. Kok bisa?

Studi yang dipublikasikan di jurnal Human Genetics tersebut mampu membantu ilmuwan mempelajari kasus dimana ada orang yang kemampuan pendengarannya sempurna namun tak dapat memahami ucapan orang.

"Ini adalah studi pertama yang membuktikan bahwa manusia memiliki variasi yang cukup luas dalam kemampuan memproses apa yang mereka dengar. Perbedaan itu terkait dengan faktor genetik," ujar James Battey, direktur National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, di bawah naungan National Institutes of Health (NIH).

Faktor DNA

Telinga memang sangat penting dalam menangkap suara. Tapi tidak semua orang dengan pendengaran sempurna mampu memahami suara tertentu. Kemampuan memahami itu lebih melibatkan otak daripada telinga.

Ada bagian dari otak yang bertanggunghajab mengekstrak informasi yang tersaring dari suara. Banyak penderita gangguan pendengaran ternyata mengalami gangguan otak sehingga kesulitan dalam memahami sekitarnya. Gangguan ini disebut dengan Auditory Processing Disorders (APD). Di Amerika Serikat saja diperkirakan ada 7 persen dari seluruh anak usia sekolah yang terjangkit gangguan ini.

Riset tersebut melibatkan 138 kembar identik dan 56 kembar fraternal yang hadir di festival Twinsburg, Ohio, dari tahun 2002 hingga 2005. Mereka berusia antara 12 hingga 50 tahun. Semuanya memiliki pendengaran normal. Setelah melalui sejumlah tes, ditemukan bahwa kemampuan mereka dalam memahami percakapan lebih dipengaruhi oleh genetik. Pada kembar identik yang memiliki DNA sama, memiliki kemampuan pemahaman yang sama juga. Sedangkan pada kembar fraternal yang tidak semua DNA-nya sama, memiliki kemampuan yang berbeda. Fakta ini memperlihatkan bahwa faktor genetik cukup berperan dalam kemampuan satu itu.

Jadi apabila Anda merasa sulit terlibat memahami suatu percakapan, maka agak sulit untuk melatihnya, sebab memang Anda tidak dilahirkan untuk itu. Bisa jadi Anda adalah tipe orang yang lebih mudah memahami sesuatu secara visual, bukan audio. Tapi beruntunglah mereka yang dapat bercakap-cakap dengan lancar dengan beberapa orang sekaligus.***

Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience

Source : NetSains

UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota