+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
02 Juli 2021 | 17:48:48 WIB


FGD dengan Dosen UBB, Ini yang Disampaikan Nelayan Desa Rebo


Foto berita FGD dengan Dosen UBB, Ini yang Disampaikan Nelayan Desa Rebo

Dalam rangka menggali informasi terkini secara langsung terkait isu perikanan tangkap di Desa Rebo (Kabupaten Bangka), Tim Riset Universitas Bangka Belitung (UBB) yang diketuai oleh Kurniawan, S.Pi., M.Si (Dosen Prodi Manajemen Sumber daya Perairan), mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama para nelayan, Pemerintahan Desa Rebo, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan pihak PT Timah Tbk.





FGD dengan tema Strategi Pengelolaan Perikanan Bagan Tancap di Desa Rebo ini berlangsung di Perpustakan Desa Rebo, pada hari Rabu, tanggal 30 Juni 2021.





Selaku ketua tim riset, Kurniawan, S.Pi., M.Si. mengaharapkan agar melalui FGD ini bisa didapati isu atau persoalan yang kerap terjadi terkait dengan perikanan bagan tancap di Desa Rebo.





Dengan riset yang timnya lakukan saat ini, isu atau persoalan yang disampaikan para peserta dalam FGD bisa dianalisis secara ilmiah, sehingga harapannya nanti bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan solusi terhadap nelayan terkait persoalan-persoalan tersebut.





Salah satu output dari riset kami ini, harapannya bisa memberikan masukan, baik kepada Pemerintah terkait, maupun kepada para nelayan secara langsung mengenai pengelolaan perikanan bagan tancap di Desa Rebo, ujar Kurniawan.





Kami memilih Desa Rebo sebagai lokus riset dengan tema ini, sebab kami menyadari, selain memiliki potensi di sektor pertambangan timah dan wisata bahari, Desa Rebo juga memiliki potensi yang besar dan menjanjikan di sektor perikanan tangkap, khususnya di bidang bagan tancap, tambahnya.





Apa yang disampaikan oleh Kurniawan ini pun, diamini oleh beberapa peserta FGD, di antaranya oleh pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Siswanto, S.E (Kasubag Umum dan Kepegawaian) dan Kepala Desa Rebo, Fendi, S.H. Mereka sepakat jika Desa Rebo memiliki potensi besar di bidang perikanan.





Saya sering mendengar, banyak warga luar Desa Rebo yang memilih mancing di laut Desa Rebo. Inikan menjadi penanda bahwa laut Desa Rebo memang banyak dihuni oleh biota. Saya berharap Pak Kurniawan dan kawan-kawan, bisa melahirkan teknologi baru untuk membantu memaksimalkan hasil tangkapan bagan tancap para nelayan. Terutama dalam hal lampu bagan, jaring dan waring yang harusnya digunakan nelayan ungkap Siswanto, S.E.





Sementara itu, merespon apa yang disampaikan Kurniawan sebagaimana yang dipaparkan sebelumnya, Fendi, S.H. selaku Kepala Desa Rebo mendorong agar para nelayan yang hadir di FGD tersebut mau dan berani menyampaikan kondisi rill yang mereka jumpai selama ini ketika menjadi nelayan bagan tancap.





Nelayan Desa Rebo: Masalah Kami Adalah Aktivitas Pertambangan Laut dan Lumba-lumba





Asiua (50 tahun), ketua kelompok nelayan Desa Rebo mengungkapkan jika pengeboran timah di laut yang jaraknya antara 4 Mill sampai dengan 12 Mill sangat berpengaruh terhadap penurunan hasil tangkapan biota laut di bagan mereka.





Saya menjadi nelayan sudah sekitar 30 tahun, sehingga saya ingat betul, dulu sebelum tahun 1995, kami yang menjadi nelayan ini sangat berjaya. Hasil tangkapan kami luar biasa karena belum ada aktivitas pertambangan di laut Desa Rebo, ungkap Asiau.





Tapi sejak tahun 1995 ke atas, bahkan hingga sekarang, pertambangan di laut khususnya aktivitas pengeboran, sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan kami. Itu isu atau persoalan utama yang bisa kami sampaikan sebagai nelayan kepada Pak Kurniawan, tambahnya.





Selain itu, Asiau juga mengungkapkan jika Lumba-lumba kerap menjadi pengacau di bagan mereka. Menurutnya, mamalia ini bisa menghabiskan puluhan kilo ikan di jaring bagan tancap mereka dalam sehari. Lumba-lumba ini menjadi hama bagi para nelayan bagan tancap.





Dalam konteks riset yang sedang dilakukan, Kurniawan, S.Pi., M.Si dan anggota tim, yakni Sheren Safadenisa dan Resti Rizki Agustiyani (Mahasiswi Prosdi Manajemen Sumber Daya Peraiaran) berkomitmen untuk mengakomodir dan menindaklanjuti isu dan/atau persoalan yang disampaikan ketua kelompok nelayan Desa Rebo tersebut. (hz/humas)



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi