Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
11 September 2021 | 09:55:43 WIB
Dosen Agroteknologi UBB Yakinkan Petani Menanam Porang dan Ajarkan Merubah Limbah Menjadi Kompos
Merawang, UBB Petani di Desa Balinijuk, Kabupaten Bangka merasa beruntung bisa menghadiri undangan Dosen Agroteknologi Universitas Bangka Belitung (UBB) pada Jumat pagi (10/09/21), di lahan Kebun Percobaan UBB. Sebab, pada pertemuan tersebut mereka diberi pengetahuan yang komprehensif tentang tiga hal.
Pertama, memungkinkannya bertani, beternak, serta budidaya perikanan secara bersamaan dalam satu wilayah atau lahan, dengan implikasi yang sangat menguntungkan. Kedua, diberikan pengetahuan tentang penanaman komoditas yang sedang viral, yakni Porang, lalu seperti apa saja kegunaannya serta bagaiman menjanjikannya Porang sebagai sebagai sebuah komoditas baru. Ketiga, diajarkan secara langsung dan mendetail bagaimana mengelola limbah menjadi kompos dengan metode yang cenderung sederhana.
Pengetahuan tentang bagaimana efektif dan menguntungkannya jika menggarap pertanian, peternakan dan melakukan budidaya ikan secara bersamaan dan terpadu dalam satu lahan, disampaikan oleh Dr. Ratna Santi, S.P., M.Si..
Di Mendo Barat kami sudah mengembangkan peternakan, pertanian dan perikanan di satu lokasi. Di sana kami membudidaya ikan lele, beternak itik di lahan tanaman padi . Dalam prosesnya, limbah yang dihasilkan itik di lokasi itu langsung kami jadikan penyubur padi. Sementara kolam lele, serta merta telah menjadi habitat dan tempat bermain itik. Lelenya sendiri bisa dijadikan pakan, dan airnya yang banyak mengadung unsur hara, bisa disiramkan kepada tanaman untuk menyuburkannya, ucap Dr. Ratna Sari, M.Si.
Dari siklus tersebut, menurut Dosen Agroteknologi ini, usaha yang telah mereka bangun secara terpadu tidak akan menghasilkan yang namanya limbah yang terbuang.
Porang sebagai Komoditas yang Menjanjikan
Dosen senior Jurusan Agroteknologi UBB, Dr. Ismed Inonu, S.P., M.Si. secara terang dan detail memberikan informasi tentang penanaman Porang dan bagaimana menjanjikannya tanaman umbian ini sebagai komoditas pertanian baru.
Menurut Dr. Ismed Inonu, Porang adalah tanaman umbi-umbian yang menghasilkan tepung glukoma 6 yang paling tinggi dibandingkan umbi-umbian yang lain.
Tepung ini biasanya diproses menjadi makanan untuk orang-orang yang ingin diet. Kalau di Jepang sudah banyak diproduksi menjadi nasi buatan dan Mie, ucap Ismed Inonu.
Tidak hanya itu, menurut Beliau, Porang bisa diproses menjadi sebuah produk lem, karena tepung Porang ini sangat lengket. Juga, porang ramai dimanfaatkan oleh industri kertas untuk melengketkan antar kertas, mengingat bahan dari tepung Porang ini bisa lengket kuat. Porang juga sering dipakai untuk pembungkus kapsul yang selama ini kita konsumsi.
Dengan banyaknya kegunaan tepung Porang, negara-negara maju khususnya yang beriklim non-tropis butuh banyak impor Porang, sehingga bisa dikatakan porang adalah komoditi baru yang sangat menjanjikan. Alasan lain yang menjanjikan, karena tanaman ini tumbuh dan proses merawatnya tidak susah di negeri kita yang beriklim tropis. Inverstasinya juga murah, tambah Ismed Inonu.
Berdasarkan pengalaman koordinator penanaman Porang di Bangka, Pak Mustofa, yang membina sekitar 100 petani Porang, Dia berhasil menghimpun informasi bahwa untuk modal satu hektar, kita cukup mengeluarkan modal senilai 4 juta. Dari modal ini, menurut keterangan Pak Mustofa, petani bisa menghasilkan uang senilai 40 juta, pungkasnya.
Mendengar pemaparan dari Dr. Ratna Santi dan Dr. Ismed Inonu tersebut, para petani Balunijuk antusias untuk segera merealisasi dan/atau mengaplikasikan sesegera mungkin apa yang didiseminasikan oleh dua dosen Agroteknologi tersebut.
Paling tidak, ada 5 petani Balunijuk yang berkesempatan berbicara dan menyampaikan respon yang positif pada sesi tanya jawab yang diluangkan panitia kegiatan.
Pada sesi akhir kegiatan pengabdian dengan tajuk Pemanfaatan Produk Biologi Pertanian Menuju Pertanian Berkelanjutan ini, diisi dengan praktik langsung membuat kompos dari berbagai limbah, di antaranya limbah buah-buahan, kotoran sapi, air kelapa tua, perut ayam dan beberapa limbah rumah tangga lainnya.
Praktik pembuatan kompos tersebut dimotori langsung oleh Deni Pratama, S.P., M.Si (Dosen Agroteknologi UBB) di hadapan para peserta kegiatan, yakni sekitar 20 Petani Desa Balunijuk. Juga turut disaksikan oleh Dekan Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi, Dr. Tri Lestari, M.Si, serta ketua Jurusan Agroteknologi, yakni Dr. Eries Dyah Mustikarini, S.P., M.Si.. (Hz/humas)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi