+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
24 September 2021 | 11:00:11 WIB


Kuliah Luring Disyaratkan Sertifikat Vaksin, Mahasiswa UBB Gesit Hadir di Vaksinasi Merdeka Serentak


Foto berita Kuliah Luring Disyaratkan Sertifikat Vaksin, Mahasiswa UBB Gesit Hadir di Vaksinasi Merdeka Serentak

Balunijuk, UBB Para pimpinan Universitas Bangka Belitung (UBB) akan menyiapkan kuliah tatap muka atau luring (luar jaringan) secara terbatas di pertengahan bulan Oktober 2021 (pasca UTS) dengan mensyaratkan sertifikat vaksin bagi mahasiswa dan dosen.





Kami sedang mempersiapkan kuliah tatap muka terbatas di pertengahan Oktober nanti. Tentu ini bisa terjadi apabila kasus positif Covid-19 di Bangka Belitung, khusunya di Kabupaten Bangka tidak meningkat secara signifikan lagi. Bagi dosen dan mahasiswa yang nanti akan melangsungkan kuliah tatap muka, harus ada sertifikat bukti telah divaksin, ungkap Ibrahim saat diwawancara media di kegiatan Vaksinasi Merdeka Serentak di kampus UBB (Rabu, 22/09/21)





Jadi, kami harap para Civitas UBB, khususnya mahasiswa bisa memanfaatkan kegiatan Vaksinasi Merdeka Serentak di kampus UBB yang dilangsungkan dua hari ini, dan kemungkinan akan terus dilangsungkan secara berkala, tambahnya.





Mahasiswa Semakin Semangat Divaksin





M. Nur Fikri mahasiswa Ilmu Politik semester 5 yang ikut divaksin di hari kedua gelombang kedua Vaksinasi Merdeka Serentak di kampus UBB (Kamis, 23/09/21), menyatakan bahwa salah satu hal yang mendorong dirinya untuk segera dan gesit mendapatkan vaksinasi adalah kabar kalau UBB dalam waktu dekat ini akan melangsungkan kuliah tatap muka dengan mensyaratkan sertifikat vaksin. M. Nur Fikri ini bahkan rela berupaya keras untuk melawan rasa takutnya akan jarum suntik demi mendapatkan vaksin dan bisa kembali merasakan atmosfer ruang kelas secara langsung.





Sementara itu, Ayu Permatasari, mahasiswi Sastra Inggris semester 5 yang juga hadir pada vaksinasi merdeka serentak gelombang kedua hari kedua kemarin, mengungkapkan jika statement Rektor UBB terkait disyaratkannya sertifikat vaksin untuk bisa ikut kuliah tatap muka pasca UTS nanti, telah membuat dirinya semakin semangat untuk divaksin.





Hari ini saya sudah vaksin dosis kedua. Alasan yang membuat saya mau vaksin adalah keinginan untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran Covid-19. Nah, terkait statement Pak Ibrahim tentang rencana dilangsungkannya kuliah tatap muka tersebut membuat saya semakin semangat untuk vaksin, karena siapa sih yang nggak pengen kuliah tatap muka. Semoga saja setelah UTS ini rencana tersebut bisa terealisasi ucap Ayu Permatasari.





Pada kegiatan vaksinasi merdeka serentak gelombang kedua di UBB kemarin (Rabu dan Kamis, 22-23 September 2021), ada 752 orang (terdiri dari warga umum dan civitas UBB) yang berhasil divaksin. Hari pertama sebanyak 365 orang, dan hari kedua 387 orang. (hz/humas)



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi