Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
20 Oktober 2023 | 09:35:49 WIB
Mahasiswa Akuakultur UBB Teliti Ikan Cupang Alam Endemik dan Natif Babel
Tim MBKM mencari sampel ikan cupang alam
Merawang, UBB— Cupang alam atau dikenal dengan istilah Tempalak oleh sebagian masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung merupakan spesies ikan asli (natif) dan memilki tingkat endemisitas (endemik) yang tinggi. Ikan ini umum dijumpai pada perairan rawa gambut dengan nilai keasaman (pH) air yang rendah atau asam.
Saat ini keberadaan ikan wild betta semakin sulit dijumpai di alam akibat kerusakan lingkungan yang menyebabkan degradasi habitat ikan-ikan ini. Identifikasi terhadap beberapa spesies ikan cupang alam merupakan salah satu langkah dalam mencegah kepunahan di alam agar dapat diambil langkah untuk melestarikannya melalui kegiatan domestikasi (penjinakan).
Mahasiswa akuakultur Universitas Bangka Belitung (UBB) yang terdiri dari 4 (empat) tim riset MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) melakukan penelitian dan eksplorasi keragaman ikan cupang alam endemik dan asli Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2023.
Habitat ikan cupang endemik
Dibawah bimbingan Ahmad Fahrul Syarif, S.Pi, M.Si, mereka melakukan riset pada empat lokasi diantaranya Kabupaten Bangka, Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Selatan. Sedangkan empat spesies ikan cupang alam yang diteliti diantaranya adalah Betta burdigala (endemik), Betta chloropharynx (endemik), Betta schalleri (endemik) dan Betta edithae (natif).
“Spesies ikan Betta burdigala dan Betta chloroharynx adalah ikan endemik Bangka Belitung yang saat ini statusnya adalah CR (Critically Endangered) atau terancam kritis dan bila dibiarkan maka statusnya bisa punah di alam, sedangkan Betta schalleri berstatus rentan dan Betta edithae masih beresiko rendah”, kata Fahrul (18/10/23).
Menurutnya diperlukan langkah yang tepat agar spesies ikan ini tidak punah di alam dan hanya menjadi cerita atau dongeng bagi anak cucu kita nanti, diperkirakan dalam status konservasi kedua spesies ikan endemik yang berstatus terancam kritis tadi jumlahnya tidak lebih dari 50-100 ekor di alam.
Tim Riset MBKM Akuakultur
Sementara itu ke-empat tim mahasiswa yang terdiri dari tim 1 (Amalia Wijayanti, Eka Putri Madyastuti dan Cania Putri Nirmalasari Gulo) tim 2 (Lindiatika, Olivia Khanati dan Dona Lista) tim 3 (Destra Ramadhanu, Bebbi Lestari dan Sekar Putri) dan tim 4 (Mustobi Prananda, Akhlakul Kanaah dan Agus Miftahudin Hafidz) semuanya merupakan mahasiswa akuakultur semester 7. Mereka melakukan kajian tentang habitat dan pola rasio morfomeristik ikan-ikan cupang alam tersebut sebagai dasar pengembangan domestikasi untuk tujuan konservasi.
Salah satu anggota tim, Olivia Khanati menjelaskan “Kami melakukan eksplorasi terhadap ikan cupang alam endemik dan natif ini di beberapa lokasi di kabupaten sekitar yang berada di Pulau Bangka dan menemukan beragam ikan jenis ikan lokal yang ada disamping ikan cupang alam. Kedepan langkah selanjutnya dari riset MBKM kami ini bisa dijadikan dasar untuk pengembangbiakan ikan endemik dan natif ini sehingga bisa dibudidaya lalu dirilis kembali ke alam untuk menjaga kelestariannya”
Pengamatan sampel dan pengukuran
Output kegiatan MBKM yang dilakukan mahasiswa ini selain laporan akhir juga publikasi yang akan diterbitkan pada jurnal nasional bereputasi dan prosiding seminar nasional yang dalam waktu dekat akan mulai dilaksanakan. (Akuakutur UBB-Ahmad Fahrul Syarif)
Ikan Betta Schalerri
Ikan Betta Bardigala
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi