Pengetahuan Masyarakat Babel terhadap Pasar Modal Cukup Tinggi!

Penulis: Editor | Ditulis pada 22 Oktober 2018 14:23 WIB | Diupdate pada 22 Oktober 2018 14:32 WIB


LEPAS BURUNG MERPATI --  Pembukaan Eco Investival 2018 yang  berlangsung sepekan di Lapangan Basket UBB, ditandai dengan melepas dua pasang burung Merpati putih ke udara.   Pembukaan  Eco Investival 2018 meriah,  menghadirkan  Tari ‘Selamat Datang’ Sekapur Sirih, dan  VICI Dance  

BANGKA, UBB --  Literasi dan inklusi masyarakat Bangka Belitung terhadap pasar modal, perbankan dan lembaga non perbankan  dinilai cukup tinggi.   Survai menyebutkan pengetahuan (literasi) dan menggunaan (inklusi) masyarakat  daerah ini masing-masing 29,45 persen dan 69,09 persen.

Kepala Sub Bagian Pasar Modal Kantor Regional 7  Sumsel Andjar Sumardjati  mengemukakan,  meski angka literasi dan inklusi terhadap produk pasar modal, perbankan dan lembaga bukan perbankan  terkategori cukup tinggi, pihaknya  akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

 “Salah satu di antaranya  melalui seminar tentang investasi, dan mendirikan  sejumlah galeri investasi di perguruan-perguruan tinggi daerah ini,” ujar  Andjar Sumardjati ketika berbicara dalam pembukaan Eco Investival 2018 di lapangan basket  UBB, Balunijuk,  Senin (22/10/2018) pagi.

Eco Investival 2018 bertemakan “Investing is Easy” berlangsung sepekan terhitung sejak Senin (22/10/2018), digelar  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Ekonomi (Hima) Fakultas Ekonomi UBB.  Acara ini mendapat  dukungan penuh Rektorat UBB, Otoritas  Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Bangka Belitung dan sejumlah sponsor lainnya.

Hadir pada pembukaan Eco Investival 2018 Wakil Rektor I UBB  Dr Ir Ismet Inonu MSi, Dekan FE UBB Reniati Dr Reniati MSi,  Kepala Sub Bagian Pasar Modal Kantor Regional 7  Sumsel Andjar Sumardjati, Kepala  BEI Perwakilan Bangka Belitung Joseph Kaburuan MBA, wakil dekan dan Ketua Jurusan Manajemen dan Akuntansi FE,  wakil dari Unit Kegiatan Mahasiswa Kompas UBB dan pihak sponsor.     

Mengutip hasil survai, Andjar mengemukakan literasi dan inklusi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal pada tahun 2018 tergolong kecil.  Yakni 4,44 persen untuk literasi dan 1,25 persen untuk inklusi.  Sementara literasi dan inklusi masyarakat Bangka Belitung terhadap pasar modal, perbankan dan lembaga bukan perbankan, masing-masing  29,45 persen dan 69,09 persen.

“Memang cukup tinggi.  Tetapi  angka itu masih di bawah  literasi dan inklusi masyarakat Sumsel, yakni 31, 27 persen dan 72,36 persen. Maka kami,  OJK dan BEI, perlu melakukan sesuatu untuk meningkatkan angka  literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk-produk pasar modal, perbankan dan non perbankan,” ujar  Andjar.

Dalam kaitan itu menurut Andjar, dalam Eco Investival 2018,  OJK, BEI Bangka Belitung yang  menjalinkerjasama   dengan    BEM FE dan  Hima FE, mengelar  Festival dan Seminar Pasar Modal  yang menampilkan pembicara dari kalangan profesional di bidang pasar modal dan bursa efek.

“Dalam seminar ini  kita ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa pasar modal sederhana.  Pada acara ini pun  mahasiswa  belajar, atau mendapat pengetahuan tentang investasi dalam bentuk saham, trading saham dan reksa dana,” ujar Andjar.   

Dikemukakannya,  OJK dan BEI menilai penting keberadaan perguruan tinggi.  Sebab selain wahana untuk mensosialisasikan pasar modal dan sebagainya, perguruan tinggi itu sendiri merupakan lembaga formal yang menghasilkan sumberdaya manusia yang kelak terjun ke dunia industri jasa keuangan.

“Dalam konteks mencari sumberdaya manusia dalam industri jasa keuangan,  sudah tentu  keberadaan perguruan tinggi itu suatu keniscayaan!,” tukas Andjar.

Serba Lengkap, Ditandai Lepas  Burung Merpati

Pembukaan Eco Investival 2018 di lapangan basket UBB,  Senin (22/10/2018) pagi  ditandai dengan melepas dua pasang  burung Merpati ke udara. 

Burung-burung itu sebelumnya  -- masing-masing seekor --  dipegang Dekan FE UBB Dr Reniati,   Kepala Sub Bagian Pasar Modal Kantor Regional 7  Sumsel Andjar Sumardjati,  Wakil Dekan I FE Suhaidar dan Kepala BEI Perwakilan Bangka Belitung Joseph Kaburuan MBA.

Tepuk tangan hadirin  terdengar gemuruh begitu dua pasang burung Merpati putih melesat ke udara.  Suasana bertambah meriah karena bersamaan dengan itu panitia  Eco Investival  meletupkan petasan yang menyemprotkan kertas ke udara.

Dekan FE Reniati mengemukakan Eco Investival 2018 berlangsung sepekan memang sengaja dirancang lengkap; menyajikan berbagai aspek.

“Ada Eco Sport, Eco Art, Eco Preneur, Eco Sosial, FE Gathering, dan seminar  tentang pasar modal dengan tema Investing is Easy.   Acara ini juga dilengkapi sejumlah stand dan hiburan dari mahasiswa FE.   Serba komplit!,”  ujar Reniati.

Dikemukakannya,  dalam Eco Sport panitia  menggelar  turnamen futsal,  volley dan tenis meja. Eco Art Art terdiri dari lomba solo vocal dan desain poster.  Eco Preneur berupa bazar digelar bersama JK, BEI. Sponsor dan UMKM mahasiswa FE.

“Sedangkan Eco Sosial kita wujudkan dalam bentuk kegiatan donor darah PMI dan FE Peduli.   Nah,  untuk menjalin silaturahim dan kekompakan  antardosen, staf dan mahasiswa, kita menggelar FE Gathering,” tukas Reniati.

Dalam kesempatan itu Reni mengucapkan selamat kepada Lastriyasti, mahasiswa Jurusan Manajemen FE.   Mahasiswi semester VII ini meraih juara ke dua dalam lomba foto hitam putih pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional di Jogyakarta pekan ini.

Selaku dekan, Reni mengaku gembira  karena  mahasiswa FE UBB pekan lalu berhasil menghimpun dana kemanusiaan  bencana alam Palu, Dongala dan Sigi sebesar Rp 18,5 juta lebih.

“Saya bangga, sekaligus terharu sekali.   Bayangkan,  hanya dalam tempo dua hari menghimpun dana di Kota Pangkalpinang, mahasiswa FE kita  berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 18,5 juta lebih,” tukas Reniati.

Menurut Reni, andai mahasiswa FE menghimpun dana di  tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ia yakin akan terkumpul dana ratusan juta rupiah.

“Dana kemanusiaan itu akan kita salurkan ke warga Palu, Dongala dan Sigli melalui Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis se Indonesia,”  ujar Reni.

“Kita juga ingin membantu kalangan dosen dan staf Universitas Tadulako yang menjadi korban tsunami dan gempa bumi di sana,” tambahnya.

Sementara itu Warek 1 UBB  Ismet Inonu menilai Eco Investival 2018  merupakan media   mahasiswa UBB  menggali dan memperdalam ilmu dan pengetahuannya seputar pasar modal dan bursa efek.

“Semua itu sangat berguna kelak setelah mahasiswa  menjadi sarnaja dan terjun ke  dunia bisnis.  Sebab untuk investasi saat ini  sudah banyak alternatif.   Paling baru adalah melalui pasar modal atau lantai bursa,” ujar Ismed (Eddy Jajang J Atmaja, Ari Riski)


Topik

Dr._Reniati,_S.E.,_M.Si Fakultas_Ekonomi_UBB Wakil_Rektor_I_UBB
. ayar