UBB Press / Eddy jajang, Ari Rizki
LEPAS BURUNG MERPATI -- Pembukaan Eco Investival 2018 yang berlangsung sepekan di Lapangan Basket UBB, ditandai dengan melepas dua pasang burung Merpati putih ke udara. Pembukaan Eco Investival 2018 meriah, menghadirkan Tari ‘Selamat Datang’ Sekapur Sirih, dan VICI Dance
BANGKA, UBB -- Literasi dan inklusi masyarakat Bangka Belitung terhadap pasar modal, perbankan dan lembaga non perbankan dinilai cukup tinggi. Survai menyebutkan pengetahuan (literasi) dan menggunaan (inklusi) masyarakat daerah ini masing-masing 29,45 persen dan 69,09 persen.
Kepala Sub Bagian Pasar Modal Kantor Regional 7 Sumsel Andjar Sumardjati mengemukakan, meski angka literasi dan inklusi terhadap produk pasar modal, perbankan dan lembaga bukan perbankan terkategori cukup tinggi, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
“Salah satu di antaranya melalui seminar tentang investasi, dan mendirikan sejumlah galeri investasi di perguruan-perguruan tinggi daerah ini,” ujar Andjar Sumardjati ketika berbicara dalam pembukaan Eco Investival 2018 di lapangan basket UBB, Balunijuk, Senin (22/10/2018) pagi.
Eco Investival 2018 bertemakan “Investing is Easy” berlangsung sepekan terhitung sejak Senin (22/10/2018), digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Ekonomi (Hima) Fakultas Ekonomi UBB. Acara ini mendapat dukungan penuh Rektorat UBB, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Bangka Belitung dan sejumlah sponsor lainnya.
Hadir pada pembukaan Eco Investival 2018 Wakil Rektor I UBB Dr Ir Ismet Inonu MSi, Dekan FE UBB Reniati Dr Reniati MSi, Kepala Sub Bagian Pasar Modal Kantor Regional 7 Sumsel Andjar Sumardjati, Kepala BEI Perwakilan Bangka Belitung Joseph Kaburuan MBA, wakil dekan dan Ketua Jurusan Manajemen dan Akuntansi FE, wakil dari Unit Kegiatan Mahasiswa Kompas UBB dan pihak sponsor.
Mengutip hasil survai, Andjar mengemukakan literasi dan inklusi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal pada tahun 2018 tergolong kecil. Yakni 4,44 persen untuk literasi dan 1,25 persen untuk inklusi. Sementara literasi dan inklusi masyarakat Bangka Belitung terhadap pasar modal, perbankan dan lembaga bukan perbankan, masing-masing 29,45 persen dan 69,09 persen.
“Memang cukup tinggi. Tetapi angka itu masih di bawah literasi dan inklusi masyarakat Sumsel, yakni 31, 27 persen dan 72,36 persen. Maka kami, OJK dan BEI, perlu melakukan sesuatu untuk meningkatkan angka literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk-produk pasar modal, perbankan dan non perbankan,” ujar Andjar.
Dalam kaitan itu menurut Andjar, dalam Eco Investival 2018, OJK, BEI Bangka Belitung yang menjalinkerjasama dengan BEM FE dan Hima FE, mengelar Festival dan Seminar Pasar Modal yang menampilkan pembicara dari kalangan profesional di bidang pasar modal dan bursa efek.
“Dalam seminar ini kita ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa pasar modal sederhana. Pada acara ini pun mahasiswa belajar, atau mendapat pengetahuan tentang investasi dalam bentuk saham, trading saham dan reksa dana,” ujar Andjar.
Dikemukakannya, OJK dan BEI menilai penting keberadaan perguruan tinggi. Sebab selain wahana untuk mensosialisasikan pasar modal dan sebagainya, perguruan tinggi itu sendiri merupakan lembaga formal yang menghasilkan sumberdaya manusia yang kelak terjun ke dunia industri jasa keuangan.
“Dalam konteks mencari sumberdaya manusia dalam industri jasa keuangan, sudah tentu keberadaan perguruan tinggi itu suatu keniscayaan!,” tukas Andjar.
Serba Lengkap, Ditandai Lepas Burung Merpati
Pembukaan Eco Investival 2018 di lapangan basket UBB, Senin (22/10/2018) pagi ditandai dengan melepas dua pasang burung Merpati ke udara.
Burung-burung itu sebelumnya -- masing-masing seekor -- dipegang Dekan FE UBB Dr Reniati, Kepala Sub Bagian Pasar Modal Kantor Regional 7 Sumsel Andjar Sumardjati, Wakil Dekan I FE Suhaidar dan Kepala BEI Perwakilan Bangka Belitung Joseph Kaburuan MBA.
Tepuk tangan hadirin terdengar gemuruh begitu dua pasang burung Merpati putih melesat ke udara. Suasana bertambah meriah karena bersamaan dengan itu panitia Eco Investival meletupkan petasan yang menyemprotkan kertas ke udara.
Dekan FE Reniati mengemukakan Eco Investival 2018 berlangsung sepekan memang sengaja dirancang lengkap; menyajikan berbagai aspek.
“Ada Eco Sport, Eco Art, Eco Preneur, Eco Sosial, FE Gathering, dan seminar tentang pasar modal dengan tema Investing is Easy. Acara ini juga dilengkapi sejumlah stand dan hiburan dari mahasiswa FE. Serba komplit!,” ujar Reniati.
Dikemukakannya, dalam Eco Sport panitia menggelar turnamen futsal, volley dan tenis meja. Eco Art Art terdiri dari lomba solo vocal dan desain poster. Eco Preneur berupa bazar digelar bersama JK, BEI. Sponsor dan UMKM mahasiswa FE.
“Sedangkan Eco Sosial kita wujudkan dalam bentuk kegiatan donor darah PMI dan FE Peduli. Nah, untuk menjalin silaturahim dan kekompakan antardosen, staf dan mahasiswa, kita menggelar FE Gathering,” tukas Reniati.
Dalam kesempatan itu Reni mengucapkan selamat kepada Lastriyasti, mahasiswa Jurusan Manajemen FE. Mahasiswi semester VII ini meraih juara ke dua dalam lomba foto hitam putih pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional di Jogyakarta pekan ini.
Selaku dekan, Reni mengaku gembira karena mahasiswa FE UBB pekan lalu berhasil menghimpun dana kemanusiaan bencana alam Palu, Dongala dan Sigi sebesar Rp 18,5 juta lebih.
“Saya bangga, sekaligus terharu sekali. Bayangkan, hanya dalam tempo dua hari menghimpun dana di Kota Pangkalpinang, mahasiswa FE kita berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 18,5 juta lebih,” tukas Reniati.
Menurut Reni, andai mahasiswa FE menghimpun dana di tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ia yakin akan terkumpul dana ratusan juta rupiah.
“Dana kemanusiaan itu akan kita salurkan ke warga Palu, Dongala dan Sigli melalui Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis se Indonesia,” ujar Reni.
“Kita juga ingin membantu kalangan dosen dan staf Universitas Tadulako yang menjadi korban tsunami dan gempa bumi di sana,” tambahnya.
Sementara itu Warek 1 UBB Ismet Inonu menilai Eco Investival 2018 merupakan media mahasiswa UBB menggali dan memperdalam ilmu dan pengetahuannya seputar pasar modal dan bursa efek.
“Semua itu sangat berguna kelak setelah mahasiswa menjadi sarnaja dan terjun ke dunia bisnis. Sebab untuk investasi saat ini sudah banyak alternatif. Paling baru adalah melalui pasar modal atau lantai bursa,” ujar Ismed (Eddy Jajang J Atmaja, Ari Riski)