BNN RI Sinergi dengan Universitas Bangka Belitung Canangkan Kampus Bersinar

Penulis: Editor | Ditulis pada 18 Maret 2021 23:50 WIB | Diupdate pada 18 Maret 2021 23:50 WIB


Rektor UBB Dr. Ibrahim, M.Si., dan Direktur Pemberdayaan Alternatif BNN RI, Brigjen Pol. Teguh Imam Wahyudi, SH.,MM, saat memberikan sambutan di depan civitas akademika UBB.

MERAWANG, UBB – Rektor UBB, Dr. Ibrahim, MSi., menerima kunjungan kerja Direktur Pemberdayaan Alternatif Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Brigjen Pol. Teguh Imam Wahyudi, SH.,MM., dan jajarannya ke Kampus Terpadu Universitas Bangka Belitung untuk bersilaturahmi dan mensosialisasikan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus, bertempat di ruang rapat Rektorat pada Kamis (18/3) sore.

Dalam sambutannya, Rektor UBB, Dr. Ibrahim, MSi., mengatakan pihaknya sangat perhatian sekali terhadap pencegahan narkoba khususnya di lingkungan kampus. Bahkan dalam berbagai kegiatan UBB selalu terlibat baik dalam berbagai seminar, kemitraan dan gerakan bersama dalam menuju kampus bersih narkoba (kampus bersinar).

Ibrahim mengatakan secara zona geografis Provinsi Bangka Belitung yang merupakan daerah kepulauan serta mahasiswa UBB yang tersebar dari berbagai daerah menjadi potensi yang sangat besar dan rawan terhadap penyebaran dan penyalahgunaan narkoba yang datang melalui bandara maupun pelabuhan-pelabuhan yang terbuka dan tersebar di berbagai daerah.

“Mungkin kami kategori dalam zona yang cukup rawan dalam sisi geografis, karena bangak belitung adalah daerah kepulauan dan mahasiswa kami juga tersebar di berbagai daerah dan potensi datang dan keluar mahasiswa cukup tinggi, pelabuhan cukup terbuka, maupun bandara yang mungkin dimasuki dan potensial dalam penyebaran narkoba,” jelas Ibrahim.

Dengan kehadiran Direktur Pemberdayaan Alternatif BNN RI beserta jajaran di Kampus Terpadu UBB sebagai salah satu langkah dan itikad bersama dalam memutuskan, serta berbagi informasi untuk terus konsisten dalam melakukan pencegahan masuknya narkoba khususnya di lingkungan kampus UBB.

Apalagi menurutnya dengan jumlah mahasiswa UBB yang cukup besar dan sebagai upaya membentuk karakter mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa, peranan Perguruan Tinggi dan berbagai pihak sangatlah penting, dan hal tersebut menjadi perhatian kita bersama.

“Kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari program bersinar “bersi dari narkoba”, dan saya kira kampus dan jumlah mahasiswa yang cukup besar di usia-usia milenial, ini memang cukup rawan dan perlu menjadi atensi bersama,” ucapnya.

Direktur Pemberdayaan Alternatif BNN RI, Brigjen Pol. Teguh Imam Wahyudi, SH.,MM, juga mengatakan bahwa saat ini narkoba sudah mengancam kalangan milenial sehingga cara-cara kreatif pun sangat dibutuhkan. Ia juga menjelaskan bahwa peran perguruan tinggi sangat strategis khususnya kontribusinya dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba.

“Karena kampus ini kami anggap pak’ memiliki nilai-nilai yang strategis khususnya kontribusinya dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba ini,” tutur Imam.

Imam juga menjelaskan dengan kondisi geografis kepulauan Bangka Belitung yang terdiri dari gugusan dua pulau besar, yaitu bangka dan belitung serta gugusan pulau-pulau kecil disekitarnya membuat provinsi ini memiliki banyak jalur masuk terbuka dengan tingkat kerawanan yang cukup tinggi terhadap peredaran gelap narkoba, sehingga diperlukan penanganan yang komprehensif dari seluruh pihak.

“Dari sinilah banyak memunculkan jalur-jalur tikus pak, jalur-jalur tikus itu adalah perbatasan-perbatasan baik perbatasan darat maupun laut yang tidak ada penjaganya atau petugasnya sehingga menjadi tujuan transit bahkan sekarang menjadi daerah tujuan bagi para pengenar narkoba,” terangnya.

Oleh karena itu, peran bebagai stakeholder termasuk perguruan tinggi untuk bersama-sama komitmen dalam penguatan pelaksanaan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di wilayah kepulauan bangka belitung dan khususnya di lingkungan kampus perlu terus di canangkan.

Selain itu, hasil penelitian penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh BNN, LIPI dan Universitas Indonesia menyatakan bahwa angka para pengguna narkoba tertinggi sebanyak 65 persen adalah narkoba jenis ganja.

“Para pengguna narkoba ini mayoritas dominasi penggunaannya adalah narkoba jenis ganja pak, jadi 65 persen itu mengkonsumsi ganja, nomor dua sabu dan nomor tiganya inek atau ekstasi,” kata Imam.

Bahkan menurutnya ada dibeberapa negara yang sudah melegalkan ganja, namun Negara Indonesia tetap berpedoman pada undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, di situ jelas-jelas melarang penggunaan ganja karena termasuk narkotika golongan satu.

Tambahnya, sekarang sudah ada 1000 narkoba jenis baru yang sudah tersebar dan beredar di negara luar, dan Indonesia sendiri dari 1000 narkoba jenis baru tersebut yang sudah beredar di Indonesia sebanyak 83 dan itu belum diatur oleh undang-undang. Ini menjadi tantangan yang berat bagi kita semua terangnya.

Oleh sebab itu, program bersinar hadir di tengah masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan sehingga kebijakan dalam penanganan narkotika dapat berjalan seimbang. Adanya program bersinar ini diharapkan dapat menekan angka pengguna narkoba dengan melakukan pencegahan di seluruh lini yang melibatkan semua elemen masyarakat.

Menurutnya ada tiga kriteria kampus bersinar, pertama pembentukan regulasi, kedua pembentukan relawan anti narkoba, dan ketiga program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) secara mandiri atau bersinergi dengan berbagai stakeholder.


Topik

Kampus_Terpadu_UBB Dr._Ibrahim,_S.Fil.,_M.Si REKTOR_UBB
. ayar