+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
29 Agustus 2008 | 05:51:43 WIB


Pengolahan Data dalam Novel Karya Sastra Fiksi


Ditulis Oleh : Admin

Setiap pengarang, pada hakekatnya mengangkat "kehidupannya" ke dalam novel. Franz Kafka (1883-1924), novelis besar Cheko yang jadi kampiun novel-novel psikologis dan filosofis itu, sebenarnya menyibakkan ketakutan-ketakutannya melalui kecemasan tokoh-tokohnya yang terus-menerus didera teror. Sampai dewasa, Kafka tak pernah mendapatkan privasi di rumah orangtuanya. Ia setiap hari merasa tak nyaman, karena ayah-ibunya dapat saja dengan bebas menggeledah surat-surat pribadinya.

Dan setiap pengarang, pada dasarnya melakukan riset untuk bahan novelnya. Leon Uris (1924-2003) menjelajahi literatur tentang abad pertengahan untuk novelnya. John Grisham melakukan studi ulang atas kasus-kasus hukum yang diminatinya, agar dapat dipertanggungjawabkan azas hukumnya ketika dinovelkan. Dan lima tahun terakhir, kita sama melihat kesuksesan riset Dan Brown tentang ikon-ikon Kristianitas, yang dipaketkannya sebagai bacaan laris dalam The Da Vinci Code.

Namun, hasil riset ternyata menghasilkan data yang berbeda pada karya sastra. Di dalam penulisan novel yang berhasil, data diolah jadi "data" oleh para pengarangnya. Budi Darma (1984) menyebut hal ini sebagai persoalan penting dunia prosa, khususnya novel. Berpeluang dituliskan sampai berarus-ratus bahkan ribuan halaman, novel memang lebih kuat bila didukung data riset dari berbagai sumber.

Tapi masalahnya adalah, bagaimana si pengarang mengolah datanya. Apakah data tetap menghampar sebagai data, atau berhasil dieksplorasi sebagai ”data” baru dan segar. Bagi seorang pengarang yang baik -- data menyatu sebagai bangunan novel dalam rangkaian teks yang hadir mutlak -- karena berhasil ditransformasikan sebagai "data" fiksional.

Sementara, bagi pengarang yang gagal mengatasi data, data jadi kekayaan novel yang identik dengan data yang dapat diakses siapa saja dari sumber yang digunakan si novelis. Misalnya, dari berbagai penelitian tentang gereja abad pertengahan yang banyak digunakan Leon Uris atau Dan Brown. Atau, dari kasus-kasus hukum yang dijadikan kisah oleh Jhon Grisham. Pada mereka, data terbaca utuh sebagai kekayaan sejarah, yang pernah dipinjam sebagai bahan novel.

Ketika dibawa ke dalam novel, data ini saling berlomba dengan plot, atau menjadi tulang punggung novel. Lalu ditempeli penokohan tipologis: jagoan kontra penjahat; baik versus buruk; tampan, cantik, berpenampilan menarik, misterius, dll -- berseberangan dengan -- tidak tampan, sinis, penampilan membosankan, kaku, kejam, telengas, dll. Didukung jalinan plot: pembukaan, konflik, lalu penutupan -- atau dibolak-balik; yang dirangkai dalam suspensi tinggi, agar menimbulkan ketegangan (sekaligus ketertarikan) pembaca.

Karena tujuan si pengarang adalah: menyodorkan kisah menarik, mencekam, dan tentu saja: laku dijual. Novel-novel seperti ini, tak bisa dilepaskan dari pergerakan modal atau industri pendukungnya. Lihatlah penyebaran novel-novel Leon Uris, John Grisham, Dan Brown, yang kemudian bersinergi dengan industri kreatif lainnya: film, periklanan, percetakan dan penerjemahan ke banyak bahasa, hingga publikasi dan distribusi sistematis ke berbagai negara.

Sementara, novel "data" lainnya, meski beberapa mengalami keberuntungan publikasi dan penyebaran lumayan, namun tak pernah "seberhasil" novel-novel Uris, Grisham atau Brown. Misalnya: La Peste-nya Alber Camus (1913-1960), My Name Is Red-nya Orhan Pamuk, dan The Name of The Rose-nya Umberto Eco.

La Peste atau Sampar, karya Albert Camus, adalah novel yang didukung riset tentang epidemi sampar di berbagai negara. Hingga suatu saat, sampar melanda kota bernama Oran. Pembaca pun berkenalan dengan Dr. Rieux, tokoh utama yang berusaha "melawan". Seorang dokter yang kemudian ditinggal mati istrinya. Setiap kali pulang dari rumah sakit, di rumahnya, si dokter hanya ditemani ibunya yang pendiam.

Novel menyosokkan berbagai tokoh "darah daging" lainnya, di antara data dan wabah sampar. Kita lupa sedang berurusan dengan data, karena "data" fiksionalnya menyatu bersama konflik filosofis, religius, psikologis, sosiologis, bahkan politik para tokoh cerita. Data sampar hanya bahan mentah bagi Camus untuk menyosokkan "data" fiksional, tentang sampar yang sesungguhnya. Yang kemudian menjadi simbolisasi sampar penderitaan -- akibat cengkeraman pasukan Nazi yang menduduki Paris, kotanya.

Begitupun Orhan Pamuk dan Umberto Eco. Ketika keduanya menjadikan abad pertengahan sebagai bahan cerita, kita sesungguhnya sedang mengenali manusia-manusia dan kebudayaan abad pertengahan versi Pamuk dan Eco. Pamuk mengurai konflik dan kehidupan para pelukis istana kerajaan Turki abad ke-16, dan Eco menyoroti kehidupan para biarawan di sebuah gereja kuno di pojokan Italia.

Si Hitam My Name Is Red tumbuh sebagai manusia "darah daging" dengan kemelut kejiwaan, nafsu, kejujuran, dan kerapuhannya -- berhadapan dengan peristiwa pembunuhan yang menimpa para pelukis istana. Sambil lalu, Pamuk juga menggambarkan kehidupan kaum sufi, yang pada masa itu kontroversial karena berbeda dengan kehidupan masyarakat umum.

Dan William dari Baskerville The Name of The Rose, adalah manusia "darah daging", yang mengagungkan ilmu pengetahuan alam -- berhadapan dengan misteri kematian para biarawan yang harus diselidikinya. Di samping membawa pembaca ke dalam berbagai peristiwa mencekam di dalam novel, plot pun menimbulkan pencerahan filosofis tentang ilmu pengetahuan, filsafat, agama, dan takhyul, yang menjadi acuan hidup individu dan masyarakat.

Dalam kedua novel ini, data sejarah bertransformasi menjadi "data" fiksional. Hingga novel menjadi kaya dan inspiratif.

Written By : Arie MP Tamba di jurnalnasional.com

UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota