+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
23 Desember 2008 | 15:45:12 WIB


Dukung Kesuksesan Pembangunan Potensi Bahari Di Kepulauan Bangka Belitung !


Ditulis Oleh : Jumroh Aqobah

Sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki bidang perikanan dan kelautan, dengan dua ilmu peminatan yaitu Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP) dan Ilmu Kelautan (IKL), dan program D3 Perikanan ( Manajemen Bisnis Perikanan dan Teknik Budidaya ), Universitas Bangka Belitung (UBB) diharapkan mampu menciptakan para sarjana perikanan pemuda dan pemudi yang peduli serta memanfaatkan potensi perairan tawar maupun bahari di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kelahiran jurusan perikanan UBB secara langsung maupun tidak langsung diharapkan berperan aktif dalam membangun pembangunan Bangka Belitung. Dikarenakan Bangka Belitung memiliki potensi alam yang melimpah ruah mulai dari darat hingga ke laut.

Di darat, propinsi Bangka Belitung memiliki tanah yang subur untuk pertanian, misalnya bertanam lada, karet dan kelapa sawit. Dalam bumi propinsi Bangka Belitung terkandung jutaan ton timah yang telah lama dieksplorasi dan eksploitasi baik oleh pihak swasta (seperti PT TIMAH dan Kobatin) maupun masyarakat kita, terutama sekali sejak adanya izin penambangan inkonvensional pada tahun 1998. Kekayaan alam di darat habis-habisan dikuras untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Lahan-lahan pertanian yang semula untuk kegiatan bertani beralih fungsi menjadi lahan tambang sehingga sulit menemukan daerah yang subur, kecuali hanya sedikit yang tertinggal untuk diwariskan kepada anak cucu kita nanti. Akibat yang parah adanya kolong-kolong hampir disetiap wilayah di propinsi Bangka Belitung. Menurut survey tahun 1998/1999 oleh Tim UNSRI atas permintaan PT.Timah luas kolong di Pulau Bangka 1.035,51 hektar, jika dibandingkan dengan luas daratan Pulau Bangka luas kolong itu jika disatukan mungkin sekitar 1% dari luas pulau. Namun karena banyak lokasi yang saling berdekatan, maka alam yang tercipta adalah wilayah lubang-lubang dan carut-marut yang tidak beraturan (Dr. Yulistyo, DKP BABEL).

Penambangan timah tidak hanya di darat, tetapi merembes ke laut, yang menjadi ekosistem biota laut hidup, serta tempat untuk kita mendapatkan protein hewani dan nabati untuk kesehatan. Penambangan di laut (TI apung) atau Tambang Inkonvensional apung menjadi alternatif baru masyarakat setelah wilayah darat tidak menjamin lagi untuk mendapatkan hasil tambang yang lebih. Apakah ini suatu keserakahan atau kebutuhan hidup?

Adanya penambangan timah apung di laut, tentunya secara biologis dan ekologis sangat merusak ekosistem laut, terutama ekosistem terumbu karang (coral reef), ekositem padang lamun (seaweeds dan seagrass) dan ekosistem mangrove. Mengapa demikian?

Penambangan timah apung dilakukan masyarakat dekat bibir pantai hingga beberapa mil ke laut lepas, demikian juga halnya dengan kapal keruk yang sering beroperasi di laut untuk penambangan timah. Bedanya penambangan oleh kapal keruk yang beroperasi oleh PT TIMAH dan PT KOBATIN jauh dari daratan dan garis pantai, serta pengoperasiaannya di laut lepas memiliki pertanggungjawaban secara hukum dan kelestarian lingkungan, meskipun ada kesalahan-kesalahan yang bertentangan dengan masyarakat dan pemerintah, tetapi setidaknya penambangan dengan kapal keruk yang sudah dilakukan sejak lama, tidak begitu memberikan dampak yang fatal bagi ekosistem laut itu sendiri. Beda halnya dengan penambangan apung di laut oleh masyarakat yang jumlahnya ribuan di Pulau Bangka ini, mengakibatkan dampak yang sangat jelas tampak kita lihat. Air laut di pinggir pantai keruh, coklat, tercemar minyak sisa penambangan dan dampak ekologis lainnya yang sulit untuk dikontrol. Tempat-tempat wisata juga menjadi target penambangan apung masyarakat, misalnya di daerah Pantai Rebo, Matras, Tanjung Pesona di Sungailiat, Pantani Tanjung Kerasak di Toboali, Pantai Permis, Pantai Tanah Merah, Tanjung Gunung di Bangka Tengah, dan tempat-tempat wisata di seluruh penjuru Pulau. Tetapi tidak semua masyarakat yang rakus untuk menghabiskan kekayaan timah ini, masih ada daerah-daerah tujuan wisata yang masih alami belum terjamah oleh kegiatan penambangan, contohnya Pantai Parai yang sudah lama menjadi daearh tujuan wisatawan lokal dan asing tetap terjaga kelestariaannya. Sama halnya dengan Pantai Tanjung Berikat di Bangka Tengah yang masih sangat alami, belum terjamah oleh kegiatan penambangan, pantai-pantai indah di Belitung seperti Pantai Tanjung Kiras, Pantai Tanjung Tinggi. Diharapkan daerah-daerah di Bangka Belitung ini menjadi wilayah tujuan wisata lokal maupun mancanegara. Begitu juga dengan potensi Pulau-pulau kecil yang ada di Propinsi Bangka Belitung, terdapa kurang lebih 950 pulau, yang bernama maupun tak bernama memiliki peranan untuk menunjang pembangunan propinsi ini.

Kini saatnya kita kembali ke laut, apalagi sejak terjadinya krisis global, masyarakat mulai meninggalkan penambangan timah dan kembali ke darat, ada yang bertani, kebun dan ada yang kembali ke laut menjadi nelayan. Meskipun harus kembali bertani, sudah banyak lahan yang rusak akibat dibukanya lahan untuk penambangan. Sebab dunia perikanan dan kelautan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjamin kesejahteraan untuk segera dimanfaatkan. Propinsi kita memiliki luas territorial 81.582 km2. Luas daratan sebesar 16.281 km2 dan luas perairan 65.301 km2 (4x daratan), pada tahun 2006 baru 1.185.000 ton/tahun potensi produksi hasil laut Bangka Belitung dengan asumsi potensi ekonomi Bangka Belitung mampu menghasilkan Rp 247,6 triliun/tahun (DKP,2006).


Peranan Mahasiswa

Besarnya potensi ekonomi Bangka Belitung dalam bidang kelautan, serta sudah adanya jurusan perikanan di Universitas Bangka Belitung, merupakan awal yang baik untuk segera mencapai target perekonomian yang cukup besar di Kepulauan Bangka Belitung. Perlu kita ketahui bahwa pimpinan serta dosen perikanan dan ilmu kelautan di UBB adalah alumni dari Universitas ternama di Indonesia, seperti IPB, UGM, UNHAS, UNSRI, UNDIP, UNPAD baik pada jenjang pendidikan D3 S1, S2 maupun S3. Berdasarkan fakta ini, merupakan langkah awal untuk UBB memberikan sumbangan kepada pemerintah propinsi dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak hanya di sektor pendidikan tetapi juga di sektor pemerintahan maupun swasta yang tentunya sedikit banyak diharapkan mampu menentukan jalannya pembangunan perikanan di Kepulauan Bangka Belitung.


penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang  (Coral Reef) Kabupaten Bangka Selatan Kecamatan Sadai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Jenis Kima Raksasa (Tridacna Gigas) pada penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang (Coral Reef) di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung




Seperti kata Dr. Darnas Dana dalam tulisannya (1998) Strategi Pemangunan Perikanan dan Kelautan Nasional dalam Meningkatkan Devisa Negara bahwa pembangunan Bidang Perikanan dan Kelautan saat ini dirasakan masih belum seperti yang diharapkan. Barangkali kita perlu mawas diri, sejauh mana peran sebuah fakultas dan jurusan dalam pembangunan perikanan dan kelautan baik dalam penyediaan sumber daya manusianya maupun sumbangan pemikiran, inovasi teknologi serta pengabdiannya. Meskipun kemajuan pembangunan ini sendiri ditentukan oleh banyak faktor, tetapi pembangunan pendidikan perikanan dan kelautan harus senantiasa terkait dengan pembangunan bidang perikanan dan kelautan. Dalam arti lain keberadaan pendidikan tinggi bidang perikanan dan kelautan tentunya didasari atas kebutuhan untuk menunjang keberhasilan pembangunan bidang perikanan dan kelautan.


penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang  Kabupaten Bangka Selatan Kecamatan Sadai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kondisi Terumbu Karang (Coral Reef) di dekat Pulau Tinggi Kecamatan Lepar Pongok pada penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang (Coral Reef) di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung




Mahasiswa jurusan perikanan di Universitas Bangka Belitung terdiri dari hampir 50% alumni dari sekolah-sekolah perikanan, pelayaran di Pulau Bangka. Karena itu mahasiswa diharapkan mampu menjadi seorang calon sarjana yang jujur, berpotensi dan selalu mengedepankan IPTEK dan IMTAQ dalam bersaing di era globalisasi. Meskipun di daerah, kita para mahasiswa bisa bercermin pada fakultas perikanan dan kelautan perguruan tinggi di luar yang telah menciptakan sarjana-sarjan yang handal dalam bidangnya. Apalagi dalam waktu dekat impian kita untuk menjadi universitas negeri segera terwujud, berarti kita memiliki peluang yang sama menjadi pemuda-pemuda yang berguna bagi bangsa. Hanya perlu kita pikirkan, dan kerjakan apa yang akan kita berikan untuk daerah kita sendiri dan universitas kita. Bagaimana kita menjadikan jurusan perikanan dan ilmu kelautan menjadi jurusan yang baik di universitas kita, serta menjadi program studi unggulan di Universitas Bangka Belitung, sebab objek penelitian dan pengabdian ilmu kita ada di daerah kita sendiri.


penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang  Kabupaten Bangka Selatan Kecamatan Sadai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Terumbu Karang (Coral Reef) pada penelitian dan explorasi bawah laut dan explorasi Terumbu Karang di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung




Kita harus memiliki keunggulan tersendiri dalam bidang ilmu kita dibandingkan jurusan-jurusan lain yang ada di UBB maupun perguruan tinggi luar. Sewaktu kami mengikuti Sosialisai Pembanguan Perikanan dan Kelautan Propinsi Kep.Bangka Belitung, Universitas Bangka Belitung menjadi objek pembicaraan peserta dan pemateri sosialisasi, terutama mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan. Seperti kata Dr. Yulistyo, Kepala DKP Propinsi memberi motivasi yang luar biasa bagi UBB untuk menciptakan mahasiswa-mahasiwi perikanan dan Ilmu Kelautan untuk menjadi seorang mahasiswa yang berintektual maju. Beliau sangat mengharapkan UBB bisa menciptakan sarjana-sarjana yang ahli dalam bidang perikanan dan ilmu kelautan, dengan harapan bisa membantu pemerintah dan masyarakat menciptakan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perikanan dan kelautan yang bisa berguna terutama untuk masyarakat dan pemerintah daerah. Selain itu Bapak Wahyu, salah satu peserta dari Pelabuhan Sungailiat mengharapkan UBB bisa menciptakan suatu loncatan teknologi untuk menunjang infrastruktur bidang perikanan dan kelautan di Kep. Bangka Belitung.


Harapan dan keinginan masyarakat serta pemerintah daerah Bangka Belitung

Meskipun pihat pemerintah daerah di Bangka Belitung masih sangat belum potensial untuk menggerakkan mahasiswa-mahasiswi Bangka Belitung, tetapi harapan-harapan untuk maju sangat kita nantikan, terutama mahasiwa perikanan dan ilmu kelautan. Bukan saatnya lagi Bangka Belitung berdiam diri, menatap kekosongan mau menjadi apa kita setelah kuliah, tetapi kita sendiri yang akan membuka pintu kendala yang selama ini membelenggu. Lagi, kata Dr. Yulistyo, mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan tidak usah takut dan bingung untuk masalah penelitian, Gubernur Bangka Belitung saat ini (Eko Maulana Ali) telah membuka proyek BOST Center (Bangka Belitung Ocean Science and Technology Center) atau Pusat Ilmu dan Teknologi Kelautan Bangka Belitung. Siapa yang akan mendukung dan menjalankan proyek tersebut, tidak lain adalah mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan Universitas Bangka Belitung, Sangat sayang jika kesempatan ini disia-siakan.

Tentunya keinginan kita untuk menjadi mahasiswa unggulan tidak terlepas dari peranan para dosen dan universitas untuk memberikan ilmu dan pengetahuan mengenai dunia perikanan dan kelautan, diluar sebagai mahasiswa kita juga harus rajin belajar dan mengikuti kegiatan perikanan dan ilmu kelautan hingga kita bisa tahu apa, bagaimana dunia perikanan dan kleuatan di propinsi kita. Peran para dosen dengan ilmu yang dimilikinya merupakan awal bagi mahasiswa perikanan Universitas Bangka Belitung untuk berkembang. Satu hal yang harus direnungi karena jurusan perikanan merupakan jurusan baru di Universitas dan khususnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, jurusan perikanan hanya ada di Universitas Bangka Belitung. Karena itu kami para mahasiswa sangat mengharapkan sedikit ilmu dan pengetahuan para dosen untuk membimbing kami. Karena air dalam tabung tidak akan keluar kalau tidak dikeluarkan. Sebagai mahasiswa perlu kita ketahui, laut propinsi memiliki sumber daya alam berlimpah, 13.060,2 Km2 perairan karang (DKP BABEL, 2007) yang menjadi tempat potensial ikan laut dangkal harus kita lestarikan dan manfaatkan seoptimal mungkin, untuk pembangunan daerah maupun perekonomian masyarakat. Tidak hanya coral reef yang dimanfaatkan, tetapi padang lamun, ekosistem mangrove harus kita ketahui pula peranannnya bagi daerah kita sendiri. Mari bersama kita mencari dan mengembangkan potensi kelautan lainnya demi menyongsong pembangunan perikanan dan kelautan Propinsi Kepualauan Bangka Belitung. Semoga!!!!






Written by : Jumroh Aqobah, Mahasiswa Ilmu Kelautan FPPB UBB
E-mail : aqobah.jumroh@yahoo.com

UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota