UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
30 April 2009 | 18:56:11 WIB
Puisi Sejarah Karya Ian Sanchin Budayawan Bangka Belitung (Babel) : TANJOENG PANDAN 1835
TANJOENG PANDAN 1835
Ditulis Oleh : Admin
Mata delta Kalamoa; ayun ombak biru dan sisir angin bisu yang meruap-riak di teluk muara sungai Cerucuk. Di ketinggian anggun Tanjoeng Goenung, di bawahnya Batoe Poenai, di hadapannya Kapoeng Juru Seberang.
Di tengahnya gelinang air Seburik, larainya air Berutak, dan ruamnya air Pancoer, serta gemuruhnya air Raya; bergolak menari dalam biru menggoyang perahu para Lanun, kapal uap Belanda, kulek Sekak, bahkan perahu tentara Siak yang menyusup ke Istana Kota Karang tepian kerajaan Cerucuk.
Ramonda Ki Agus Mohamad Hatam mati tekerat. Ananda rahad pun terluka parah, Tengku Akil dibara nafsu kudeta dan akal liciknya membunuh raja.
Tentara melayu Belitong takkan gentar mesti nyawa berjajar layar, Tengku Akil terusir berlindung pada Belanda dan hendak kembali menyabung nyawa, menantang Raja Belitong dengan balatentaranya.
Tak mundur bergaris tanah, tak hunus keris dicabut, anak melayu jangan ditantang, kan ditunggu musuh yang datang. Mengenang sedih tragedi tewasnya Ramonda, Rahad menyisir ke hilir tinggalkan Cerucuk kota: gerbang laut mesti dijaga maka Bebak mesti dibuka menjadi kampong baru tempat berguru, anak cucu supaya tak lugu. Dan bujang-dayang pun memarang pandan, menggelar tikar bukan hanya untuk begalor, juga membaca doa tanda bersyukur agar kampong rukun dan masyhur.
Kampong pun menjelma kota. Tanjoeng Pandan namanya, negerinya Tanjoeng Goenoeng. Depati Ki Agus Rahad rajanya, menolak pencarian biji timah oleh Belanda, tapi Pak Munir diam-diam menunjukkannya.
Depati seorang demokrat adanya, demi kemajuan rakyatnya, ia izinkan Belanda menggali timah di tanahnya agar sekolah dan mesjid setara jumlahnya. Tetapi Belanda tetap menghianatinya. Belanda berkukuh di benteng De La Motte Tanjoeng Pendam. Rahad pun bergaung di Tanjoeng Goenoeng. Dua tanjung di Tanjung Pandan. Tanjung bisu yang menjadi batu. Timah tumpah, laut basah, muara resah, dan lagu-lagu angin kelekak terngiang di lambaian pucuk-pucuk pandan terbenam di cerucuk yang keruh. Pondok oxygen 2006
Tag Keyword : Puisi Sejarah Adat Asal Usul Bangka Belitung Belitong Babel Indonesia
Penulis : Ian Sancin: pemerhati budaya Bangka Belitung, pengasuh situs budaya www.begalor.com
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka