+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
01 Mei 2009 | 19:02:14 WIB


Review Pemilu 2009 di Bangka Belitung : Pesan Dari Bilik Suara


Ditulis Oleh : Admin

Meski hasil Pemilu Legislatif 9 April lalu belum diumumkan, namun hiruk-pikuk proses pemilihan kini memasuki masa pendinginan. Para caleg di berbagai lini pemilihan sudah bisa menebak siapa yang terpilih dan siapa yang akan kecewa. Yang akan terpilih pastilah sumringah membayangkan diri akan bersafari, apalagi jika ini adalah kali pertama mewakili rakyat. Sebaliknya, yang tidak terpilih kini surut mundur memegang kalkulator untuk estimasi berapa cost politik yang sudah terhambur. Demikianlah dunia politik yang selalu mewartakan ketidakpastian dengan uji coba sebagai metodologinya.

Untuk DPD RI, nama-nama semisal Noorhari Astuti, Telli Gozelie, Rosman Djohan, Bahar Buasan, dan Zikri Kisai dimungkinkan akan mengisi posisi lima besar. Meski bisa bergeser, 2 atau 3 besar sudah nyaris pasti. Di kursi Senayan untuk milik partai, PDIP, Golkar, dan Demokrat memungkinkan mengirimkan satu perwakilan dari Bangka Belitung.

Suara partai untuk pemilihan legislatif kabupaten/kota dan provinsi diisi secara bergantian oleh partai-partai besar dan kecil. Golkar, PDIP, dan Demokrat adalah tiga besar partai yang dominan. PBB terbilang anjlok, sedangkan PKS dan beberapa partai baru seperti Hanura dan Gerindra mewarnai wajah baru para legislator di daerah. Orang Baru dan Orang Lama juga menjadi warna yang saling bercampur, sebuah konsekuensi dinamis dari pemilihan dengan sistem suara terbanyak pertama dalam sejarah Pemilu Indonesia modern.

Sementara itu, secara teknis, meski terbilang sukses, Pemilu kali ini diwarnai dengan banyak persoalan krusial. Masalah DPT adalah masalah yang tidak kunjung terselesaikan, dan cenderung semakin kacau. Saya yang ber-KTP Sungaiselan tidak masuk dalam daftar pemilih tetap yang diumumkan. Lalu proteslah saya, dan akhirnya di data masuk dalam daftar pemilih tambahan. Tapi anehnya, pada saat pemilihan, di TPS nama saya tidak terdaftar. Ketua RT saya mengatakan bahwa semua daftar pemilih tambahan yang diajukan oleh mereka dan RT-RT lain tidak keluar. Praktis saya kehilangan hak konstitusional.

Menarik lagi, tetangga di depan dan beberapa rumah disebelahnya juga tidak terdata. Sebagai masalah klasik, tidak kunjung ada perbaikan. Bang Affan selaku ketua KPU dalam banyak sosialisasi mengatakan bahwa institusi mereka berdasarkan undang-undang hanya mengambil data dari DukCaPil. Saya faham, bahasa undang-undang tidak bisa dibuat fleksibel. Namun saya tidak faham ketika setiap lembaga yang harusnya berwenang saling lempar tanggung jawab. Lalu siapa yang harus ditanya? Hak konstitusi ribuan orang terabaikan dan dalam pemahaman saya yang awam, kondisi ini mencederai Hak Politik warga. Pemerintah seharusnya menjadikan ini sebagai pelajaran berharga. Saya bisa mengatakan bahwa angka golput yang mencapai 40 % diperparah oleh kenyataan bahwa DPT tidak valid untuk mencerminkan kondisi demokrasi yang sesungguhnya.

Sebagai negara yang sangat labil oleh kondisi politik, fluktuasi partisipasi akan sangat ditentukan oleh niatan baik pemerintah agar dapat memberikan hak yang sama kepada warganya. Negara bertanggung jawab untuk memberikan hak politik pada warganya. Pesan dari bilik suara yang menunjukkan angka golput yang terbilang tinggi dengan kekacauan masalah DPT sebagai dampak inherennya menjadi pesan berharga buat para penyelenggara pemilihan, utamanya pemerintah sebagai penjamin tunggal hak konstitusi warga negara.

Bilik suara juga mewartakan pesan berarti bahwa saksi di TPS saja tidak cukup untuk menghindari kecurangan. Modus membagikan uang di seputaran TPS menjadi warna menarik yang menampakkan wajah asli para politisi kita. Kasus di Bangka Tengah, Bangka Induk, dan beberapa daerah lainnya seakan menyentak kita bahwa serangan fajar ternyata masih digunakan dalam alam demokrasi modern. Pesannya pun singkat, Panwas harus bergigi. Tidak sekedar meneruskan laporan, tetapi langsung menganulir keterpilihan seorang caleg yang terbukti melakukan politik uang. Ini adalah pembusukan demokrasi dan menggerogoti tulang penyangga demokrasi yang dicita-citakan elegan.

Kini, bilik suara juga ternyata sudah menjadi hakim melalui contrengan para pemilih. Politisi yang selama ini diuntungkan oleh nomor urut dibuat pontang-panting berguguran. Caleg senior rontok. Popularitas menjadi senjata utama. Rajin turun ke bawah menjadi senjata berikutnya. Agung Laksono pun kalah dengan Mandra. Di Babel lebih parah lagi. Politisi yang selama ini sudah menikmati nomor urut harus puas dengan kekalahannya. Saya yakin ini menyakitkan. Tapi tentu memuaskan publik.

Pesan terakhir dari bilik suara saya kira sederhana : SAATNYA BEKERJA. Kawan-kawan yang terpilih sebaiknya menanggalkan baju golongan dan tidak balas dendam dengan cara membenci warga di seputaran TPS yang tidak memberi suara signifikan. Ketika terpilih, artinya rakyat memberi amanah. Mereka bukan lagi wakil partai, tapi wakil rakyat yang harus berbicara berdasarkan identifikasi kebutuhan rakyatnya, bukan ideologi partainya, apalagi ideologi keluarganya. Karena belum dilantik, maka sementara ini kawan-kawan kita yang terpilih bolehlah corat-coret di atas kertas untuk memetakan apa yang akan diperjuangkan secara realistis. Dosa lho, berjanji tapi tidak ditepati. Balasannya di akhirat.

Akhirnya pula, mari kita berpesan pada kawan-kawan yang belum terpilih akan berbesar jiwa. Sehari pasca pemungutan suara: Senior saya Zamhari dari Hanura mengatakan bahwa rakyat belum memberi kesempatan. Lum waktu e Cek, rakyat belum menginginkan. Saya tahu bahasanya adalah bahasa seorang negarawan. Walau berdasarkan rekap akhir ternyata dia terpilih, saya menangkap pesan penting bahwa ia adalah caleg yang siap kalah. Mengagumkan bukan?! Saya yakin, para politisi yang tidak terpilih pun punya sikap negarawan yang sama. Selamat berkarya yang terbaik untuk negeri ini, dimanapun kita berpijak-jejak! (Taman Kota 10/A, 21.00).

Tag Keyword : Pemilu Indonesia Hukum Sosiologi Bangka Belitung Pemerintah Legislatif Eksekutif DPR DPRD Dewan MPR Caleg






Judul Asli : PESAN DARI BILIK SUARA
Penulis Artikel : Ibrahim, Dosen Sosiologi UBB dan Pemerhati Politik Universitas Bangka Belitung





UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota