+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
08 Mei 2009 | 17:32:14 WIB


Sejarah, Silsilah dan Riwayat Penulis naskah Arab Melayu, Haji Batin Sulaiman


Ditulis Oleh : Admin

Haji Batin Sulaiman; Penulis naskah Arab Melayu


Dari Kitab karya Syaikh Nuruddin ar-Raniri

Haji Batin Sulaiman nama aslinya Batin Rimbun merupakan nama yang asing dalam nama tokoh-tokoh penyalin naskah kemelayuan di Indonesia, mungkin kebayakan orang tidak pernah mendengar dan bahkan sama sekali tidak mengenal cerita tentangnya. Ia adalah seorang keturunan kebangsaan China asli dengan marga Chao, ayahnya bernama Chao Tungit kemudian masuk Islam disebut Muhallaf dan ibunya bernama Jinah (Rimah) ketuirunan dari Akek Peradong. Ayahnya datang ke Bangka kira-kira tahun 1830-an sebagai pekerja orang Belanda (penjajah) yang mengambil timah di Muntok Bangka, sekarang Kabupaten Bangka Barat yang terkenal dengan lada putihnya hingga mancanegara. Setelah sekian lama menjadi pekerja orang Belanda, ia merasa penting untuk dirinya membebaskan diri dari cengkraman orang Belanda sebagai seorang pendatang dari negeri luar. Akhirnya, diperkirakan tahun 1840-an iapun melarikan diri ke suatu daerah Ibul kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat (sekarang).

Setelah ayahnya (Chau Tungit) meninggal, ibunya kawin dengan Batin Daik di kampong Ibul, cukup diwasa anak tirinya itu (Rimbun) disalinkan jadi Batin yang bernama Rimbun dari kampong Ibul pindak kePeradong jadi Batin di Peradong. Kemudian ia beristrikan penduduk setempat dan memberikan keturunan sebanyak 8 orang, 7 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Waktu itu nama residen Jur Sekap yang tukang rintis jalan tuan seri mahajir ditanah Bangka, ini keturunan guru Nabi Muhammad turun kepada Abu Bakar, turun kepada Abdul Qadir Jailani, turun kepada tuan Syeikh Muhammad Saman, turun kepada Jafar Siddik, turun kepada Sih (Syeikh) Adam bilal Palembang, turun kepada Abdul Somad bilal Palembang, turun kepada Sih (Syeikh) Abdul Sahit bilal Palembang, turun kepada Sih (Syeikh) Hasanudin dari Palembang mengajar ke Muntok. Batin Rimbun (Haji Sulaiman) dari Peradong berguru ke muntok kepada Datok Hasanudin, serta disahkan menjadi guru di kampong-kampong, serta disahkan mendirikan Jumat (mendirikan Shalat Jumat) dari kampong Pal Enam (Air Belo) sampai kampong Tanjung Niur sampai Kelapa.

Kemudian disambung oleh Haji Dullah keliling tanah Bangka. Kenudian Haji Dullah meninggal di kampong Sungai Buluh tahun 1932 M. Ia pun terus memperdalam pengetahuan tentang Islam, hingga datang tiba baginya waktu untuk menurutkan keinginannya. Berangkatlah ia menunaikan ibadah haji kekota Makkah al-Mukarromah dengan melewati transportasi laut, dengan kapal kayu. Pada waktu itu belum ada orang yang berangkat untuk haji dengan menggunakan pesawat terbang. Kurang lebih tiga bulan lamanya perjalanan dari Bangka Indonesia ke kota Makkah, perjalanan yang sangat lama untuk menunaikan ibdaha haji yang merupakan rukun Islam yang kelima. Sampailah rombongan tersebut di kota Makkah. Tak puas setelah selesai menunaikan ibadah haji di kota Makkah, demi untuk mendalami Islam ia pun memutuskan untuk menetap di kota Makkah. Diperkirakan tiga tahunan ia tinggal di kota Makkah belajar dan mendalami Islam, akhirnya tiba waktunya untuk pulang kembali ke tempat peraduan, menemui istri dan anak-anaknya di Bangka desa Peradong. Yang bernama Rimbun setelah pulang dari Mekkah dirubah namanya menjadi Haji Sulaiman. Di desa Peradong, tepatnya di Pekal Bawah[1] ia mulai menyebarkan ilmunya yang diperoleh dari tanah suci Makkah tersebut..

Salah satu muridnya yang penulis dapat dari cerita tokoh agama dusun Menggarau, desa Peradong adalah Kek Pii (Peradong), Kek Klares (Peradong), Kek Yasir dan Abdurahim (masyarakat asli di kecamatan Simpang Teritip) dan lainnya.

Sekian tahun lamanya ia berkutat dalam memberikan ilmunya kepada murid dan msyarakat setempat, ia menulis naskah salinan dari kitab karya Syaikh Nuruddin ar-Raniri yang bernama Asroru al-Insan. Naskah tersebut tidak diketahui tempat penyelesaannya, hanya diterangkan pada hari Sabtu pukul 12 siang, tanggal 14 Rabiul Awwal 1454 H/1932M. Penulis hanya bisa menemukan satu buah naskah hasil tulisan beliau, yang masih menggunakan lembaran kertas tempo dulu dan memakai tinta asli cina dengan warna tulisan merah untuk tulisan arab asli (arab gundul) dan hitam untuk tulisan arab melayu (terjemahan/penjelasannya).

Begitulah perjalanan hidup Haji Batin Sulaiman yang penulis ketahui dari sumber-sumber yang didapat. Menurut pengetahuan penulis, beliau adalah salah satu penulis naskah yang ada di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selain Syaikh Abdurrahman Sidiik dan lain-lain. Ia wafat diperkirakan tahun 1920-an di Desa Peradong. Mudah-mudahan dengan jalan ini ada para pecinta tokoh-tokoh kesejarahan yang ingin mengetahui dan meneliti lebih lanjut. Wallahu alam.


Silsilah keturunan Batin Rimbun (Haji Batin Sulaiman)


Akek Peradong : I beranak bernama Jinah perempuan (Rimah)

Jinah kawin dengan muholap (muhallaf) bernama Chau Tungit beranak bernama Rimbun. Mati bapaknya (Chau Tungit), ibunya kawin dengan Batin Daik di kampong Ibul, cukup diwasa anak tirinya itu (Rimbun) disalinkan jadi Batin yang bernama Rimbun dari kampong Ibul pindak kePeradong jadi Batin di Peradong.

Waktu itu nama residen Jur Sekap yang tukang rintis jalan tuan seri mahajir ditanah Bangka, ini keturunan guru Nabi Muhammad turun kepada Abu Bakar, turun kepada Abdul Qadir Jailani, turun kepada tuan Syeikh Muhammad Saman, turun kepada Jafar Siddik, turun kepada Sih (Syeikh) Adam bilal Palembang, turun kepada Abdul Somad bilal Palembang, turun kepada Sih (Syeikh) Abdul Sahit bilal Palembang, turun kepada Sih (Syeikh) Hasanudin dari Palembang mengajar ke Muntok.

Batin Rimbun dari Peradong berguru ke muntok kepada Datok Hasanudin, serta disahkan menjadi guru di kampong-kampong, serta disahkan mendirikan Jumat (mendirikan Shalat Jumat) dari kampong Pal Enam (Air Belo) sampai kampong Tanjung Niur sampai Kelapa. Disambung oleh Haji Dullah keliling tanah Bangka.

Kemudian Haji Dullah meninggal di kampong Sungai Buluh tahun 1932 M.

Yang bernam Rimbun setelah pulang dari Mekkah dirubah namanya menjadi Haji Sulaiman.



Sambungan yang menjadi guru (setelah Haji Sulaiman):

  1. Djidin kampong Ibul
  2. Teret kampong Ibul
  3. Djidan kampong Teritip
  4. Aman kampong Peradong
  5. Lipung kampong Pangek
  6. Rinda Pr kampong Peradong
  7. Samah kampong Mayang
  8. Wahab kampong Mayang
  9. Dirun kampong Berang sampai naik haji
  10. Ketak kampong Pelangas
  11. Amat kampong Kacung




Anak Haji Sulaiman dengan Mariam :

  1. 1 Wahab
  2. Siti Tegek Perempuan
  3. Siti Lewet
  4. Siti Rinda
  5. Siti Limah
  6. Siti Aisah
  7. Siti Midah
  8. Siti Raniah

Salinan Akek Arpai Peradong 1980


Cucu Haji Sulaiman semuanya 64 orang.


[1] Nama tempat ia mengajarkan dan menyebarluaskan ilmunya, sekarang tempat perkuburan Dusun Menggarau, termasuk makam beliau.


Tag Keyword : Sejarah Adat Budaya Culture Silsilah Tokoh Haji Batin Sulaiman Penulis naskah Arab Melayu Bangka Belitung Mentok Muntok BaBel






Written By : Suryan (Sekretaris Karang Taruna Peradong 2007-2012 dan Anggota HMI Babel)
Email : mia_aza@yahoo.com




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota