UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
29 Oktober 2009 | 12:54:44 WIB
PEDULI WISATA BAHARI MAKA PEDULI TERUMBU KARANG
Selamatkan Terumbu Karang Bangka Belitung Bagi Suksesnya Visit Babel Archie 2010
Selamatkan Terumbu Karang Bangka Belitung Bagi Suksesnya Visit Babel Archie 2010
Ditulis Oleh : Admin
Ekosistem terumbu karang di Pulau Bangka menunggu detik-detik kehancurannya. Mengikuti kehancuran tetangganya yaitu ekosistem darat yang telah luluh lantak akibat penambangan timah darat yang sekarang mulai ditinggalkan. Penambangan timah mulai bergeser ke perairan pesisir Pulau Bangka. Perlahan tapi pasti jumlah kapal keruk, kapal hisap dan TI apung semakin bertambah. Sedimentasi yang diakibatkan akibat aktivitas penambangan timah di daerah pesisir akan menutup polip karang sehingga akan menyebabkan kematian karang. Memang setiap kegiatan pertambangan skala menengah hingga besar di daerah laut harus melalui tahap analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), namun sayangnya kontrol terhadap aktivitas pertambangan di lapangan sangat lemah oleh pihak terkait. Terbukti! Dari hasil pantauan satelit yang dimiliki Badan koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) 100% kapal hisap yang beroperasi di perairan Babel beroperasi diluar wilayah yang sudah ditentukan (Bangkapos, 9 November 2008).
Beberapa lokasi yang sebenarnya merupakan aset wisata bahari yang sangat potensial kini mengalami kerusakan yang bervariasi mulai dari kerusakan yang ringan hingga kerusakan yang permanen. Sebagai contoh Pantai Tanjung Kerasak Kabupaten Bangka Selatan, pantai yang sangat indah tampak luar itu kini hanya menyisakan onggokan karang mati yang tertutup sedimen sekitar 2 cm dan mulai ditumbuihi makroalga akibat penambangan TI Apung dikawasan pantai cantik ini (www.ubb.ac.id/indexkarang.php). Kerusakan yang bersifat permanen diperkirakan membutuhkan waktu lebih dari 50 tahun untuk kembali karena harus menungggu individu koloni karang baru tumbuh. Itu pun dapat terjadi jika faktor kerusakan tidak terjadi lagi selama proses recovery berlangsung.
Sama seperti di daerah darat Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang telah luluh lantak oleh penambangan yang hampir tak bisa terkontrol. Kondisi penambangan di daerah pesisir pun mengindikasikan hal yang serupa. Perlu diketahui bahwa ekosistem yang memiliki nilai estetika tinggi yang dihuni oleh berbagai jenis biota laut dengan beraneka warna dan rupa ini adalah ekosistem yang sangat rapuh. Perubahan kondisi alam sangat mudah menyebabkan kondisi ekosistem terumbu karang meajadi menurun bahkan mati jika telah melampaui batas ambang toleransi. Salahsatu faktor utama yang menyebabkan kematian karang adalah sedimentasi akibat aktivitas penambangan timah di daerah pesisir.
Tahun 2010 pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung rencananya akan mengucurkan dana sebesar 15 Milliar untuk menyukseskan kegiatan VBA (Babelpos, 11 Sepetember 2009). Sayangnya anggaran tersebut ternyata sebagian besar masih berisi program-program konvensional yang tak jauh berbeda dengan program rutinitas tahun-tahun sebelumnya seperti mengadakan festival. Selain itu, terdapat pula program promosi center, pemasangan baliho di bandara soekarno hatta dan launching VBA. Secara umum, tujuan dari semua kegiatan itu adalah untuk mempromosikan potensi daerah ini agar para wisman dan wisnus berbondong-bondong berkunjung. Namun apakah program ini berhasil? Angka penginapan hotel oleh wisatawan mancanegara ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hanya 28 orang pada bulan Maret 2009 dan 75 orang pada bulan April 2009 (Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 77/06/19/Th.VII, 1 Juni 2009).
Tak masuk akal jika anggaran yang dihabiskan untuk kegiatan promosi terhadap sektor pariwisata cukup besar. Namun hasil yang diharapkan masih jauh dari harapan padahal begitu besarnya potensi wisata bahari di daerah ini. Bagaimana mungkin program ini akan berhasil, jika di satu sisi kita mempromosikan potensi wisata bahari daerah ini, namun disisi lain kegiatan pengrusakan dan tekanan terhadap harta paling berharga dari wisata bahari ekosistem terumbu karang terus terjadi.
Mengembangkan sektor pariwisata bahari tanpa memperhatikan terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang akan menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Ini bukan hanya menjadi tanggung Dinas Kelautan dan Perikanan daerah namun menjadi tanggung jawab semua sektor terkait untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang. Sayangnya, selama ini perhatian terhadap ekosistem terumbu karang di daerah kita baru sebatas rehabilitasi terumbu karang yang rusak dengan penanaman terumbu karang buatan dan kajian-kajian identivikasi atau inventarisasi ekosistem terumbu karang di daerah-daerah tertentu. Program nyata dalam menjaga keletariannya secara efektif dan logic masih terus dinantikan kesuksesannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sampai saat ini.
Timah memang merupakan anugerah yang dititipkan Tuhan Yang Maha Esa bagi daerah kita. Sebagai pulau yang dijuluki lumbung timah dunia kita layak berbangga. Namun, menggantungkan masa depan terhadap timah adalah kesalahan besar karena bahan tambang yang tak dapat diperbaharui ini lama kelamaan akan tidak potensial lagi untuk di tambang. Mengoptimalkan potensi non-tambang yang ada di daerah kita adalah solusi nyata untuk menyongsong masa depan yang penuh tantangan. Tak masuk akal, jika dimasa sekarang penambangan timah telah dan akan menghancurkan sektor-sektor unggulan seperti wisata bahari. Harus ada langkah tegas dan konkrit untuk mengatur semua ini agar tak bertambah rumit dan potensi yang besar itu terselamatkan. Sektor yang sebenarnya dapat menjadi pemeran utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pintu rezeki bagi generasi di pulau ini pasca penambangan timah. (part 2)
Written By : Indra Ambalika, S.Pi
Ketua Tim Eksplorasi Terumbu Karang Universitas Bangka Belitung
Kepala Laboratorium Perikanan FPPB UBB (indra-ambalika@ubb.ac.id)
E-mail : iambalikasyari@yahoo.com dan indra-ambalika@ubb.ac.id
PENGALAMAN MENULIS DI BANGKA POS
- Susahnya Menggali Potensi Kelautan Kita pada Rubrik Opini Harian Pagi Bangka Pos, 22 Juni 2003. Optimalisasi Potensi Non-Tambang pada Rubrik Opini Harian Pagi Bangka Pos, 16 Juli 2004
- Tantangan Masyarakat Melayu Lomba menulis Artikel Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Oleh Harian Pagi Bangka Pos, mendapat Juara III. 2004.
- Rumitnya Persoalan Timah pada Rubrik Opini Harian Bangka Pos, 10 Juni 2008.
- Ancaman bagi wisata bahari pada rubrik Opini Bangka Pos, 25 Januari 2009.
- Detik-detik kehancuran ekosistem laut kita pada rubrik Opini Bangka Pos, 26 Januari 2009.
- Terumbu Karang buatan, solusi yang tepat??? pada rubrik Opini Bangka Pos, 1 juli 2009.
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka