UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
16 Februari 2010 | 18:59:59 WIB
Keberadaan Infeksi & Peranan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) pada Tanaman Sapu-Sapu
Ditulis Oleh : Admin
Cendawan mikoriza abuskula dapat ditemukan hampir pada sebagian besar tanah dan pada umumnya tidak mempunyai inang yang spesifik. Namun tingkat populasi dan komposisi jenis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh karakteristik tanaman dan sejumlah factor lingkungan seperti suhu, pH, kelembaban tanah, kandungan fosfor dan nitrogen. Suhu terbaik untuk perkembangan CMA adalah pada suhu 30 C, tetapi untuk kolonisasi miselia yang terbaik adalah pada suhu 28-35 C (Suhardi, 1989; Setiadia, 2001; Powell and Bagyaraj, 1984).
Keanekaragaman dan penyebaran CMA di padang sangat bervariasi, hal ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang bervariasi juga. Dengan alasan tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman CMA di padang vegetation pada tanaman sapu-sapu di desa Bintet Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.
Tujuan penelitian proyek ini dilakukan yaitu untuk mengamati dan mengetahui infeksi serta mengetahui ordo spora cendawan mikoriza arbuskula yang ada di padang vegetation pada tanaman sapu-sapu Desa Bintet Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.
Tempat pengambilan sampel berlokasi di Dusun Pejem Kecamatan Belinyu pada 9 Januari 2010 lalu. Sedangkan pengamatan di laboratorium FPPB UBB dari tanggal 10 sampai dengan 23 Januari 2010.
Alat dan Bahan yang dipergunakan Bor tanah, gelas beker, tabung reaksi, Gelas ukur, peyaring tanah, bak, Sentrifius,mikroskop, pipet tetes dan cawan petri. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Gula, aquadest, akar dan tanah tanaman sapu-sapu, Fucsin acid, alcohol, KOH 10 % dan HCl 2 %.
Adapun teknik Pengumpulan data adalah:
- Ekstraksi Spora CMA.
Ekstraksi spora CMA dilakukan pada contoh tanah untuk memisahkan spora dari pertikel tanah sehingga dapat melakukan identifikasi CMA untuk mengetahui jumlah dan marga spora CMA pada tiap pengambilan sampel. - Observasi Kolonisasi CMA pada Akar Tanaman.
Observasi koloni CMA pada akar tanaman dilakukam melalui pewarnaan akar. Tanda-tanda anatomis yang mencirikan ada tidaknya infeksi CMA tidak dapat dilihat kecuali akar-akar yang terinfeksi diwarnai dan dilihat dengan mikroskop.
Sedangkan untuk analisis data dilakukkan dengan penentuan marga yang ditemukan baik dari keberadaan ordo spora dari per sampel tanah dan presentasi infeksi CMA dari sampel akar tanaman sapu-sapu( Baeckea frutescens ).
Hasil observasi kolonisasi CMA pada akar tanaman sapu-sapu (Baeckea frutescens).
br/>
Gambar akar tanaman sapu-sapu ( Baeckea frutescens ) yang terinfeksi CMA
Berdasarkan hasil pengamatan melalui ekstraksi spora dan observasi koloni CMA pada akar tanaman 1 dan 2 termasuk dalam ordo Gigasporales dari famili Gigasporaceae sedangkan pada akar tanaman 3 masuk ordo Glomales.
Berikut ini merupakan salah satu contoh spora dari 2 ordo Gigaspora spp dan Glomus spp.
contoh spora dari 2 ordo Gigaspora spp dan Glomus spp
Dilahan ini positif ditemukan infeksi CMA yang berkawasan luas, hal ini disebabkan karena kecenderungan CMA berada dilahan-lahan yang kondisi tanahnya kurang subur.
Secara singkat proses kolonisasi CMA pada akar diawali oleh adanya propagul yang infektif dapat berupa hifa di akar, atau spora. Propagul tersebut berkecambah dan menginfektif akar inangnya dengan membentuk hifa internal yang berkembang menjadi struktur apresoria. Selanjutnya membentuk hifa internal yang berkembang enjadi struktur hifa gelung atau arbuskula dan pada famili tertentu juga membentuk struktur vesikula (Imas et al. 1989).
Berdasarkan hasil pengamatan observasi kolonisasi CMA di bawah mikroskop di padang vegetasi pada akar tanaman sapu-sapu di Dusun Pejem dengan nilai pH tanah pada lokasi penelitian (Tabel 1.) tergolong masam yaitu rata-rata 4,1. menandakan adanya infeksi CMA. Infeksi CMA ditandai dengan adanya hifa, arbuskula, vesikula pada akar dan spora di dalam akar. Selain itu keberadaan CMA pada akar tanaman sapu-sapu diduga karena kondisi lingkungan yang kurang baik seperti: nilai pH tanah yang masam dan suhu lingkungan yang cukup tinggi. Hal ini karena kecenderungan CMA berada dilahan-lahan yang kondisi tanahnya kurang subur seperti pada lahan padang vegetasi tanaman sapu-sapu di Dusun Pejem.
CMA merupakan cendawan yang menginfeksi bagian akar tanaman yang sebagian besar terdapat pada permukaan tanah yang lebih banyak mengandung hara ban bahan organik. (Gunawan,Agustin Wydia. 1993).
Beberapa peranan CMA pada tanaman antara lain:
- Perbaikan nutrisi tanaman dan peningkatan pertubuhan
- Sebagai pelindung hayati (bio-protection)
- Meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan
- Terlibat dalam siklus bio-geo-kimia
- Sinergis dengan mikro-organisme lain
- Mempertahankan keanekaragaman tanaman.
Dari pengamatan yang telah dilakukan akhirnya didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
- Hampir disemua akar tanaman sapu-sapu dilahan ini terinfeksi oleh CMA.
- Dari tipe lahan ini di desa Pejem ditemukan 2 ordo beserta CMA yaitu Gigasporales dan Glomales.
- Tipe lahan ini merupakan lahan miskin sehingga aktifitas dari CMA banyak di temukan khususnya pada tanaman sapu-sapu.
- Peranan CMA pada tanaman untuk membantu penyerapan unsure hara pada tanah dan untuk mempertahan keanekaragaman tanaman tersebut.
Demikianlah pengamatan yang telah kami lakukan semoga memberi manfaat bagi para pembaca.
Gambar pengambilan sampel tanah dan akar tanaman sapu-sapu di Dusun Pejem kecamatan Belinyu dan pengamatan lanjutan di Laboratorium Biologi, FPPB UBB
Written By : Atta Afta Abdul Galam, Santi Susanti, Restu Ananda
Mahasiswa mahasiswi Biologi FPPB UBB
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka