+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
10 Juni 2010 | 11:41:11 WIB


NAPI JUGA MANUSIA (Memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan, 27 April 2010)


Ditulis Oleh : Admin

Kita tentu tidak asing lagi dengan narapidana dan tempat tinggalnya yang sampai sekarang masih juga kita sering latah menyebutnya sebagai penjara. Padahal dalam rangka resosialisasi narapidana dan reformasi kelembagaan, penggunaan nama penjara tersebut sudah diganti dengan istilah Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS). Disamping kelatahan tersebut, mungkin kita juga sering lupa atau bahkan tidak mengetahui bahwa setiap tangal 27 April diperingati sebagai Hari Bhakti Pemasyarakatan. Padahal hari bhakti pemasyarakatan ini kiranya tidak hanya menjadi acara ceremonial dan titik balik bagi pegawai di lingkungan Ditjend Pemasyarakatan, penghuni Lapas dan Rutan saja, tetapi juga mengingatkan kita, bahwa masyarakat menjadi bagian penting dalam upaya resosialisasi mantan Napi. Stigmatisasi yang masih kuat oleh masyarakat tidak sedikit membuat mantan Napi menjadi residivis.

Napi Juga Manusia


Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia, meskipun ia telah tersesat, tidak boleh ditunjukkan pada narapidana bahwa ia itu penjahat. Sebaliknya ia harus selalu merasa bahwa dia dipandang dan diperlakukan sebagai manusia. Pernyataan Dr. Sahardjo, SH tersebut menyiratkan dan menyuratkan bahwa Napi juga manusia, sama seperti kita. Meskipun mereka telah melakukan kejahatan yang merugikan masyarakat bahkan menjatuhkan korban, hendaklah diperlakukan sebagai manusia.
Hal ini menujukkan bahwa konsep pemidanaan sekarang bukan lagi sebagai bentuk pembalasan atas perbuatan yang dilakukan oleh Napi, tetapi pembinaan dan perbaikan. Lapas bukan menjadi tempat memukul dan menyiksa Napi, tetapi untuk memanusiakan manusia. Sebagaimana salah satu diktum menimbang dalam UU No. 12/1995 tentang Pemasyarakatan menyatakan bahwa Sistem pemasyarakatan merupakan rangkaian penegakan hukum yang bertujuan agar Warga Binaan Pemasyarakatan menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.

Permasalahan Yang Sama


Dari tahun ke tahun permasalahan yang melingkari Lapas biasanya terkait over kapasitas, kurangnya sarana dan prasarana, minimnya anggaran, belum tersedianya Lapas wanita, anak dan narkoba, penganiayaan oleh oknum sipir, peredaran narkoba di Lapas, terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM, dan terakhir kasus kemewahan penjara Ayin serta masih banyak lagi.

Permasalahan di atas sedikit banyak akan menjadi penghambat sistem pemasyarakatan. Over kapasitas dan minimnya sarana dan prasarana akan menyebabkan proses pendidikan dan pembinaan tidak maksimal. Bahkan standar hidup disebagian Lapas belum layak, seperti satu ruang tahanan yang harus dihuni banyak Napi, air bersih yang minim, pelayanan kesehatan yang terbatas dan lain-lain. Terjadinya tindak pidana yang seharusnya Lapas Clear dari segala macam kejahatan menjadi pekerjaan rumah yang juga perlu upaya serius. Adanya penganiayaan oleh oknum sipir kepada penghuni Lapas dan peredaran narkoba di dalamnya akan mempengaruhi hasil pembinaan yang tidak optimal.

Adanya Ospek/perploncoan bagi Napi baru, pungutan liar (pungli) dan pemberian fasilitas yang tidak merata kepada Napi (seperti kasus Ayin), menunjukkan Lapas tidak lepas dari praktek-praktek korupsi, suap menyuap dan akhirnya menimbulkan ketidakadilan sendiri di dalam Lapas. Padahal keadilan dan anti kekerasan adalah diantara nilai-nilai yang akan ditanamkan dalam proses resosialisasi/pemasyarakatan bagi para Napi.

Residivis juga menjadi permasalahan tersendiri terhadap pola pembinaan di Lapas. Akibatnya Lapas di plesetkan sebagai PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kejahatan). Masuk Lapas karena maling ayam, setelah bebas justri maling mobil. Ironis memang, namun itulah faktanya. Perlu perbaikan pola pembinaan dan yang terpenting adalah lingkungan di luar Lapas yang tidak bersifat kriminogen.

Terkait masalah ini penting untuk melihat hasil penelitian S. R. Brody, bahwa dari sembilan penelitian (mengenai pemidanaan) yang diamati olehnya, lima di antaranya menyatakan bahwa lamanya waktu yang dijalani di dalam penjara tampaknya tidak berpengaruh pada adanya penghukuman kembali (reconviction). Artinya lamanya sanksi pidana di dalam Lapas tidak menimbulkan efek jera/rasa takut untuk melakukan kejahatan yang kedua kali dan seterusnya.

Kondisi Babel


Berbagai permasalahan di atas tentunya umum terjadi di Lapas, termasuk yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Masalah over kapasitas dan keterbatasan SDM misalnya, berdasarkan data statistik di web Depkumham tentang jumlah Napi dan Tahanan Per Januari 2010 di LP Kelas II A Pangkalpinang adalah sebanyak 323 orang, yang tidak sebanding dengan jumlah SDM dan sarana prasarana yang tersedia.

Kemudian dugaan pemukulan dan penganiayaan oleh oknum Lapas terhadap tahanan juga sempat terjadi pada Agustus 2009 dan terakhir Januari 2010. Adanya uang rokok dan pulsa untuk memperlancar proses besuk tahanan juga sempat menjadi pemberitaan di media massa beberapa waktu lalu, menunjukkan adanya indikasi pungli yang semestinya tidak terjadi. Kekurangan air bersih pada saat musim kemarau dan belum adanya Lapas Anak dan khusus Narkoba menjadi masalah dalam proses pemasyarakatan Napi di Propinsi ini.

Pemecahan berbagai permasalahan dalam sistem pemasyarakatan di atas memerlukan solusi dengan pendekatan yang integral/terpadu. Karena satu masalah berkaitan dengan masalah yang lain. Over kapasitas misalnya dapat menjadi penyebab standar kesehatan dan sanitasi yang rendah, pengawasan yang lemah dan pemetaan pola pembinaan yang tidak maksimal. Kemudian tingkat kesejahteraan sipir yang masih rendah juga sedikit banyak mempengaruhi upaya pemasyarakatan, karena sipir juga menjadi bagian penting dalam upaya tersebut. Oleh karena itu, meskipun minim anggaran, masalah over kapasitas harus segera diselesaikan secara bertahap, peningkatan kesejahteraan, kualitas dan kuantitas SDM dengan mindset pemasyarakatan, serta hilangnya stigmatisasi dimasyarakat






Written By : Dwi Haryadi, S.H.,M.H.
Dosen FHIS UBB, Anggota INTIKLAD




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota