+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
08 Juli 2010 | 19:25:08 WIB


Negeri Warna Warni


Ditulis Oleh : Admin

Kertas itu tertanda pejabat tinggi di Negeri ini. Isinya himbauan lalu dilampirkan isi dari surat itu. Penawaran partisipasi memeriahkan HUT Kota dan Kemerdekaan. Ini yang paling penting dari surat edaran ini. Selanjutnya, brosur ini akan menjelaskan angka-angka partisipasi, dari 5 juta terkecil hingga puluhan juta rupiah. Bentuk partisipasi itu ada yang sekelas banner, spanduk, baligho hingga balon udara dan Gapura.

Begini lah Negeri Serumpun Sebalai. Pulau ini suka dengan kemeriahan. Jika menginjak Ulang tahun provinsi, maka partisipasi itu akan berupa buku. Jika menempuh Ulang tahun Kemerdekaan, akan berupa Gapura dan Spanduk. Jika menyangkut program atau agenda pemerintah bertopeng pembangunan, partisipasi itu berupa yang tadi-tadi pula.

Selalu berbicara partisipasi dan angka nominal yang kadang kala jauh dari kenyataan di percetakan. Harga yang lumayan fantastis. Untuk ukuran spanduk sepanjang dua meter saja ditawarkan angka 900 ribu rupiah dari yang semula 100 ribu. Ini lah Negara warna warni.

Akibatnya di jalan-jalan utama, mereka yang bernama spanduk, umbul-umbul, baligho dan semacamnya ini bergerombol memenuhi ruang. Anda akan dipenuhi dengan kata dan gambar. Tanda-tanda ini sekali lagi bermakna sama. Ritual penghilang jemu. Tak lebih.

Kata orang Bangka, lah bantot (sudah bosan - red), lah mengkual, (sudah mual - red)

Saya kadang kala berfikir ini sarat motif. Mudah-mudahan salah, ini jelas sekali ajang mencari duit singkat dari pihak-pihak tertentu. Tanda tangan pembesar dirasa-rasa mampu dan ampuh agar proyek ini bisa disetujui calon partisipan. Bayangkan saja, angka 800 ribu keuntungan dikali kan dengan order enam spanduk, jumlahnya akan mencapai 2.400.000 rupiah. Ini untuk kategori order paling minimal. Kalikan saja dengan angka 10 partisipan yang mengorder. Para penikmat jalan sempit ini akan mengantongi duit segar Cuma-Cuma 24 juta rupiah. Hanya dari sepuluh partisipan untuk order paling minimal. Anda bisa bayangkan untuk pemesan sekaliber PT.Timah atau Kobatin, atau rekanan insitusi pelat merah lainnya. Berapa angka segar yang bisa mereka dapatkan. Mudah-mudahan ini salah sekali lagi.

Praktik semacam ini telah mulai melebar dan sengaja dilebar-lebarkan. Seperti yang di awal tadi, dari mulai Ulang Tahun Provinsi, Agenda Pemerintah Daerah atau Pusat, Program dari Punggawa Daerah, Ulang Tahun Kabupaten, Penyuluhan. Pun kalau bisa, setiap bulan inginnya ada acara partisipasi seperti ini. Bahkan tak jarang, saking seringnya, kadangkala dalam suatu masa sempat terjadi bentrok order. Satu tertanda tangan dari orang nomor satu di Negeri ini, satunya orang nomor dua. Odernya serupa tapi tak sama. Mirip-mirip meski berbeda bungkus.

Saya pada dasarnya mencintai warna. Semakin banyak warna akan semakin indah hidup. Lagian memang tak ada salah merayakan even-even tertentu demi kelangsungan kesadaran (awareness continuity) bahwa kita memang hidup sebagai sesama dalam sistem. Kesadaran yang coba dipelihara melalui tanda-tanda yang sesungguhnya kurang efektif karena terlalu. Pada dasarnya terlalu mengobral.

Namun sekali lagi, terlalu sering kadang bikin tak kuat lagi, lah ringem (sudah risih - red) -idiom kita. Karena media display itu tidak akan efektif dan efisien. Tujuannya terlalu dangkal dibanding dengan dana yang telah dikeluarkan. Atau ini penanda kurang kreatifnya pemegang kuasa di negeri ini, Peringatan merupakan rangkaian kegiatan serupa tahun demi tahun. Peringatan dimaknai dengan hiruk pikuk dan ritual jalan kaki dan bazaar murah.Kita, masyarakat negeri ini kasak kusuk selalu dengan tanda-tanda yang itu-itu saja.

Ada banyak ide segar sebenarnya, kasih contoh saja mengadakan pengobatan gratis, sunatan massal, operasi katarak, bedah rumah, bantuan perahu nelayan, pembuatan jamban sederhana, membersihkan saluran air, membersihkan daerah aliran sungai, dan seabrek agenda kreatif lainnya.

Bisa juga kata kreatif sengaja disimpan dan ditinggal. Ia konsep yang tak layak untuk tema-tema publik. Kreatif lebih cocok untuk kepentingan pribadi atau segelintir manusia yang dekat dengan kuasa. Kembali ke atas tadi, kreatif memanfaatkan ruang publik, kedekatan dengan penguasa disertai dengan motif. Motif yang kita semua sudah ketahui dengan jelas dan centang perenang itu.

Inilah negeri warna warni, berselimut warna-warna cerah, dan tanda kemeriahan, keagunan, keramaian. Pada ritual yang sebatas tema perulangan sejak kita kecil. Pidato dan basa-basi karnaval. Lalu kita menyibukkan diri sebagai penonton pinggir jalan. Panas lalu demam di pojok kamar papan tua. Tragis. (aksansanjaya)




Written By : Iksander, UBB Press - Humas
Web/ blog : https://aksansanjaya.blogspot.com/




UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota