Apa" />
Apa" />
Apa" />
Apa" />
Apa" />
+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
25 Mei 2011 | 09:36:50 WIB


Membangun Agribisnis dalam Minapolitan


Ditulis Oleh : Endang Bidayani, SPi., MSi

"Minapolitan merupakan kerangka berpikir dalam pengembangan agribisnis berbasis perikanan di suatu daerah. Minapolitan adalah wilayah yang berisi sistem agribisnis berbasis perikanan dengan penggeraknya usaha agribisnis," ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 2004, saat diwawancara AGRINA.

Apakah minapolitan itu merupakan suatu usaha perikanan terkait wilayah?
Minapolitan memang memiliki konsep wilayah. Jadi, dalam suatu wilayah itulah semua sistem diintegrasikan sehingga berjalan secara efektif dan efisien. Keberhasilan pengembangan minapolitan sangat ditentukan ketika memilih pusat-pusat usaha perikanan lalu diciptakan sistem agribisnis di dalamnya sehingga bisnisnya akan berkembang.
Oleh karena minapolitan itu memiliki konsep wilayah, inisiatifnya berasal dari daerah. Minapolitan yang mencakup satu kabupaten diurus bupati, sedangkan yang mencakup beberapa kabupaten dikelola pada tingkat provinsi oleh gubernur. Yang mencakup beberapa provinsi dikelola pemerintah pusat. Jadi minapolitan dapat dijadikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan suatu daerah. Misalnya, pembangunan infrastruktur untuk perikanan, seperti jalan, jembatan, air, dan listrik dahiarkan untuk pembangunan perikanan. Sekalipun sudah ada perencanaan pembangunan daerah tidak akan bertentangan dengan pembangunan minapolitan, hanya pembangunannya menjadi lebih spesifik.

Berarti suatu minapolitan tetap menganut sistem dan usaha agribisnis?
Ya. Pengembangan minapolitan tetap mencakup pengembangan keempat subsistem dari sistem dan usaha agribisnis berbasis perikanan. Pertama, subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) perikanan, yakni kegiatan yang menghasilkan sarana produksi bagi usaha penangkapan dan budidaya ikan seperti usaha mesin dan peralatan tangkap dan budidaya. Kedua, subsistem usaha penangkapan dan budidaya (on-farm agribusiness), seperti usaha penangkapan ikan, budidaya udang, rumput laut, dan ikan laut, serta budidaya ikan air tawar. Ketiga, subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) perikanan, yakni industri yang mengolah hasil perikanan beserta perdagangannya. Dan keempat, subsistem jasa penunjang (supporting agribusiness) yakni kegiatan-kegiatan yang menyediakan jasa, seperti perkreditan, asuransi, transportasi, infrastruktur pelabuhan kapal ikan, pendidikan dan penyuluhan perikanan, penelitian dan pengembangan serta kebijakan pemerintah daerah. Keempat subsistem tersebut harus dikembangkan secara simultan dan harmonis.

Apa upaya agar minapolitan berhasil?
Perlu dikembangkan suatu perekonomian yang berkeadilan dalam minapolitan. Untuk mewujudkan perekonomian yang berkeadilan, maka para petani ikan, petambak, dan nelayan perlu difasilitasi untuk ikut mengusahakan subsistem hulu dan hilir perikanan. Mereka jangan hanya mengusahakan subsistem on-farm yakni penangkapan dan budidaya ikan yang nilai tambahnya relatif kecil tapi juga subsistem agribisnis hilir karena nilai tambah terbesar ada di susnsitem ini. Hal tersebut telah terbukti pada nelayan yang hampir di setiap daerah hanya mengusahakan subsistem on-farm kehidupan ekonominya memprihatinkan, bahkan banyak dililit utang seumur hidup. Sementara mereka yang mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir, kehidupan ekonominya jauh di atas tingkat ekonomi nelayan.

Untuk mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir tersebut, para nelayan perlu difasilitasi dalam mengembangkan koperasi agribisnis perikanan. Koperasi agribisnis inilah yang menjadi organisasi ekonomi para nelayan, petambak, dan petani ikan untuk mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir tersebut. Tentu saja, upaya ini tidak harus menyingkirkan pelaku subsistem agribisnis hulu dan hilir yang sudah ada selama ini. Hal yang diharapkan adalah pengolahan dan perdagangan hasil perikanan diusahakan bersama antara koperasi petani ikan, petambak, atau nelayan dengan perusahaan swasta.
Cara pengusahaan yang demikian dapat membangun kondisi saling menguntungkan antara petani ikan, petambak, dan nelayan dengan perusahaan swasta dalam agribisnis berbasis perikanan sedemikian rupa sehingga praktik-praktik perusahaan swasta memeras rakyat kecil yang potensial menciptakan konflik dapat diminimumkan.

Supaya petani ikan, petambak, dan nelayan melalui koperasinya dapat ikut mengusahakan subsistem agribisnis hulu dan hilir tersebut, perbankan khususnya bank pemerintah perlu menyediakan skim perkreditan untuk kebutuhan tersebut. Bank perlu menyediakan skim-skim perkreditan yang sesuai kebutuhan petani iklan, petambak, nelayan, dan koperasinya sehingga perekonomian rakyat ini dapat berkembang. Selain itu, petani ikan, petambak, dan nelayan perlu mendapat bantuan teknis dan manajemen usaha dari pemerintah.

Agar pengembangan minapolitan berhasil, pemerintah pun perlu memberikan perhatian dan bantuan kepada perusahaan swasta yang ikut dalam pembangunan minapolitan tersebut. Bantuan yang dibutuhkan perusahaan swasta dari pemerintah berupa kepastian hukum untuk berusaha, infrastruktur, akses pasar, dan akses permodalan secara mudah.
Untung Jaya




Oleh : Endang Bidayani, SPi., MSi
Staf Pengajar UBB





UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota