+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
10 Januari 2012 | 16:10:27 WIB


TUJUH TITIK RAWAN PILGUB


Ditulis Oleh : Ibrahim

Pilgub segera tiba! Tak pelak, pihak yang paling berkepentingan adalah para kandidat dengan segenap tim suksesnya. Meski demikian, sebagai hajatan bersama, Pilgub menjadi kenduri bersama yang harus diselenggarakan, dibiayai, dinikmati, dan diperhatikan seksama secara bersama-sama pula.

Memasuki masa menentukan, ada beberapa titik penting yang harus diperhatikan bersama-sama.

Politisasi Birokrasi


Ada empat kandidat gubernur dan wakil gubernur yang sedang menjabat sebagai kepala pemerintahan dan hanya cuti selama masa kampanye. Mereka adalah Eko Maulana Ali, Zulkarnain Karim, Yusroni Yazid, dan Darmansyah Husin. Dua lagi adalah mantan kepala daerah, yaitu Hudarni Rani dan Justiar Noer.

Potensi pergerakan birokrasi menuju politisasi menjadi sangat besar. Setiap kepala daerah menjabat akan menggunakan kekuasaannya untuk mengumpulkan suara. Birokrasi sebagai organisasi solid memang tidak akan memberikan dampak besar secara langsung, namun kapasitas sumber daya yang mereka miliki menjadi sebuah potensi politik yang kuat untuk digerakkan. Dan paling penting lagi bahwa setiap birokrat, terutama mereka yang berada di jajaran atas, memiliki kepentingan besar terhadap siapa yang akan memenangkan pertarungan.

Birokrat yang tangannya kotor akan ikut kecipratan bagian manakala kue kekuasaan sedang dibagi. Dan menjadi lazim bahwa para kepala dinas diangkat berdasarkan hubungan politisnya dengan kepala daerah. Maka awasilah para birokrat itu pertama-tama.

Mobilisasi Massa


Apakah ada potensi konflik? Tentu saja. Saya melihat bahwa pertarungan kali ini tidak sekedar coba-coba, tetapi pertarungan sengit antar datuk. Eko Maulana Ali, Zulkarnain, Hudarni, dan Yusron adalah empat tokoh gaek pendiri provinsi ini. Maka ini pertarungan antar datuk.

Setiap datuk akan menggerakkan kantong-kantong dan mesin-mesinnya. Potensi konflik akan terjadi jika setiap kandidat mengkondisikan para pendukungnya dalam kondisi tensi tinggi. Masa kampanye akan sangat menentukan dan setiap kandidat akan berpotensi menggiring massa pendukungnya untuk melakukan apa saja demi kekuasaan.

Kewaspadaan aparat keamanan harus tinggi, kandidat juga tidak boleh mengorbankan massa pendukung untuk syahwat kekuasaannya, dan paling penting juga adalah mewanti-wanti KPUD dan Panwaslukada untuk tidak mencoba bermain api di tengah sekam yang siap terbakar. Netralitas dua lembaga penyelenggara ini bisa jadi akan dibayar dengan kerusuhan jika mereka mencoba untuk berpihak.

Politik Uang


Uang akan menjadi kekuatan penentu. Maka waspadailah! Uang akan berhamburan kemana-mana. Pragmatisme masyarakat akan semakin kuat. Kandidat mendidik kita untuk terus selalu berbicara soal benefit ekonomis.

Kapan uang akan disebarkan? Kapan saja dan dalam acara apa saja. Sementara kepolisian hanya dapat meneruskan kasus Pemilukada yang dilaporkan oleh Panwaslukada sehingga peran Panwaslukada lah yang harus optimal. Apakah cukup? Saya kira tidak. Maka peran aktif tim sukses untuk mengawasi, menangkap, dan melaporkan pelaku politik uang menjadi penentu. Setiap kandidat harus punya tim khusus untuk memantau dan menangkap pelaku politik uang. Jika berhasil, Mahkamah Konstitusi belakangan sangat sering memutus kalah kandidat yang sudah dinyatakan menang karena terbukti melakukan politik uang selama masa kampanye.

Perang Intelijen


Intelijen tidak sekedar tim sukses yang kadang memang bertugas untuk melakukan agenda spionase, namun juga intelijen dalam arti sesungguhnya. Saya faham bahwa ada intelijen dari kepolisian dan TNI yang akan memantau jalannya pertarungan untuk kepentingan analisis internal institusi mereka? Namun percayakah kita bahwa intelijen ini akan bermain netral?

Setiap kandidat memiliki relasi dengan masing-masing penguasa keamanan. Link mereka unpredictible. Maka setiap kandidat boleh jadi memiliki jaringan intelijen masing-masing. Ampuhkah kekuatan intelijen? Saya kira mereka punya prinsip tunggal, yakni memastikan pertarungan berjalan lancar. Sepanjang jejaring intelijen digunakan untuk hal ini saya kira akan sangat positif bagi jalannya pertarungan. Ini adalah pertarungan sipil, sebuah elektorasi, bukan suksesi milik punggawa keamanan, maka selayaknya jaringan intelijen berdiri di garis-garis independensi.

Malam Pencoblosan


Pada malam pencoblosan, tidak akan ada masa tenang. Meski tiga hari sebelum hari H diputuskan sebagai hari tenang, setiap kandidat akan sekuat tenaga mengerahkan semua resources. Maka waspadailah gerilya malam dan serangan fajar. Setiap kandidat akan memiliki gerakan sendiri-sendiri.

Politik uang boleh jadi akan merajalela pada malam ini. Maka saya himbau agar setiap kandidat memiliki jaringan pemantau khusus untuk melakukan patroli malam dan fajar. Yah, jikapun para kandidat tidak berniat memanfaatkan masa ini sebagai ajang transaksi, setidaknya anda pun wajib untuk menyiapkan tim pemantau untuk mencegah terjadinya hal ini.

Kertas Suara Cadangan


Siapa bilang setelah kampanye dan pencitraan panjang lalu semuanya selesai? Tidak! Ada kertas suara yang harus diawasi. Ada selisih suara yang akan menjadi cadangan. Katakanlah saja setiap TPS memiliki dua puluh kertas suara cadangan, kalikan dengan ribuan TPS, apakah hasilnya tidak akan menjadi 10 %? Jangan-jangan ada kandidat yang sudah menyiapkan kemenangan hanya dari sisa suara kertas cadangan ini?

Maka bergegaslah perkuat tim pemantau hari H dan pastikan kertas suara cadangan ini aman. Awasi secara ketat proses pencoblosan karena disanalah para petugas yang sudah dibanderol akan melaksanakan aksinya. Ingat, para PPS tidak secara langsung dekat dengan calon manapun dan mereka terbuka untuk menerima imbalan berapapun.

Rekapitulasi Hasil


Siapa bilang setelah dihitung dari TPS, suara di rekapitulasi tingkat desa dan kecamatan juga akan sama? Di jalan, peluang perubahan suara akan terjadi. Maka pastikanlah detik demi detik berjalannya rekapitulasi suara dari satu tahap ke tahap lainnya berjalan aman.

Demikianlah, anda memang dituntut untuk waspada dan menyiapkan dana. Jikapun anda tak berniat melakukan kecurangan, setidaknya anda harus membayar untuk mencegah kecurangan tersebut. Itulah politik demokrasi kita yang masih miskin pertarungan hakiki.

Opini Bangkapos, Minggu (8/1/2012)




Penulis : Ibrahim
Dosen FISIP UBB





UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota