+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
27 Februari 2012 | 09:00:15 WIB


ANALISIS HASIL PILGUB BABEL : ANTARA DE FACTO DAN DE YURE


Ditulis Oleh : Ibrahim

Proses penghitungan suara memang belum selesai, tapi hasilnya sudah beredar luas di masyarakat. KPUD bagaimanapun patut kita kecam karena sudah merilis hasil pemilihan secara dini dengan mengabaikan prinsip bukti fisik. Kita paham bahwa kekuatan teknologi memang relatif bisa dijadikan sebagai alat ukur, namun di tengah situasi yang tegang seperti ini, merilis hasil adalah sebuah langkah keliru. Kini, masyarakat seperti terbelah dalam dua opini, Eko Menang atau Yusron menang.

Di tengah selisih suara yang sangat tipis seperti ini, kekuatan tim sukses berlomba-lomba untuk mempengaruhi opini publik. Kini potensi konflik justru mulai muncul karena kelalaian kecil yang berpeluang membuat masyarakat berhadap-hadapan.

Partisipasi yang Rendah


Partisipasi politik yang diprediksi lebih kurang 50 % menandakan terciptanya dua kondisi. Pertama adalah kegagalan KPUD sebagai penyelenggara teknis untuk mensosialisasikan efek substansial dari Pemilukada. Partisipasi yang rendah berkorelasi erat dengan sosialisasi yang minim. KPUD pertama-tama harus ditanya: apa yang mereka kerjakan dalam proses panjang persiapan ini.

Kondisi kedua adalah kegagalan kandidat untuk menawarkan visi dan misi baru bagi agenda perbaikan nasib masyarakat. Kandidat tidak mampu menjadi magnet kuat bagi para pemilih sehingga tidak ada alasan yang cukup kuat bagi sebagian besar warga untuk mendatangi bilik suara. Daya tarik para kandidat yang lemah berimplikasi pada tingkat dukungan masyarakat terhadap demokratisasi yang juga lemah. Pada akhirnya, tingkat kepercayaan publik terhadap hasil Pemilukada juga akan rendah.

Hemat saya, kondisi ini juga tidak bisa dilepaskan dari apatisme masyarakat terhadap proses pembangunan yang selama lima tahun ini berlangsung. Apatisme masyarakat berhubungan dengan kurangnya sentuhan secara langsung yang dirasakan oleh masyarakat terhadap kepemimpinan lima tahun sebelumnya. Andai saja kepemimpinan kepala daerah dalam lima tahun belakangan ini dapat memberikan efek nyata bagi pemilih, tentulah tak alasan bagi mereka untuk tidak datang ke bilik suara. Oleh karena itu, tidaklah salah betul kiranya jika kita menyimpulkan bahwa kemenangan incumbent dalam Pilgub kemarin juga sebenarnya adalah kekalahan. Kekalahan untuk merangsang pemilih memberikan dukungan.

Golput yang tinggi juga dimaknai sebagai keliru tafsir para pemilih atas upaya eksekusi terhadap para kandidat. Jika tidak senang dengan salah satu kandidat, Golput bukanlah pilihan yang tepat. Golput justru memperbesar peluang orang-orang yang mungkin tidak disenangi publik untuk terpilih. Maka kalimat penjelas lain atas kemenangan pasangan nomor urut 3 adalah tingginya Golput. Logikanya, mereka yang tidak memilih adalah mereka yang apatis dengan kandidat, utamanya dengan kepemimpinan selama ini. Jika golput ini tersalurkan, maka incumbent akan dirugikan.

De Facto dan De Yure


Meski demikian, Pilgub kali ini memuat pesan yang sangat penting bagi kita bersama: keinginan para pemilih di Pulau Belitung untuk mendudukkan warganya di kursi gubernur sangat tinggi. Kemenangan Yusron secara telak di Pulau Belitung menjadi sinyal kuat bahwa mereka ingin berbagi jatah. Sayang, konvensi tak tertulis tidak mewajibkan adanya pembagian jatah antara Bangka dan Belitung dalam soal kepemimpinan.

Jikapun Yusron pada akhirnya tidak berhasil memenangi pertarungan, pesan kuat bagi gubernur terpilih adalah perhatian bagi pembangunan di Pulau Belitung. Keinginan untuk menjadikan warga Belitung sebagai gubernur sesungguhnya hanyalah persoalan simbol. Fakta sebenarnya adalah diskriminasi pembangunan. Maka, kandidat yang menang hendaknya memperhatikan betul akumulasi keinginan ini.

Gubernur dan wakil gubernur bukanlah persoalan tokoh, tapi sinyal penting bahwa kepala daerah harus memberikan perhatian lebih kepada pembangunan di Pulau Belitung. Sementara ini, bolehlah masyarakat Belitung berbangga hati, bahwa soliditas sudah ditunjukkan dengan cara yang sangat elegan. Jikapun Yusron kalah, setidaknya bolehlah ia berbangga hati bahwa warganya kuat dan mengakar. Secara de yure, Eko Trus memang menang, namun secara de facto, pasangan YY pantas dinobatkan sebagai gubernur Belitung. Hitungan de yure dan de facto ini patut dipertimbangan secara arif oleh pasangan terpilih.

Lalu?


Bisa dipastikan beberapa hal dalam waktu dekat. Pertama, boleh jadi hasil Pilgub belum akan final. Mahkamah Konstitusi sudah menanti untuk mengadili jika ada bukti yang akurat. Pesan kita: lakukanlah secara elegan.

Kedua, para kandidat yang menjabat akan kembali bekerja, menghabiskan sisa jabatan. Pesan kita: bekerjalah kembali utuh untuk rakyat, jangan lemas, dan jangan malas.

Ketiga, para kandidat yang kalah akan mulai menghitung besaran tanggungan yang harus dibayar. Pesan kita: jangan ngiret kaleng (Jangan Stres - red).

Keempat, masyarakat akan kembali beraktivitas seperti biasa. Pesan kita: mari hargai keputusan bersama, terima hasil Pemilihan dengan lapang dada.

Kelima, para kandidat, tim sukses, dan partai politik akan kembali memulai rutinitas. Pesan kita: janganlah dendam, mari tentram, dan tempatkan Pilgub kemarin pada tataran permainan. Permainan tetaplah permainan, jangan mau dipermainkan, apalagi mempermainkan sesuatu yang merugikan kepentingan publik.

News Analisys Bangka Pos, 25 Februari 2012





Penulis : Ibrahim
Dosen Fisip UBB







UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota