+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
15 April 2008 | 01:47:04 WIB


Indonesia Republik (yang sedang) Tidur?


Ditulis Oleh : Idil Akbar, S.IP

Pimpinan bagaimana dapat memimpin rakyat kalau tidur! Malu dengan rakyat yang memilih. Untuk mendengarkan pembicaraan untuk rakyat saja tidur! Jangan main-main dengan tangung jawab. Berdosa, bersalah dengan rakyat,". Kira-kira demikian omongan Presiden di hadapan para kepala daerah yang kedapatan tidur saat Presiden sedang berpidato tentang penghematan anggaran di gedung Lemhanas kemarin (8/4).

Tidur sebetulnya hanyalah masalah sepele. Ketika kelelahan atau mengantuk, tidur sangatlah dianjurkan. Tetapi lain ceritanya jika tidur (atau tertidur) dihadapan Presiden yang sedang berpidato, urusan bisa lebih runyam. Bisa jadi kemarahan Presiden tersebut merupakan akumulasi dari kekecewaan Presiden karena merasa dilecehkan dan tidak didengarkan ketika sedang berbicara tentang persoalan rakyat.

Namun, banyak para ahli yang mengatakan bahwa sebetulnya Republik ini selalu tertidur. Fenomena tidurnya para kepala daerah tersebut hanyalah fenomena kecil. Bagaimana dengan para anggota dewan yang juga kebanyakan tertidur di saat sidang-sidang yang sedang membahas tentang persoalan rakyat? Apakah mereka merasa malu, bersalah dan berdosa kepada rakyat karena perilakunya itu? Mungkin pula rasa itu sudah hilang karena persoalan penyelesaian kantuknya jauh lebih penting ketimbang menyelesaikan persoalan rakyat.

Persoalan rakyat selama ini tidak selesai-selesai memang bukan karena wakil rakyat pada tidur - dalam arti harfiah. Ketidakselesasian masalah rakyat lebih disebabkan oleh komplekstitas kepentingan yang ada di parlemen dan mereka tidak segera sadar bahwa perilaku mereka akan semakin menyengsarakan rakyat. Mereka tidur dan bermimpi indah dalam dekapan manis kekuasaan. Posisi sebagai anggota tentunya dirasakan sangat nyaman, prestisius dan terhormat. Jika tidak, tentu tidak akan diperebutkan.

Kenyamanan identik dengan kemapanan. Namun, seringkali kemapanan membuat orang menjadi terlena. Sementara, kemapanan, kehormatan dan prestius merupakan manifestasi riil dalam kekuasaan politik. Karena itu, seseorang yang berada dalam pusat kekuasaan dan bahkan menjadi bagian penting dalam kekuasaan tersebut akan memiliki semua itu. Perebutan kekuasaan tak lain merupakan upaya untuk mendapat keadaan tersebut.


Republik Tidur

Mungkin saja memang bangsa ini selalu tertidur, sehingga persoalan rakyat tidak segera terselesaikan. Ketika negara lain sudah mengaplikasikan suatu teknologi yang mutakhir, sementara negara ini masih berkutat pada kebobrokan dan kekurangpedulian pemimpin negara terhadap kepentingan rakyat. Di saat negara lain sudah memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kemaslahatan rakyatnya, sementara negeri ini masih sibuk dengan fenomena pejabatnya yang memperkaya diri sendiri.

Republik ini bukanlah republik mimpi, yang hanya dengan mimpi dapat segera merubah keadaan seperti yang diinginkan. Atau hanya dengan bermimpi kemudian negeri ini "simsalabim" berubah menjadi lebih baik. Masalah kelaparan, gizi buruk, Lapindo Brantas, hingga persoalan KKN adalah kenyataan bahwa negeri masih belum bangun dari tidurnya. Hal ini masih ditambah dengan lemahnya tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang pada akhirnya menyeret kepada keruntuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Konflik politik dan sosial berkembang. Rasa percaya diri, rasa saling percaya, sikap bersaudara dan saling membantu memudar. Harapan hidup yang lebih baik serasa pula terus memudar. Kehidupan bersama serasa meluruh, kehilangan orientasi, dan kehilangan visi. Kehidupan berbangsa dan bernegara serasa kehilangan masa depan.

Orang-orang yang selama ini ditumpukan harapan juga terlalu sibuk dengan kepentingannya sendiri. Mereka berparodi dengan mengatasnamakan rakyat dan mencoba menampilkan sisi baik. Memang tidak semua, tetapi mengapa tidak semuanya bisa berbuat baik? Keadaan rakyat yang banyak masalah tentu tidak bisa ditunda penyelesaiannya, apalagi hanya dengan wacana-wacana dan distorsi politik yang tidak semua orang bisa memahaminya.

Hayo...bapak-bapak/ibu-ibu pemimpin rakyat, bangun dan mulai bangkit, jangan tidur terus. Kasihan rakyat karena pemimpinnya lebih banyak mengurusi kantuknya ketimbang persoalan rakyat.


Tag Keyword : Pimpinan Pemimpin Republik Tidur Rakyat Ekonomi Wacana Distorsi Politik Dewan Presiden Kepala Daerah Mimpi Sosial Kekuasaan Fenomena



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota