UBB Perspective
Universitas Bangka Belitung
Artikel UBB
Universitas Bangka Belitung's Article
07 Februari 2012 | 08:17:34 WIB
TIGA MISI - TIGA KUALIFIKASI
Ditulis Oleh : Ibrahim
Anggota dewan yang mendengarkan pemaparan pun, plus masyarakat yang hadir biasanya akan menjadikan momen ini sebatas ritual yang diiringi dengan tepuk tangan atau teriakan haha-huhu. Sebatas seremoni, ritual tak penting, itu saja.
Misi lalu Visi
Misi adalah apa yang hendak dicapai oleh kandidat, sementara visi adalah bagaimana cara pandang untuk mencapai misi tersebut. Dengan demikian, term yang lebih tepat adalah misi yang hendak dicapai, lalu bagaimana visi yang dimiliki. Jadi bukan visi misi, tapi misi dan visi karena keduanya bertalian berdasarkan agenda yang hendak digelontorkan. Urgensi pemaparan misi dan visi sangat krusial karena kekuatan misi dan visi sebaiknya menjadi salah satu indikator untuk menentukan pilihan.
Apa yang akan dikerjakan oleh para kandidat dalam lima tahun ke depan selayaknya terukur dalam uraian misi dan visi mereka. Kelayakan seorang pemimpin untuk dipilih dilihat bagaimana dengan apa yang akan dikerjakannya untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat.
Walaupun seringkali kandidat yang terpilih lebih banyak berimprovisasi di lapangan ketimbang memperhatikan rencana jangka panjang yang disusun sejak awal, namun aspek perencanaan menjadi penting untuk diperhatikan. Jangan sampai ada kandidat yang maju hanya dengan alasan: menang dulu, urusan mengerjakan apa nanti dipikirkan kemudian. Tak heran, tak banyak kandidat yang mau menggandakan lalu membagikan misi dan visinya kepada masyarakat luas lantaran khawatir kelak akan ditagih. Disinilah persoalan krusialnya.
Misi dan visi idealnya menjadi pahatan abadi selama lima tahun ke depan sehingga masyarakat berkesempatan untuk menuntut, mengingatkan, dan mengadili jalannya kepemimpinan. Bagaimanapun, kepemimpinan harus terencana dan terukur. Misi dan visi yang diuraikan secara terbuka inilah yang menjadi salah satu mediumnya.
3 Misi Penting
Ada 3 hal yang saya kira menjadi penting untuk dicermati dari misi dan visi 4 pasang kandidat kita. Pertama, berkaitan dengan masalah pertimahan. Bagaimana desain para kandidat untuk menata-kelola pertimahan. Ini bukan hanya terkait dengan bagaimana menatanya dengan bijak, tetapi juga berkaitan dengan dua implikasi lanjutan yang juga harus dikelola, yaitu cara mengatasi kerusakan lingkungan dan strategi menyiapkan mental masyarakat era pasca timah.
Kedua, bagaimana strategi para kandidat dalam mengatasi persoalan krisis listrik. Listrik masih menjadi masalah hingga kini, kiat apa yang dimiliki dan target apa yang dijanjikan sehingga masyarakat tidak lagi berhadapan dengan persoalan byar pett listrik yang nyata sangat mengganggu aktivitas kita. Lalu bagaimana sikap kandidat terkait dengan pembanguan PLTN yang dianggap mampu mengatasi persoalan tersebut? Adakah alternatif lain yang disiapkan?
Ketiga, kesenjangan pembangunan antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Cukup sudah Pulau Belitung tertinggal oleh laju pembangunan di Pulau Bangka. Bagaimana para kandidat mengatasi kesenjangan pembangunan ini? Apakah kandidat memiliki strategi khusus, misalnya keinginan untuk membagi jam kerja dan jam tinggal antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung?
Tiga hal ini saya kira menjadi semacam ayat wajib dalam kandungan misi dan visi para kandidat. Ketiganya harus diberi porsi perhatian yang memadai. Jika tidak diuraikan, berarti kandidat tidak memiliki kepekaan nurani dan sekaligus tidak memiliki strategi yang membumi dengan persoalan mengakar di daerah ini.
3 Kualifikasi Kepemimpinan
Ada 3 kualifikasi yang dibutuhkan untuk kepemimpinan ke depan. Pertama, kita membutuhkan kandidat yang memiliki ketegasan. Ketegasan menata pertimahan berkaitan dengan sikap yang kuat untuk menghadapi para pemodal, masyarakat yang kerap dikorbankan dan dijadikan sebagai bamper, serta sikap tegas untuk berhadapan dengan aparat yang kadang tidak konsisten menegakkan aturan. Kita butuh pemimpin yang mampu bersikap arif dalam menimbang manfaat dan mudaratnya. Kita butuh pemimpin yang siap untuk tidak populer karena ketegasannya.
Kedua, kita membutuhkan pemimpin yang memiliki strategi khusus dan kreatif. Kita tidak butuh pemimpin yang hanya suka merampas hak rakyat, yang suka berkolusi dan bersikap nepotis. Dan kita tidak membutuhkan pemimpin yang hanya piawai memerintah bawahan untuk berpikir dan bekerja. Kita membutuhkan pemimpin yang punya ide-ide jenius untuk memecahkan persoalan. Kita membutuhkan pemimpin yang karena kecerdasannya kemudian kita menjadi sungkan kepadanya.
Ketiga, kita butuh pemimpin yang peduli dengan nasib rakyat kecil, yang memikirkan bagaimana menjembatani kesenjangan pendapatan, yang mencari solusi bagaimana mengatasi persoalan pendidikan dan kesehatan. Kita tidak butuh pemimpin yang hanya mencari rakyat ketika masa pemilihan sudah dekat, kita tidak butuh pemimpin yang suka memanipulasi kekuasaan, memoles kemenangan dengan kekuatan uang dan mengukur harga diri rakyat dari sembako, baju, selendang, jilbab, kalender, dan barang-barang penukar martabat lainnya.
News Analysis, Bangka Pos, 06 Februari 2012

Penulis : Ibrahim
Dosen Fisipol UBB
UBB Perspectives
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital
Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB
TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA
Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai
ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)
PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit
NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU
Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???
Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers
POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN
Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka
Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu
Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka
GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)
Kenalkan Bangka Belitung dengan Foto !
DNSChanger dan Kiamat Kecil Internet
Kebablasan Otonomi Daerah : Obral Izin Pertambangan
Tips Menjadi Jurnalis Online Sejati
Saatnya Mencontoh Sumber Energi Alternatif Brazil
LEGOWO DAN BERSATU MEMBANGUN BABEL
Berharap Gubernur Baru Babel Pro Perikanan
AYO MENULIS, MENULIS DAN MENULIS (SILAHTURAHMI KEILMUAN-Bagian 5)
Pendalaman Demokrasi Babel Menuju Demokrasi Substansial
KEPEMIMPINAN NASIONAL ANTI KORUPSI DALAM MENEGAKKAN KEDAULATAN HUKUM
Perangkingan Webometrics pada Universitas Sedunia
GUBERNUR BARU DAN PROGRAM KEPENDUDUKAN
ANALISIS HASIL PILGUB BABEL : ANTARA DE FACTO DAN DE YURE