+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Artikel UBB

Universitas Bangka Belitung's Article
01 Maret 2012 | 22:57:12 WIB


URGENSI JALAN SATU ARAH


Ditulis Oleh : Ormuz Firdaus, S.T., M.T.

Sejak April tahun lalu Pemerintah Kota Pangkalpinang telah memberlakukan Jalan Satu Arah (JSA) pada ruas Jalan Sudirman (segmen Sudirman, Masjid Jamik, Ahmad Yani), beragam tanggapan pro kontra terkait pemberlakuan kebijakan tersebut hingga hampir genap 1 tahun penerapannya. Betapa tidak, Jalan Sudirman yang merupakan akses centroid masyarakat Bangka Belitung selama bertahun-tahun sekonyong-konyong berubah fungsi yang semula dua arah menjadi satu arah. Ironis memang, untuk menjawab persoalan lalu lintas yang dianggap sebagai biang kemacetan pada jalan arteri dengan kepadatan kendaraan lalu lintas yang tinggi. Sebagai jalan nasional, jalan Sudirman tidak hanya didera tanggung jawab untuk memikul beban secara internal-internal semata. Namun juga menjadi jalan utama dengan ruang gerak internal-eksternal maupun eksternal-eksternal (Akses jalan penghubung Sungailiat-Koba-Toboali-Mentok).

Hasil survei dan analisis yang dilakukan oleh penulis pada penghujung tahun 2010 sebelum diberlakukan JSA terhadap transportasi kota Pangkalpinang yang didalamnya termasuk Jalan Sudirman melalui metode survei lalu lintas harian rata-rata pada ruas ruas jalan dan survei wawancara (home interview) pada segmen ruas yang saat ini diberlakukan JSA diperoleh nilai derajat kejenuhan sebesar 0,54 artinya jalan tersebut sebetulnya masih stabil untuk dilalui kendaraan dengan volume lalu lintas berbanding kapasitas jalan yang ada. Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI/1997) nilai 0,54 memiliki indeks tingkat pelayanan B sehingga tidak ada persoalan dan terbilang baik. Selanjutnya dari hasil pengembangan prediksi dan evaluasi terhadap ruas jalan tersebut, bahwa dengan tidak adanya perubahan terhadap ruas jalan (do nothing) menggunakan software JICA Strada ver.3 menghasilkan simulasi data bahwa hingga 5 tahun kedepan nilai V/C 0,62 (Pelayanan C ? 0,77), namun baru akan mengalami persoalan pada 10 tahun kedepan dengan tanpa adanya perubahan kapasitas jalan maka tingkat pelayanan menjadi buruk (F) yaitu dengan nilai V/C 1,35 (>1).


Jalan satu arah ibarat balon, satu sisi ditekan sisi lain mengembung


Jalan satu arah yang diterapkan di kota pangkalpinang adalah sebagai upaya untuk mencari solusi kemacetan pada ruas jalan sudirman. Dari pengamatan yang ada, JSA (Sudirman, Masjid jamik, Ahmad yani) dalam penerapannya tentu saja terdapat faktor plus minusnya. Diantara keuntungan yang ada yaitu dapat meningkatkan kecepatan rata-rata kendaraan, dimungkinkan dapat mengurangi konflik (gesekan) pada lengan persimpangan terutama pengaturan lalu lintas pada simpang 4 lengan Ramayana, juga sebagai upaya untuk mengurangi angka kecelakaan dikarenakan arah tujuan yang sama. Disisi lain kerugian penerapannya; bertambahnya waktu perjalanan (segmen Syafrie Rahman, Masjid jamik) dikarenakan harus berputar lebih jauh, perlunya tambahan fasilitas yang dikarenakan tingginya kecepatan pada ruas JSA, ter-marjinalisasi-nya angkutan umum akibat tidak tersedianya lajur khusus, akibat tingginya kecepatan sehingga menyulitkan pejalan kaki untuk menyeberang jalan, dan yang tak kalah pentingnya dapat mempengaruhi sektor perekonomian dalam usaha perdagangan disisi jalan yang dilalui. Dengan menguraikan volume lalu lintas pada satu tiitik jalan tentu akan berimbas pada segmen jalan yang lain. Nasib baik yang dialami ruas jalan Masjid Jamik pada saat belum diterapkannya JSA nilai V/C yang semula 0,63 menjadi 0,54. Namun buruk bagi ruas jalan yang dijadikan sebagai jalur alternatif (Abdul Hamid-Abdurrahman Sidik- Linggar Jati), jalan Abdul Hamid yang semula hanya 0,19 (Indeks Tingkat Pelayanan A) berubah sangat signifikan menjadi 0,94 (Indeks Tingkat Pelayanan E).

Penerapan jalan satu arah merupakan salah satu alternatif dalam upaya mencari solusi alternatif dalam pemodelan transportasi. Untuk mencari solusi terbaik dan paling efektif dalam hal permintaan (demand) dan pemenuhan (supply) jaringan jalan pada saat ini dan masa mendatang perlu dilakukan suatu simulasi berbagai alternatif. Alternatif lain yang bisa dilakukan misalkan dengan pelebaran jalan Sudirman, membuka rute jalan baru, pembangunan fly over atau underpass pada persimpangan Ramayana, maupun alternatif lainnya. Namun sebelum alternatif pemodelan menjadi pilihan, langkah sederhana yang dapat dilakukan misalkan dengan manajemen lalu lintas seperti pengaturan sinyal lampu lalu lintas pada persimpangan jalan, pengaturan jenis kendaraan yang melewati ruas jalan, pengaturan rute, prioritas angkutan umum, maupun kebijakan perparkiran disepanjang jalan (on streeet parking). Untuk menjadikan suatu ruas jalan apakah perlu atau tidak penerapan pemodelan tentunya berdasarkan kajian dan standarisasi yang menjadi dasar hukum yang mengaturnya. Dalam konteks JSA misalnya, MKJI 1997 menjelaskan bahwa setiap jalan satu arah setidaknya memiliki kondisi dasar (syarat dasar) berdasarkan kecepatan arus bebas dasar dan kapasitas dengan lebar jalur lalu lintas 7 meter, lebar bahu efektif paling sedikit 2 meter pada setiap sisi, tidak ada median (pembatas jalan), hambatan samping rendah, tipe alinyemen datar, dan ukuran kota 1-3 juta jiwa. Sehingga mulai perencanaan hingga pelaksanaannya tidak saling bertentangan.

Opini Bapos, Kamis (01/03/2012)




Penulis : Ormuz Firdaus, S.T., M.T.
Dosen Teknik Sipil UBB dan Pengamat Transportasi






UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi

Hybrid Learning dan Skenario Terbaik

NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu

PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN

Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi

Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital

Menuju Kampus Cerdas, Ini yang Perlu Disiapkan UBB

TI RAJUK SIJUK, DIANTARA KESEMPATAN YANG TERSEDIA

TATAP MUKA

Mengimajinasikan Dunia Setelah Pandemi Usai

MENJAGA(L) LINGKUNGAN HIDUP

STOP KORUPSI !

ILLEGAL MINING TIMAH (DARI HULU SAMPAI HILIR)

KARAKTER SEPERADIK

SELAMAT BEKERJA !!!

ILLEGAL MINING

Pers dan Pesta Demokrasi

PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

GENERASI (ANTI) KORUPSI

KUDETA HUKUM

Inflasi Menerkam Masyarakat Miskin Semakin Terjepit

NETRALITAS DAN INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

Siapa Penjarah dan Perampok Timah ???

Memproduksi Kejahatan

Potret Ekonomi Babel

Dorong Kriminogen

Prinsip Pengelolaan SDA

Prostitusi Online

Menjaga Idealisme dan Kemandirian Pers

JUAL BELI BERITA

POLITIK RAKYAT DAN TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN

Penelitian Rumpon Cumi Berhasil di Perairan Tuing, Pulau Bangka

Budidaya Ikan Hias Laut

Gratifikasi, Hati-Hatilah Menerima Sesuatu

KEPUASAN HUKUM

JANGAN SETOR KE APARAT

JAKSA TIPIKOR SEMANGAT TINGGI

Perairan Tuing, Benteng Sumberdaya Perikanan Laut di Kabupaten Bangka

GRAND DESIGN KEPENDUDUKAN (Refleksi Hari Penduduk Dunia)

Berebut Kursi Walikota