+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
03 Juni 2021 | 16:44:38 WIB


Kompetisi Debat Mahasiswa, Juara Didominasi FPPB dan FISIP


Foto berita Kompetisi Debat Mahasiswa, Juara Didominasi FPPB dan FISIP

MERAWANG, UBB - Dua versi kompetisi debat mahasiswa yang dikenal dengan KDMI (Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia) dan NUDC (National University Debating Championship), telah diselenggarakan UBB secara bersamaan dalam satu hari (Rabu, 02 Juni 2021). KDMI dilangsungkan di ruang Betason 1 Gedung Rektorat, sementara NUDC di Ruang Akustik, Gedung Timah I.





KDMI merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh lembaga Pusat Prestasi Nasional, sebagai upaya utuh untuk membangun apa yang disebut dengan 6 C, yaitu collaboration, creativity, critical thinking, communication, citizenship, dan character.KDMI pertama kali digelar pada tahun 2018 di Universitas Negeri Malang, lalu berlanjut di Tahun 2019, dengan pergelaran debat berlangsung di Universitas Airlangga, Jawa Timur, dan 2020 diadakan secara daring karena pandemi Covid-19. Pada tahun 2021 ini, KDMI masih akan digelar secara daring, meski di tingkat perguruan tinggi, kampus tetap diperbolehkan melangsungkan secara luring dengan menaati protokol kesehatan.





Berbeda dengan KDMI, NUDC merupakan program kompetisi debat yang jauh lebih dulu diadakan oleh Pusat Prestasi Nasional. Pergelaran debat nasional ini sudah ada sejak tahun 2008, dengan visi mendorong para mahasiswa Indonesia agar peka dan paham terhadap isu-isu terkini, memiliki kemampuan mengolah informasi, kemampuan berkomunikasi efektif dengan bahasa inggris dan punya skill argumentasi yang baik.





Baik di KDMI ataupun NUDC, sebelum melaju di tingkat Nasional, para mahasiswa peserta debat harus lolos proses seleksi di tingkat perguruan tinggi dan wilayah terlebih dahulu.





Pada proses seleksi di tingkat universitas hari ini, kita berupaya mencari 3 mahasiswa yang paling bisa memuaskan para juri dengan argumentasi-argumentasinya terhadap mosi yang sudah disiapkan. Ketiga mahasiswa yang juara ini, pada pertengahan Juni ini akan berlaga di tingkat wilayah, ungkap Jihan Panitia KDMI dan NUDC.





Khusus pada KDMI, tahun ini menerapkan sistem debat yang berbeda dari tahun sebelumnya, yakni mulai mengikuti metode yang dipakai NUDC. Jika sebelumnya menggunakan metode sistem parlemen Asia, tahun ini KDMI mengikuti sistem parlemen Inggris.





Mahasiswa Lebih Antusias Debat Bahasa Indonesia





Dari sisi antusiasme mahasiswa UBB terhadap dua bidang debat tersebut, pada tahun ini tampak berbeda signifikan. Hal itu dapat terlihat pada jumlah peserta yang mengikuti di tingkat perguruan tinggi.





Jumlah peserta debaters KDMI yang notabenenya menggunakan bahasa Indonesia adalah 19 mahasiswa. Sementara NUDC atau debat bahasa Inggris, dari semula yang dibina ada 8 mahasiswa,, tapi yang hadir pada hari H hanya 4 peserta, ujar Jihan, panitia KDMI dan NUDC UBB.





Terkait dengan metode seleksi yang diiterapkan dan persoalan-persoalan yang diangkat sebagai mosi untuk direspon para debaters, khususnya di level UBB kemarin (Rabu, 02 Juni 2021) adalah tampak persis. Yang membedakan hanya pada penggunaaan bahasa, yakni NUDC dengan bahasa Inggris, sementara KDMI dengan bahasa Indonesia.





Dominasi Mahasiswa FPPB di KDMI dan Sastra Inggris di NUDC





Setelah memberikan kesempatan kepada 19 debaters untuk berargumentasi menjawab mosi selama masing-masing 7 menit, para dewan juri KDMI telah memilih tiga juara. Mereka adalah Andri Yanto, mahasiswa Hukum (Fakultas Hukum) sebagai juara pertama. Yusi Luky, mahasiswa Agroteknologi (FPPB/Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi) terpilih menjadi juara kedua. Serta, mahasiswi atas nama Muntaz Soraya (prodi Biologi FPPB) menempati juara ketiga. Dari tiga debaters juara ini, tampak mahasiswa FPPB yang mendominasi.





Sementara di NUDC, adalah Nurul Alifia Zettyra, Mia Ramadhani dan Huzairon, mahasiswa/i Prodi Sastra Inggiris yang menjadi juara 1, 2, dan 3.





Masih sama dengan tahun sebelumnya, NUDC tahun ini masih tetap didominasi oleh Prodi Sastra Inggris, ujar Evi, salah satu Panitia NUDC.





Para debaters yang menjadi juara ini, pada pertengahan Juni nanti akan berlaga di Tingkat Wilayah, yakni LLDIKTI Wilayah II (Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung). Jadi, UBB akan mengirimkan masing-masing satu tim untuk KDMI dan NUDC. Dari masing-masing satu tim tersebut, dua mahasiswa akan berperan sebagai debaters, dan satunya sebagai juri institusi.



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi