+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
11 Juni 2021 | 16:22:18 WIB


Aset Alam


Foto berita Aset Alam

Eddy Nurtjahya Dosen Biologi





Taman Konservasi dan Jembatan Primata





Adalah menarik selain luas hutan yang masih luas, universitas juga memiliki sebidang hutan dataran rendah dan hutan rawa yang berada di depan Gedung Babel I, Babel II, Timah I, Timah II, Gedung Dharma Pendidikan (A), Dharma Penelitian (B), Dharma Pengabdian (C), dan membelok melalui jembatan di dekat kolam ikan, Gedung Teladan (D), Gedung Semangat (E), dan Gedung Daya (F), Gedung Auditorium dst melingkar sampai jembatan depan Gedung Timah I (Gambar 1).









Gambar 1. Area hutan yang dikelilingi garis imajiner warna merah (Google Maps 22 Juli 2020)





Jika saja keberadaanya ditingkatkan lagi akan bermanfaat lebih besar dari yang sudah kita nikmati sehari-hari. Penghutanan kembali secara bertahap meningkatkan fungsi konservasi air, fungsi penahan longsor ditingkatkan terutama area di seberang sepanjang Gedung Babel II dan Gedung Timah I (Gambar 2), dan peningkatan fungsi habitat sekurang-kurangnya 2 populasi primata yakni kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan lutung (Trachypithecus cristatus).









Gambar 2. Bagian jalan yang retak





Kita berharap peningkatan kualitas hutan tersebut ke depan akan menjadi area singgah dari primata lain, beruk (Macaca nemestrina) dan ikon provinsi - mentilin (Cephalopachus bancanus bancanus). Kedua populasi primata yang disebut pertama merupakan sebagian aset alam universitas yang luar biasa, sedikit kampus universitas lain di Indonesia yang memilikinya. Di samping itu terdapat kekayaan reptil dan burung.





Pembangunan yang tidak terelakkan di area dekat FPPB telah sedikit banyak menghambat pergerakan harian kedua populasi primata dari bagian Taman Konservasi di depan Gedung Teladan (D) dan hutan di samping Gedung Teladan (D). Jika manusia tidak ada, di waktu pagi dan menjelang petang, populasi primata (tidak pernah terlihat dua jenis bersamaan) menyeberang hutan melalui jalan beraspal, garis hitam (Gambar 1). Tidak berlebihan, jika di tahun-tahun mendatang, dibuatkan jembatan primata untuk menghubungkan dua hutan tersebut (Gambar 3). Mungkin sekurang-kurangnya rambu lalu lintas animal crossing, dan kita bisa memberikan gambar jenis primata, atau di area yang lain dengan gambar biawak (Varanus salvator).









Gambar 3. Area penyeberangan lutung dan kera ekor panjang; contoh rambu (internet)





Safety dan IPAL





Peningkatan safety di laboratorium (Laboratorium di FT dan FPPB) karena pemakaian bahan beracun, korosif, dan mudah terbakar juga akan meningkatkan kepercayaan publik, dan pada saatnya mendukung akreditasi program studi dan universitas. Tentu safety di dalam gedung akan dilanjutkan dengan IPAL terutama dari laboratorium kimia dan biologi, di samping IPAL dan daur ulang dari pembuangan air kantor dan gedung. Bak-bak kontrol dan saluran air akan mengurangi potensi genangan, longsor dan banjir.





Beberapa Titik Kumpul yang ada akan lebih bermanfaat dengan simulasi Evakuasi keadaan kebakaran atau sebab lain di waktu mendatang. Tentu secara bertahap ke depannya, keberadaan alat pemadam kebakaran dan sirene terus ditambah. Mengandaikan semakin berkembangnya kampus di tahun-tahun mendatang, dimana pembelajaran offline sudah kembali, dan masa pembelajaran yang juga mempergunakan petang hari, safety keamanan individu akan diperlukan kemudian. Seperti di beberapa perguruan tinggi besar dalam dan luar negeri, ada pos komunikasi darurat bagi pelapor ke bagian pos pengamanan.





TPA Sementara





Bersyukur kampus telah memiliki area tempat pembuangan sampah sementara (TPA-S), yang kedepan terus dikembangkan untuk memudahkan unloading dan loading, yang disertai dengan area daur ulang sehingga kampus menjadi semakin ramah lingkungan. Lokasi TPA-S ini tentu akan menambah bentuk pendidikan dan pengabdian bagi sivitas akademika, dan berpeluang menjadi spot edukasi bagi pelajar dan masyarakat. Jika memungkinkan sebagian menjadi bahan kompos bagi pemupukan tanaman.





Keberadaan wadah sampah daur ulang untuk botol dan gelas plastik juga bisa menjadi salah satu upaya peningkatan kesadaran lingkungan bagi sivitas. Akan baik jika pemasangan 3 tempat sampah plastic bewarna merah, kuning, dan hijau, di beberapa titik di kampus, akan berfungsi dengan baik. Selain lebih bersih, dan ramah lingkungan, komitmen ini juga berdampak ekonomi bagi pelanjut proses daur ulang. Jika suatu saat kampus sudah berkembang, daur ulang sampah kertas kantor yang telah dicacah (shredded) akan memudahkan daur ulang, di samping keamanan isi dokumen sangat terjaga.





Arboretum





Arboretum dapat diartikan bebas sebagai kebun pohon-pohonan, habitus pohon. Arboretum UBB seluas 5 Ha berawal dari surat perjanjian kerjasama antara FPPB dengan BPTH Sumatera tahun 2012 (Gambar 4), yang saat ini telah melewati batas waktu serah terima terhitung 5 tahun sejak ditandatangani. Bersyukur, dengan izin Fakultas, arboretum dimanfaatkan pada beberapa matakuliah, yakni Biokonservasi, Ekologi Tumbuhan, dan Pengenalan Keanekaragaman Hayati. Arboretum memiliki arti penting bagi kampus untuk menambah perannya dalam konservasi jenis pohon lokal, edukasi keanekaragaman hayati bagi sivitas akademika dan masyarakat luas, mempertahankan ruang terbuka hijau. Pengelolaan yang lebih baik, termasuk pemetaan yang lebih akurat tentu akan meningkatkan daya tarik peminat botani, dan eduwisatawan.









Gambar 4. Area arboretum dari digitasi praktikum 2019





Herbarium Bangka Belitungense









Gambar 5. Herbarium, xylarium, dan lemari koleksi dan tumpukan herbarium





Herbarium Bangka Belitungense (HBB) telah didaftarkan di Index Herbariorum Indonesianum tahun 2019. HBB yang dirintis sejak 2007 menyimpan koleksi spesimen terutama dari mahasiswa dan dosen Prodi Biologi. Bersyukur bahwa curator dan personalia telah diterbitkan oleh Fakultas tahun 2019. Herbarium menjadi salah satu referensi bagi peneliti atau mahasiswa yang meneliti di bidang botani. Dari data base sementara, koleksi tumbuhan berbunga (Spermatophyta) tercatat lebih dari 1200 jenis dari lebih dari 4000 spesimen, dengan data terawal tahun 2004 dari kegiatan penelitian STIPER Bangka. Masih dalam jumlah yang kecil, herbarium telah melayani kebutuhan beberapa mahasiswa luar UBB, dan peneliti dari luar UBB. Tentu diharapkan layanan kepada sivitas dan masyarakat luar terus berkembang di masa mendatang. Di tahun 2019 dengan sumber dana RKAKL UBB, telah diselenggarakan satu kali Workshop Pengelolaan Herbarium dengan narasumber Prof. Dr. Ramadhanil Pitopang, M.Si. dari Herbarium Celebense, Universitas Tadulako, dan sebagian besar diikuti oleh mahasiswa dan dosen Biologi dan beberapa guru sains sekolah menengah di Bangka dan Pangkalpinang. Diharapkan ke depan, HBB akan menerima lebih banyak lagi koleksi dari siapa saja, baik perorangan maupun institusi, termasuk koleksi dari luar Bangka Belitung, Indonesia, dan luar negeri. Koleksi herbarium akan terus bertambah terutama dengan partisipasi dosen dan alumni Prodi Biologi dan Prodi lain di FPPB. Mulai tahun 2020, koleksi xylarium (potongan kayu) telah dimulai. Tidak berlebihan dengan dukungan peningkatan sarana dan digitasi koleksi dari universitas, jika di tahun-tahun mendatang HBB menjadi aset universitas bagi pengembangan konservasi dan mendukung sektor pertanian dan kehutanan di provinsi, dan mungkin bermanfaat manakala ada kebutuhan Program Studi Kehutanan di provinsi di tahun-tahun mendatang.









Afirmasi





Jika saja memungkinkan, afirmasi penelitian dan / atau pengabdian akan sangat membantu mempercepat memperoleh data dan masukan pemikiran sebagai pengayaan pemikiran terhadap pengelolaan beberapa aset alam kampus lebih baik. Dapat disebut keperluan bantuan pemikiran, seperti evaluasi pertumbuhan tanaman di beberapa area taman, digitasi koleksi herbarium, evaluasi kebun anggrek, dan evaluasi area dan pengelolaan penangkaran rusa, yang sedikit banyak menjadi hiburan bagi sebagian masyarakat sekitar kampus (Gambar 6). Beberapa dosen dan mahasiswa dari beberapa program studi terkait dapat ikut ambil bagian. Kita memaklumi bahwa terutama waktu dan fokus pemikiran, di samping tentunya imbalan beban kerja di laporan kinerja, dan imbalan materiil. Di samping itu, semacam bagian khusus untuk mengelola pertamanan, kebun, hutan dan aset alam kampus lainnya tampaknya perlu sehingga memudahkan personil fokus pada beberapa hal tersebut.









Gambar 6. Penangkaran rusa dengan pengunjung







UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi