+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
02 Oktober 2021 | 02:01:58 WIB


MoU dengan Mongabay Indonesia, Rektor UBB: Sekitar 40% Dosen UBB Memfokuskan Kajian ke Isu-isu Lingkungan


Merawang, UBB— Isu-isu lingkungan memang harus sudah menjadi fokus kajian para intelektual di disiplin ilmu apa pun. Mengingat masalah lingkungan adalah salah satu masalah yang serius bagi kehidupan umat manusia di era kontemporer ini.

Kegiatan ataupun aktivitas usaha manusia di era ini hampir semuanya menyimpan resiko terhadap degradasi lingkungan, jika tidak secara serius diantisipasi. Mulai dari kegiatan pertambangan, deforestasi demi pembukaan perkebunan kelapa sawit yang masif, industri makanan modern yang boros terhadap penggunaan plastik, dan lain sebagainya.

Argumentasi berikut selaras dengan ungkapan atau gagasan dari Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB), Dr. Ibrahim, M.Si. saat memberikan sambutan pada kegiatan penandatangan MoU dengan Mongabay Indonesia yang kemudian dilanjutkan dengan Seminar “Jurnalisme Lingkungan”, pada Kamis, 30 Oktober 2021 di Balai Besar Peradaban, Gedung Rektorat UBB.

“Isu-isu lingkungan menjadi salah satu kajian utama para Civitas Akademika UBB. Sekitar 40% dosen UBB fokus studinya adalah bidang lingkungan, entah dilihat dari persepektif Ilmu Ekonomi, dilihat dari persepektif Teknik, perspektif Sosiologi, atau perspektif Hukum,” ucap Ibrahim dihadapan tim Mongabay Indonesia, para Wakil Rektor UBB dan mahasiswa perwakilan Ormawa yang hadir sebagai peserta di kegiatan ini.

“Sistem Neo Kapitalis yang membuka ruang lebih bebas dan mudah untuk para pengusaha dalam berinvestasi dan membangun perkebunan secara massif menggantikan hutan-hutan, juga mengoperasikan pertambangan, tidak jarang menyebabkan yang namnya agresi terhadap lingkungan. Oleh karenanya, kajian dengan perspektif yang pro terhadap green ekonomi dan green ekologis perlu diseriusi oleh para civitas akademika di UBB,” tambah Ibrahim.

 

 

Dalam memandang eksistensi Mongabay Indonesia selama ini, Dr. Ibrahim, M.Si. berpandangan bahwa, Mongabay telah mengambil peran untuk mendorong ekstraksi yang barangkali bersifat green ekonomi, dan  green ekologis dengan cara menulis.

Mongabay sendiri memang dikenal sebagai NGO yang aktif mengandalkan media online untuk menditribusikan hasil kajian dan kritikan terhadap isu-isu lingkungan, baik di tingkat Lokal, Nasional dan Internasional.

Dr. Ritzky R. Sigit yang merupakan Head Operation Mongabay Indonesia yang juga betindak sebagai narasumber dalam sesi seminar “Jurnalisme Lingkungan”  menegaskan, bahwa kerja sama ini adalah awal bagi Mongabay untuk mendorong agar publikasi ilmiah mengenai lingkungan yang dihasilkan para Civitas Akademika UBB bisa direproduksi menjadi tulisan  Sains Populer.

“Tujuannya adalah agar tulisan-tulisan tersebut bias menjangkau audiens yang lebih besar dan luas,”pungkas Dr. Ritzky R. Sigit. (hz/humas)

 



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi