UBB ON The Road
Universitas Bangka Belitung On The Road
UBB On The Road
Universitas Bangka Belitung On The Road
21 Juli 2008 | 04:00:19 WIB
Racun Arsenik Mengancam Perairan Timur Sumatra
Seperti dilansir AP, para peneliti menggunakan teknik digitalisasi inovatif dengan memanfaatkan ilmu geologi, geografi dan kimia tanah, untuk menyusun "peta probabilitas" konsentrasi arsenik di lima negara Asia Tenggara dan Bangladesh.
Pembuatan peta ini dimaksudkan sebagai panduan penting bagi organisasi pemerhati kesehatan, perencana tata kota dan ahli pengairan yang mengkhawatirkan konsentrasi racun arsenik dalam suplai air tanah tetapi mereka tak punya banyak dana untuk melakukan analisis sampel air tanah dalam skala besar.
Dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience, penelitian ini mengombinasikans sejumlah metode untuk menyusul model probabilitas peta kandungan arsenik. Metode itu termasuk informasi tentang lapisan tanah atau sedimen yang tekstur bahan kimia atau bakterinya dapat menghasilkan arsenik dari bijih besi lokal sehingga mengkontaminasi deposit batuan. Metode ini juga dapat menentukan kandungan arsenik pada daerah rata dan topografi dataran rendah. Kontaminasi arsenik memang jarang ditemukan pada daerah berlereng.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah membuat ketentuan ambang batas arsenik yakni 0,01 milligram dalam satu liter air minum. Riset ini telah memprediksi bahwa di Bangladesh — negara dengan kontaminasi arsenik tertinggi di dunia — risiko kontaminasi terparah berada di wilayah selatan-tengah dan timur laut sungai Sylhet. Prediksi ini selaras dengan hasil pengujian sampel air tanah yang diambil dari berbagai sumber air di Bangladesh.
Model komputer itu menyebutkan sekitar 100.000 kilometer persegi (38.600 mil persegi) di wilayah timur Pulau Sumatra berisiko tinggi dan rentan mengalami kontaminasi melebihi ambang batas yang disyaratkan WHO. Prediksi ini juga dibenarkan dan dibuktikan dengan contoh air dari sebuah wilayah di Sumatra yang dipertimbangkan memiliki risiko tinggi dan dari deposit batuan berisiko rendah.
Namun begitu, riset juga menyatakan bahwa kebanyakan sumber air di wilayah ini ternyata cukup dalam dan menarik air jauh di bawah sedimen yang memiliki risiko arsenik "Peta prediksi ini adalah alat yang berguna untuk mengidentifikasi daerah yang berisiko terjadi kontaminasi arsenik, namun memahami geologi lokal sebagai sebuah fungsi secara mendalam sangat penting untuk daerah tertentu," ungkap laporan penelitian tersebut.
Racun arsenik dalam air minum dapat membunuh dengan cara merusak sistem pencernaan. Peracunan sumur di Bangladesh merupakan masalah yang rumit di mana jutaan orang mengambil air minum dari sumur yang dibor melalui lapisan batu yang mengandung arsenik. Peracunan kronik, level rendah seperti di Bangladesh menyebabkan korbannya menderita kanker. (Source : Kompas)
Berdasarkan Definisi Racun Arsenik dari Wikipedia Online menyetakan bahwa : Racun Arsenik membunuh dengan merusak parah sistem pencernaan, yang menyebabkan shock dan kematian.
Roger Smith, Profesor Emeritus farmakologi dan toksikologi, Sekolah Medis Dartmouth, menyatakan kontaminasi arsenik alami dalam air merupakan masalah di sumur yang terdapat di Banglades dan New Hampshire. Peracunan sumur di Banglades merupakan masalah yang rumit; jutaan orang mengambil air minum dari sumur yang dibor melalui lapisan batu yang mengandung arsenik. Peracunan kronik, level rendah seperti di Banglades menyebabkan korbannya menderita kanker.
Ada teori yang mengatakan bahwa Napoleon Bonaparte menderita peracunan arsenik, dan sampel dari rambutnya menunjukkan level tinggi elemen tersebut. Tetapi, tidak berarti peracunan yang dilakukan oleh musuh Napoleon; tembaga arsenat banyak digunakan sebagai pigmen dalam kertas tembok, pelepasan mikrobiologi arsenik ke lingkungan sekitar dapat terjadi. Dengan ketiadaan kertas tembok yang asli dan jelas, dan juga banyak tempat yang dilalui olehnya menyebabkan kasus ini tidak dapat terpecahkan dengan pasti.
Arsenik banyak digunakan dalam bidang medis sejak berabad-abad, dan digunakan dengan luas dalam perawatan sifilis sebelum ditemukannya penisilin; lalu diganti dengan pengobatan lain seperti obat sulfa dan kemudian antibiotik. Arsenik merupakan bahan dalam banyak tonik, dan dalam era Viktoria, beberapa wanita memakan campuran cuka, kapur dan arsenik untuk memutihkan kulit mereka.
Beberapa abad lalu, arsenik digunakan sebagai racun dalam pembunuhan ketika ditaruh dalam makanan. Batangan perak dapat digunakan untuk mengetes keberadaan arsenik; bila batangan tersebut berubah menjadi hitam ketika dimasukkan ke dalam makanan, berarti makanan tersebut mengandung arsenik.
Kasus terakhir peracunan arsenik adalah Clare Booth Luce, Duta Besar Amerika di Italia pada saat Perang dunia II; dia menderita fisikal dan psikologikal sampai peracunan arsenik ditemukan, dan sumbernya adalah cat tua langit-langit kamarnya. Dia tidak mati oleh peracunan ini. Kasus di Indonesia adalah peracunan aktivis HAM Indonesia Munir, SH pada 7 September 2004. (Wikipedia)
UBB On The Road
HIMAKUATIK UBB Gelar BIna Desa dengan Program PIKNIK (Pendidikan Akuaponik) di Pulau Panjang, Bangka Selatan
Dosen Manajemen FE UBB Bekali Pelatihan Pembukuan Sederhana Kepada Pelaku UMKM di Belitung
Dosen Akuakultur Kenalkan Teknologi Sederhana Budidaya Teripang Pasir Melalui Sistem Pen Culture
Dosen Manajemen FE UBB Dukung Pelaku UMKM dengan Kewirausahaan Digital
Rektor UBB: Riset, Inovasi dan Tanggung Jawab Tri Dharma Perguruan Tinggi
Dosen FPPB UBB Berikan Pendampingan Usaha Udang Vaname dan Bebek Petelor dengan Manfaatkan Lahan Perkarangan
Dosen Fakultas Ekonomi UBB Beri Pelatihan Kewirausahaan Sederhana di Panti Asuhan, Belitung Timur
Dosen Program Studi Ekonomi UBB Lakukan Ini untuk Berdayakan Pelaku UMKM di Desa Mapur
Dosen UBB Sosialisasikan Etika Berbisnis Sesuai dengan Nilai Pancasila dan Agama
Rektor UBB Hadir di Tengah Masyarakat Air Jukung, Belinyu
Mahasiswa KKNT UBB Bantu Warga Simpang Rimba Bangun dan Promosikan Spot Wisata
Berita UBB
UBB Ajak Milenial dan Gen Z Harus Cerdas di Era Keterbukaan Publik
Mahasiswa Sastra Inggris UBB Pentaskan Drama di Depan Pimpinan
UBB Adakan Bimbingan Konseling Mahasiswa dengan Tema ”Mental Health Issues”
Tiga Ormawa UBB Terima Bantuan PPK-Ormawa Kemdikbudristek Tahun 2022
SMAN 1 Simpang Teritip Kunjungi UBB
Pansel PPKS Adakan Sosialisasi Calon SATGAS PPKS di Lingkungan UBB
UBB Perspectives
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi
Hybrid Learning dan Skenario Terbaik
NEGARA HARUS HADIR DALAM PERLINDUNGAN EKOLOGI LINGKUNGAN
Mental, Moral dan Intelektual: Menakar Muatan Visi UBB dalam Perspektif Filsafat Pierre Bourdieu
PEMBELAJARAN TATAP MUKA DAN KESIAPAN
Edukasi Kepemimpinan Milenial versus Disintegrasi
Membangun Kepemimpinan Pendidikan di Bangka Belitung Berbasis 9 Elemen Kewarganegaraan Digital